Gempa Bumi
Sumber Gempa di Indonesia 13 Segmen Megathrust dan 295 Sesar Aktif, Waspadai Zona Seismic Gap
Tercatat sumber gempa di Indonesia sangat banyak, yaitu 13 segmen megathrust dan lebih dari 295 segmen sesar aktif
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pada tahun 2020, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terdapat kejadian gempa yamg terjadi mencapai 8.264 kali gempa.
Ternyata jumlah ini menurun dibanding kejadian gempa di tahun 2019 yang mencapai 11.515 kali gempa.
Melihat jumlah kejadian gempa tersebut, mengingatkan kembali kepada masyarakat untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya gempa termasuk tsunami yang dapat menyertainya.
Baca juga: Ingat! Saat Terjadi Gempa Bumi Jangan Buru-buru Lari ke Arah Pintu dan Tangga, Ini Alasannya
Begitu juga untuk tahun ini, dikutip dari Kontan.id, Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dr. Daryono mengatakan tahun 2021 wilayah Indonesia masih tetap aktif gempa.
Menurut Daryono, dari data yang dihimpunnya mencatat rata-rata kegempaan dalam setahun terjadi sebanyak 6.000 kali.
Ini disebut wajar karena sumber gempa di Tanah Air sangat banyak, yaitu 13 segmen megathrust dan lebih dari 295 segmen sesar aktif.
“Kita perlu mewaspadai zona seismic gap, seperti zona subduksi Mentawai, selatan Banten-Selat Sunda, selatan Bali, Lempeng Laut Maluku, Lempeng Laut Filipina dan Tunjaman Utara Papua,” ujar Daryono, Selasa (29/12).
Ia menambahkan bahwa zona seismic gap lain yang perlu diwaspadai yaitu zona sesar Lembang, segmen Aceh, segmen Matano dan Sesar Sorong.
Baca juga: Petunjuk Aman Menyelamatkan Diri Saat Gempa, Hindari Berdiri Dekat Objek-objek Seperti Ini
Kewaspadaan menjadi titik berat mengingat potensi bahaya yang dapat mengakibatkan jatuhnya korban masyarakat dan kerusakan infrastruktur.
Di sisi lain, Daryono menyampaikan bahwa masyarakat diharapkan selalu waspada terhadap bahaya gempa bumi karena berdasarkan catatan katalog gempa merusak tidak harus berkekuatan besar (M>6,0) tetapi gempa dangkal berkekuatan 4,0 - 5,0 dapat merusak.
“Sebagai upaya mitigasi, membangun rumah tahan gempa di daerah rawan gempa adalah solusi utama dalam mengurangi bahaya dan risiko bencana gempa bumi,” lanjutnya.
Ia mengatakan, selalu mewaspadai gempa berpotensi tsunami karena berdasarkan statistik setiap dua tahun sekali di wilayah Indonesia terjadi gempa berpotensi tsunami.
Daryono menambahkan bahwa pada tahun 2020 ini tidak terjadi gempa berpotensi tsunami.
“Sebagai langkah antisipasi masyarakat pesisir rawan tsunami wajib memahami konsep evakuasi mandiri.” imbuhnya.
Baca juga: Pemain Incaran Persib Terungkap, Robert Alberts Sebut Satu Nama, Bilang Si Pemain Juga Ingin Gabung
Dalam penjelasan kegempaan sepanjang 2020, Daryono menyampaikan bahwa gempa dengan kekuatan lebih dari M5.0 sebanyak 244 kali, sedangkan kurang dari M5.0 sebanyak 8.020 kali.