Kabar Seleb
Raihan dan Yusuf, Bocah Viral Karawang Hidup Menyedihkan, Ayahnya Sakit Jiwa, Kini Nasibnya Berubah
Ada dua bocah bersaudara yang viral dari Karawang. Mereka adalah Raihan dan Yusuf, hidupnya mereka menyedihkan.
Penulis: Widia Lestari | Editor: Hilda Rubiah
TRIBUNJABAR.ID - Ada dua bocah bersaudara yang viral dari Karawang. Mereka adalah Raihan dan Yusuf, hidupnya mereka menyedihkan.
Raihan adalah anak di bawah umur, adiknya pun masih kecil. Ia memiliki ayah, tetapi sakit jiwa.
Sementara itu, ibu dari bocah viral ini sudah meninggal dunia. Kehidupan mereka terekspos setelah Raihan mengalami peristiwa mengerikan.
Ia dihakimi massa sampai masuk ke rumah sakit. Hal ini disebabkan Raihan tepergok warga saat disuruh temannya untuk memanjat pagar.
Akibatnya, sang bocah dipukuli karena dikira maling. Kondisinya saat terbaring di rumah sakit pun memprihatinkan.
Kisah Raihan ini dibagikan anggota DPR RI Dedi Mulyadi melalui Instagram. Cerita bocah Karawang ini pun jadi viral di media sosial.
"Raihan ditinggalkan oleh ibunya karena meninggal sementara ayahnya sakit jiwa. Dia tinggal bersama saudaranya di Pangulah Selatan.
Dia mengalami peristiwa yang nahas, bersama kedua temannya dia memanjat pagar dan memasuki halaman sebuah warung.
Baca juga: Ibu Meninggal, Ayah Alami Gangguan Jiwa, Begini Nasib 2 Bocah Karawang yang Sempat Digebuki Warga
Baca juga: Ibu dan Anak Nekat Culik Bocah SD, Tuduh Orang Tua Korban Curi Emas Warisan Keluarga
Sang pemilik warung mengetahui hal itu. Kemudian, warga beramai-ramai memukulinya. Sehingga dia harus dirawat di rumah sakit untuk menjalani perawatan.
Saya mengetahui peristiwa ini melalui media sosial. Saya menjenguknya di RS Izza Cikampek dan menangani biaya pengobatannya.
Saya pun bertemu dengan Kapolsek Kotabaru untuk mengetahui duduk persoalannya.
Ada dua hal yang menjadi kesimpulan. Peristiwa pemanjatan pagar warung orang lain oleh Raihan dan teman-teman jelas salah. Pastilah orang akan menyangka mereka akan mencuri.
Kedua, warga yang memukuli Raihan pun keliru. Karena sebenarnya, cukup ditangkap dan dibawa ke Kantor Polisi.
Apalagi, Raihan adalah anak di bawah umur. Saya berharap dua hal ini segera ditangani oleh Polres Karawang Unit PPA
Tugas saya hanya satu, yakni usai Raihan menjalani pengobatan, dia akan menjalani rehabilitasi di Pesantren Cireok agar dia kembali menjadi anak yang baik," tulis Dedi Mulyadi.
Pada postingan selanjutnya, Dedi juga mengunggah momen saat ia berkunjung ke rumah Raihan.
Ia menemui adik Raihan dan ayah Raihan. Namun, kejadian tak terduga justru terjadi.
Ayah dari dua bocah viral Karawang itu justru sempat mengamuk. Obrolannya berakhir membuat Dedi Mulyadi ditampar sampai dua kali.
"Setelah meninggalkan mobil tenggelam di lokasi banjir, saya bergegas menuju rumah Raihan. Dia kini sudah keluar dari rumah sakit.
Saya memenuhi janji untuk membawa adiknya, Yusuf Fadhlillah untuk belajar di Pesantren Cireok.
Ayahnya, Pak Iwan sedang tidak ada di rumah. Kemudian, dia disusul oleh uwanya.
Baca juga: Bocah Meninggal Akibat Radiasi Hape, Disebut Kecanduan Game Online, Begini Kata Sang Paman
Baca juga: Bocah Meninggal Akibat Radiasi Hape, Disebut Kecanduan Game Online, Begini Kata Sang Paman
Entah mengapa, tiba-tiba saja Pak Iwan marah-marah, wajahnya penuh dengan emosi dan hampir memukul Uwa Raihan dan Yusuf.
Saya mencoba menenangkan Pak Iwan agar Yusuf bisa berbicara baik-baik meminta izin tinggal di Pesantren. Saat itulah, tangan Pak Iwan memukul saya dua kali.
Saya tetap tersenyum karena dia melakukan itu tanpa kesadaran. Suatu saat, saya akan membawanya untuk diobati.
Yusuf kini menjadi santri di Cireok dan menjadi teman Caswara, Agis, Fikri, Iqbal dan lainnya. Semoga mereka tumbuh menjadi anak yang saleh. Tak ada perjuangan tanpa resiko.
Mobil tenggelam dan ditampar dua kali adalah kenangan terindah yang saya nikmati kemarin. Selamat beraktivitas," tulis Dedi Mulyadi.
Kini, nasib dua bocah viral ini berubah. Mereka yang hidup menyedihkan di Karawang kini dibawa ke pesantren oleh Dedi Mulyadi.
"Kemarin saya menjemput Raihan, kakaknya Yusuf, dan masih anak dari Mang Iwan untuk nyantri di Pesantren Cireok.
Ragam cerita yang menyayat hati saya dengar langsung darinya sepanjang perjalanan menuju pesantren.
Mereka berdua ditinggalkan oleh ibunya sejak balita untuk tinggal bersama ayah yang mengalami gangguan jiwa.
Sebuah perjalanan yang sangat pedih untuk ukuran anak-anak. Setibanya di pesantren, saya bertemu dengan Caswara, Agis, Latif, Iqbal dan yang lainnya.
Mereka kini hidup bersama dalam satu pondok. Air mata saya sulit tertahan, saat Caswara saya peluk dengan tangan kanan dan Yusuf saya peluk dengan tangan kiri.
Saya merasa bersyukur karena diberikan jalan oleh Allah swt untuk menyelamatkan kehidupan mereka."