Ramadhan 1442 H

Bagaimana Jika Lupa Jumlah Utang Puasa? Berikut Penjelasannya Hukum Membayar Utang Puasa Ramadhan

Menjelang dekatnya waktu bulan Ramadhan, tak jarang kaum muslimin bertanya tentang puasa qadha atau membayar utang puasa Ramadhan tahun lalu. Berikut

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Seli Andina Miranti
Kolase Tribun Jabar/Pixabay.com
Ilustrasi lupa jumlah utang puasa (Kolase Tribun Jabar/Pixabay.com) 

TRIBUNJABAR.ID - Menjelang dekatnya waktu bulan Ramadhan, tak jarang kaum muslimin bertanya tentang puasa qadha atau membayar utang puasa Ramadhan tahun lalu.

Orang yang membayar utang puasa tak melaksanakan puasa karena halangan.

Seperti haid dan nifas untuk wanita, safar maupun udzhur dan sakit.

Kemudian jumlah hari puasa yang dilaksanakan maka akan diganti dengan jumlah hari yang sama.

Namun muncul pertanyaan, bagaimana jika lupa jumlah utang puasa dan bagaimana hukumnya?

Hukum Bermimpi Basah Ketika Puasa, Bikin Batal? Ini Penjelasan Ustaz Abdul Somad dan NU
Ilustrasi lupa jumlah utang puasa (Kolase Tribun Jabar/Pixabay.com)

Baca juga: Tanggal 27 Rajab Isra Miraj Sebentar Lagi, Baca Doa Ini Jelang Bulan Puasa Ramadhan Mohon Ampunan

Baca juga: Doa-doa Menyambut Bulan Ramadhan, Baca Doa agar Umur Panjang agar Raih Pahala di Bulan Ramadhan

Dilansir dari konsultasisyariah.com, Ustaz Ammi Nur Baits menjelaskan perkara jika lupa jumlah utang puasa Ramadhan tersebut.

Ustaz Ammi Nur Baits menjelaskan lupa jumlah utang puasa sama halnya lupa saat ibadah.

Seperti lupa rakaat ketika shalat, mengerjakan sudah tiga rakaat atau empat rakaat.

Maka dalam hal ini pilihlah jumlah yang lebih meyakinkan.

Kaidah dasar ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW terkait orang lupa rakaat ketika shalat.

Dijelaskan dalam hadis Abu Daud dishahihkan Al Albani.

إِذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاتِهِ فَلْيُلْقِ الشَّكَّ، وَلْيَبْنِ عَلَى الْيَقِينِ

“Apabila kalian ragu dalam shalat, hendaknya dia buang keraguannya dan dia ambil yang lebih meyakinkan….” (HR. Abu Daud 1024 dan dishahihkan Al-Albani).

Demikian pula orang yang lupa jumlah hari utang puasa.

Apakah sudah tujuh hari atau delapan hari. Maka ia pilih jumlah hari yang lebih berat untuk meyakinkannya.

Ustaz Ammi Nur Baits menjelaskan bila ia memilih yang lebih sedikit maka akan membuat ragu.

Berbeda ketika memilih yang lebih berat, maka jumlah hari itu pun tidak sia-sia.

Ustaz Ammi menyadur dari Imam Ibnu Qudamah yang mengatakan,

إذا كَثرَت الْفوائتُ عليهِ يتشاغلُ بالقضَاء… فَإِنْ لَمْ يَعْلَمْ قَدْرَ مَا عَلَيْهِ فَإِنَّهُ يُعِيدُ حَتَّى يَتَيَقَّنَ بَرَاءَةَ ذِمَّتِهِ

“Apabila tanggungan puasa sangat banyak, dia harus terus-menerus melakukan qadha….jika dia tidak tahu berapa jumlah hari yang menjadi kewajiban puasanya, maka dia harus mengulang-ulang qadha puasa, sampai dia yakin telah menggugurkan seluruh tanggungannya.”

Baca juga: Apa itu Bulan Ramadan? Berikut Pengertian dan Penjelasan Arti Katanya Lengkap dengan Keutamaannya

Baca juga: Definisi Puasa Ramadan Dijelaskan dalam Al Quran, Ini Ayat Dasar Puasa Ramadan, Jaminannya Surga

Lebih lanjut Ustaz Ammi Nur Baits menjelaskan hukum puasa qadha atau membayar utang puasa Ramadhan tersebut.

Menjawab hal ini, kaum muslim perlu diingatkan hukum membayar utang puasa Ramadhan merupakan wajib.

Kata Ustaz Ammi, hukum membayar utang puasa seperti kafarah sumpah atau nazar.

Seorang muslimin memiliki kewajiban membayar maupun menjaganya agar diingat.

Bila perlu jumlah hari utang puasa Ramadhan tersebut dicatat.

“Agar kita tidak dianggap telah melakukan tindakan menyia-nyiakan kewajiban agama, kurang peduli dengan aturan syariat, atau berpaling dari perintah Allah, Sang Maha Pencipta,” ujarnya.

Ustaz Ammi mengatakan Allah SWT mencela orang yang sibuk dengan urusan dunia, sementara ia lalai dalam hal akhirat.

Sebagiamana hal ini dijelaskan dalam Al Quran Surat Ar Rum : 7.

يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَ

Mereka mengetahui yang dzahir dari kehidupan dunia, namun dalam urusan akhirat, mereka lalai. (QS. Ar-Rum: 7).

Demikian, jangan sampai seseorang ingat piutang dalam bisnisnya, tapi ia lupa utang puasa.

Untuk menghindari hal-hal itu, maka dianjutkan pula bertaubat dan memohon ampun agar amalan yang dikerjakan diterima Allah SWT.

Membayar Utang Puasa Ramadhan dengan Puasa Qadha

Mengingat waktu puasa Ramadhan sebentar lagi, maka muslim dianjurkan segera membayar utang puasa tahun lalu tersebut.

Tentu, Anda dapat membayar utang puasa tersebut dengan melaksanakan puasa qadha atau puasa ganti.

Hukum membayar utang puasa Ramadhan ini wajib dibayar dengan cara puasa qadha.

Berikut ini TribunJabar.id himpun bacaan niat puasa qadha atau puasa ganti Ramadhan.

Bacaan niat puasa qadha

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءٍ فَرْضَ رَمَضَانً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu Shouma Ghodin ‘an qadaa’in Fardho Romadhoona Lillahi Ta’alaa

Artinya:

"Aku niat puasa esok hari karena mengganti fardhu Ramadhan karena Allah Ta’ala"

Tata Cara puasa qadha

Sebenarnya dalam pelaksanaannya tidak ada yang berbeda puasa qadha dengan puasa Ramadhan.

Karena puasa ganti, hanya bacaan niat saja yang berbeda.

Sebagaimana bacaan niat puasa qadha di atas.

Selebihnya, substansi dari pada pelaksanaanya adalah sama menahan makan dan minum atau nafsu.

Adapun berbuka puasa juga dilaksanakan setelah waktu matahari terbenam yakni waktu magrib.

Bacaan niat buka puasa qadha

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Allahumma Lakasumtu Wabika Aamantu Wa'alaa Rizqika Afthortu Birohmatika Yaa Arhamar Roohimiin.

Artinya:

"Ya Allah keranaMu aku berpuasa, dengan Mu aku beriman, kepadaMu aku berserah dan dengan rezekiMu aku berbuka (puasa), dengan rahmat MU, Ya Allah Tuhan Maha Pengasih."

Demikian utang puasa atau puasa qadha dilaksanakan sesuai hari yang tak terlaksana saat puasa Ramadhan.

Karena wajib dibayar, maka sebaiknya utamakan untuk melaksanakan puasa qadha.

Ilustrasi bulan puasa atau Ramadan 2020.
Ilustrasi - puasa qadha. (Pixabay)

Baca juga: Apa itu Bulan Ramadhan? Berikut Pengertian dan Penjelasan Arti Katanya Lengkap dengan Keutamaannya

Baca juga: Tanggal 27 Rajab Isra Miraj Sebentar Lagi, Baca Doa Ini Jelang Bulan Puasa Ramadhan Mohon Ampunan

Definisi Puasa Ramadhan

Setiap tahunnya umat muslim diwajibkan melaksanakan ibadah puasa Ramadan.

Mengingat setiap tahunnya dikerjakan, tak jarang kita penasaran dengan arti dan tujuan berpuasa sebulan penuh tersebut.

Tentu saja, umat muslim dapat mengetahui jawabannya sebagaimana dijelaskan dalam Al Quran.

Lantas, surat dan ayat berapa puasa Ramadan dijelaskan dalam Al Quran?

Perintah puasa Ramadan terkandung dalam Surat Al Baqarah ayat 183.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Demikian inilah ayat yang mendasari umat Islam yang beriman menjalankan ibadah puasa Ramadan.

Di sana juga sekaligus mengandung pengertian puasa Ramadan berikut tujuannya.

Tujuan puasa agar umat Islam menjadi Muslim yang bertakwa.

Untuk menjadi takwa seseorang harus melakukan pengorbanan lewat puasa tersebut.

Demikian definisi puasa Ramadan adalah menahan diri dari segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa.

Puasa artinya menahan diri dari rasa lapar dan dahaga serta dari perbuatan-perbuatan buruk yang dilarang.

Ibadah puasa Ramadan merupakan perintah langsung dari Allah SWT.

Berpuasa sebulan itu juga merupakan ibadah wajib sebagaimana tercantum dalam rukun Islam.

Ini artinya ibadah puasa juga merupakan pertanggungjawaban kepada Allah SWT.

Surat Al Baqarah ayat ke-183 dasar umat Islam menjalankan ibadah puasa sebulan di bulan Ramadhan.
Surat Al Baqarah ayat ke-183 dasar umat Islam menjalankan ibadah puasa sebulan di bulan Ramadhan. (Tribunjabar.id/Kisdiantoro)

Ibadah puasa menyangkut aspek hablum minallah, hubungannya kepada Allah SWT.

Karenanya puasa merupakan bentuk ketentuan Allah SWT yang harus dijalankan mukmin sebagai syariat Islam dengan tujuan meningkatkan ketakwaan.

Dalam ayat berikutnya Al Quran surat Al Baqarah ayat 185 dijelaskan tentang pelaksanaan puasa Ramadan tersebut.

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٍ مِّنَ ٱلْهُدَىٰ وَٱلْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ ٱللَّهُ بِكُمُ ٱلْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ ٱلْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا۟ ٱلْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا۟ ٱللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَىٰكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya:

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). 

Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. 

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.

Baca juga: Bacaan Doa-doa Menyambut Bulan Rajab 1442 H, Berdoa Umur Panjang agar Raih Pahala di Bulan Ramadhan

Baca juga: Doa-doa Nabi Daud AS & Amalannya yang Jarang Diketahui, Mohon Kemudahan & Meluluhkan Hati yang Keras

Demikian, adapula dijelaskan dalam Al Quran tentang orang-orang mendapat keringanan dalam menjalankan puasa Ramadan tersebut.

Allah SWT memberikan keringanan untuk golongan tertentu sehingga diperbolehkan tak berpuasa.

Dasar perintah ini terjandung dalam Surat Al Baqarah ayat 184.

أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ ۚ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

"(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barangsiapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.

Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberikan makan bagi seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui."

Baca juga: Doa-doa Mustajab Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS Memohon Agar Amalan Diterima di Sisi Allah SWT

Baca juga: Doa-doa Mustajab Nabi Musa AS Ketika Ditempa Ujian, Mohon Dimudahkan Urusan hingga Menjaga Perkataan

Lantas, apa jaminan menjalankan puasa Ramadan tersebut?

Sebagaimana dijelaskan di atas, berpuasa tak lain juga agar orang-orang beriman dan bertakwa.

Allah SWT mencintai orang-orang bertakwa.

Selain itu, Allah SWT juga memberikan keutamaan jaminan berpuasa Ramadan.

Dijelaskan dalam hadis bahwa jaminan di bulan puasa Ramadan salah satunya dibukakan pintu-pintu surga.

Pintu-pintu surga itu dibuka karenya ada banuak amal saleh yang dapat dikerjakan di bulan Ramadan.

Selain itu, sebaliknya pintu-pintu neraka ditutup oleh karenanya sedikitnya maksiat yang dilakukan orang-orang beriman.

Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadis, Rasulullah SAW bersabda,

“إذا جاء رمضان فتحت أبواب الجنة وغلقت أبواب النار، وصفدت الشياطين” رواه البخاري ومسلم واللفظ له

“Jika telah datang bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu” [Muttafaqun ‘alaihi]

Dalam riwayat hadis lain, Rasulullah SAW juga bersabda,

إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِرَمَضَانَ صُفِّدَتِ الشَّيَاطِيْنُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ. وَفُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ، وَيُنَادِي مُنَادٍ: يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ، وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ، وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنَ النَّارِ، وَ ذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ

“Apabila datang awal malam dari bulan Ramadhan, setan-setan dan jin-jin yang sangat jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup tidak ada satu pintupun yang terbuka, sedangkan pintu-pintu surga dibuka tidak ada satu pintupun yang ditutup. Dan seorang penyeru menyerukan:

‘Wahai orang yang menginginkan kebaikan kemarilah. Wahai orang-orang yang menginginkan kejelekan tahanlah.’ Dan Allah memiliki orang-orang yang dibebaskan dari neraka, yang demikian itu terjadi pada setiap malam.” (HR. At-Tirmidzi dalam Sunan-nya no. 682 dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya no. 1682, dihasankan Asy-Syaikh Albani rahimahullahu dalam Al-Misykat no. 1960)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved