Jalur Tengah Selatan Jabar Akan Dibangun, Ini Daerah yang Dilalui, dari Sagaranten Hingga Kertahayu
Ini daerah-daerah yang dilalui Jalur Selatan Jawa Barat. Jalan ini akan memangkas waktu tempuh dan jarak.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pembangunan Jalur Tengah Selatan Jawa Barat yang menghubungkan Sukabumi-Bandung-Ciamis akan memotong waktu tempuh warga dari selatan Jabar menuju kawasan yang lebih barat atau timur sampai lebih dari 50 persen.
Selama ini diketahui, jalur utama yang menghubungkan barat dan timur di bagian selatan Jabar hanya Jalur Nasional Sukabumi-Bandung-Banjar, dan Jalur Pantai Selatan Jabar Sukabumi-Pangandaran.
Dengan demikian, warga di Selatan jabar hanya memiliki dua opsi jalur tersebut untuk bertransportasi ke arah barat atau timur.
Baca juga: Hari Pertama Ngantor Jadi Bupati Indramayu, Nina Sidak ke Sejumlah Kantor, Masih Ada ASN yang Telat
Baca juga: Kala Persib Bandung Disebut Berubah Jadi Hatur Nuhun FC, Ini Gara-garanya
Padahal jarak antara kedua jalur tersebut mencapai sekitar 100 kilometer.
Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat, Koswara, mengatakan dengan Jalur Tengah Selatan Jabar, contohnya warga dari Pangalengan yang akan menuju Cikajang, nantinya tidak usah mengambil jalur memutar ke arah Kota Bandung atau Pantai Selatan Jabar terlebih dulu.
"Kemudian kalau dari Pangalengan mau ke arah barat misalkan ke Tanggeung (Cianjur) itu kan biasanya harus muter dulu ke arah pantai, baru ke utara lagi atau ke jalur negara yang Bandung-Cianjur, baru ke selatan. Dengan jalur ini, di wilayah-wilayah di tengah selatan ini akan terkoneksi, memotong jarak tempuhnya cukup banyak bisa 50 persennya, yang asalnya 200 kilometer menjadi 90 kilometer saja," kata Koswara di Bandung, Senin (1/3/2021).
Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Barat, Jalur Tengah Selatan Jabar terdiri atas dua koridor yang bersambung.
Pertama adalah koridor barat, yakni dari mulai Lengkong di Sukabumi, menyambung ke Sagaranten, Tanggeung, Cipelah, dan Rancabali.
Kemudian koridor timur, dari Rancabali di Kabupaten Bandung dilanjutkan ke Ciwidey, Pangalengan, Cikajang, Bantarkalong, dan akhirnya Kertahayu di Ciamis.
Panjang koridor barat mencapai 110,06 kilometer, sedangkan panjang koridor timur mencapai 211,20 kilometer. Keseluruhan panjang jalur ini adalah 321,26 kilometer.
Feasibility Study jalur ini sudah dilaksanakan pada 2014, kemudian KA Amdal sudah terbit pada 2016, Desain Awal diluncurkan pada 2019, kemudian menuju Detail Engineering Design dan Dokumen Lingkungan.
"Kemudian tahun 2019 kami matangkan lagi, kemudian pada 2021 kami bikin pradesain. Konsep pembangunannya adalah melebarkan jalan-jalan kabupaten dan jalan desa yang masuk dalam trase, ke dalam standarnya Jalan Provinsi, jadi jalur baru, membuat koridor baru," katanya.
Pengerasan Jalan Provinsi sendiri, katanya, memiliki standar lebar 6 meter. Jalan-jalan kabupaten dan kota serta desa ini akan dilebarkan seperti jalan provinsi yang sudah ada.
"Kami proposal teknis sudah, dan lagi meminta rekomendasi dari Kementerian PUPR. Jadi ini jalur tengah selatan itu untuk memotong jarak tempuh, terutama daerah-daerah yang ada di tengah selatan Jawa Barat," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama pemerintah kabupaten dan kota di kawasan selatan Jawa Barat tengah menyempurnakan rencana pembangunan Jalur Tengah Selatan Jawa Barat, dan sudah mengajukannya kepada Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi serta Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Barat, Ferry Sofwan Arif, mengatakan rencananya Jalur Tengah Selatan Jabar akan membentang sepanjang 321,26 kilometer, dengan posisi membentang dari barat ke timur, di antara Jalur Tengah Jabar dan Jalur Pantai Selatan Jabar.
"Ini sedang ada proses yang perlu dilakukan oleh Pemprov Jabar dengan sejumlah pemerintah kabupaten kota," kata Ferry saat dihubungi melalui ponsel, Minggu (28/2/2021).
Dasar pemikiran pembangunan Jalur Tengah Selatan Jabar ini, katanya, adalah karena di Jawa Barat bagian selatan sudah ada Jalur Pantai Selatan, kemudian di jalur yang paling tengahnya adalah Jalur Tengah yang lama, yakni jalur Sukabumi-Bandung-Banjar.
"Tetapi, jarak antara Jalur Pantai Selatan dengan Jalur Tengah itu hampir antara 75 kilometer sampai 100 kilometer jaraknya. Jadi masyarakat yang di jalur tengah ini mau ke Jalur Tengahnya jauh, mau ke Jalur Selatannya jauh. Dari situ awalnya untuk membangun Jalur Tengah Selatan," katanya.
Jalur baru ini, katanya, bertujuan mempermudah masyarakat mengakses kawasan tengah dan selatan Jabar, di antaranya untuk perekonomian, pendidikan, dan kesehatan.
Contohnya, untuk mengakses Rumah Sakit Jampangkulon dan Pameungpeuk.
"Inilah dasar hal tersebut diajukan awalnya kepada Menkomarves, kemudian didorong menjadi usulan Pemprov Jabar dalam rapat kemarin Rabu. Saat rapat koordinasi Gubernur melalui Bappenas, diajukan juga ke Bappenas," katanya.
Ferry mengatakan dari Kabupaten Sukabumi sampai Kabupaten Ciamis atau dekat Kota Banjar, panjang jalur ini sekitar 321 kilometer. Harapannya adalah kalau APBN bisa mendanai pembangunan ini, Pemprov Jabar dan pemerintah kabupaten kota tidak akan terlalu berat membiayai pembangunannya.
"Untuk membangunnya, jadi jalan eksisting yang sudah ada itu ada sebagian kecil jalan provinsi, sebagian jalan kabupaten kota, dan banyaknya adalah jalan desa. Sehingga ada ketentuan untuk jalan provinsi dari sisi lebar jalan, daerah milik jalan, itu ada ketentuan. Maka harus diperlebar jalan desa ini," katanya.
Mengenai detail luas lahan yang dibebaskan dan rute terbaiknya, katanya, masih dibahas. Pihaknya masih menerima masukan dari pemerintah kabupaten dan kota, serta desa yang akan dilalui jalur tersebut.
"Baru tahap-tahap awal kita rapatnya. Untuk detailnya teman-teman kabupaten dan kota kita ajak bersama-sama dengan lebih rinci membahas, fasilitas umum tang terkena, pembebasan lahan atau rumah yang terkena," ujarnya.
Ferry mengatakan berdasarkan perkiraan kasar, pembangunan jalan ini memakan anggaran lebih dari Rp 3 triliun, belum termasuk pembebasan lahan. Pihaknya pun meminta pemerintah kabupaten dan kota yang terkait untuk sama-sama mempersiapkan diri kalau APBN 2022 bisa mendanai proyek tersebut.
"Mungkin paling tidak harapan kami sesuai dengan masa kerja Pak Gubernur, harapnya 2023 sudah ada pekerjaan dulu, bukan hanya penyiapan diri atau pengukuran saja, tapi dengan 321 kilometer seperti itu kami akan merencanakan lebih detail lagi untuk fisiknya berapa persen, ini yang sedang dibahas bersama," katanya.
Tidak usah tidak usah menunggu selesai semuanya dikerjakan, katanya, yang penting pembangunan ini dilakukan bertahap. Hal ini sama seperti pembangunan Jalur Pantai Selatan Jabar yang menghubungkan Sukabumi-Pangandaran, yang juga dibangun bertahap.
"Kalau sudah diakses oleh pemerintah pusat melalui Bappenas dan Kemenkomarves, ada kepastian bagi Provinsi Jabar bahwa APBN akan turun, ini yang paling penting. Poin pentingnya adalah konsen dan perhatian pemerintah pusat, kabupaten kota, dan provinsi di Jalur Tengah Selatan ini," katanya.
Ferry memperkirakan jalur ini akan dimulai dari Palabuhanratu di Kabupaten Sukabumi, kemudian menuju pertengahan Surade, menuju pertengahan Cidaun-Cianjur, kemudian melewati Ciwidey dan Pangalengan, dilanjutkan ke Cikajang dan selatan Tasikmalaya, kemudian ke Ciamis, berdekatan dengan Kota Banjar.
"Jadi kecamatan yang dilaluinya memang bukan kecamatan yang selama ini kita ketahui ada jalurnya. Misalnya itu dari daerah Sukabumi atau daerah Cianjur, itu antara Cianjur dengan Cidaun, kemudian baru nyambung ke arah Ciwidey dan masuk ke wilayah Pangalengan, tapi bukan jalur yang ada sekarang, mungkin ada wilayah perkebunan dan sebagainya, dari Pangalengan nanti ke wilayah sekitar Cikajang, dari situ baru ke arah Tasikmalaya, masuk ke wilayah Kabupaten Pangandaran dan Ciamis, bukan jalur yang sudah ada," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memaparkan program strategis Rebana Metropolitan, Bandung Raya, sampai Jalur Tengah Selatan Jabar, di hadapan Menteri PPN/Bappenas RI.
Menurut Ridwan Kamil, Jabar selatan sudah mendapat atensi Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan oleh karena perlu ada intervensi infrastruktur dari pemerintah pusat agar tidak melulu menjadi kawasan terbelakang. Program yang sedang dikebut Pemprov Jabar untuk mengatasi semua masalah di Jabar selatan adalah pengembangan wilayah tengah Jabar.
“Oleh karena itu kami mohon pengembangan Jalur Tengah, pembangunan pelabuhan pariwisata dan food estate, mohon itu dijadikan prioritas,” katanya.