Kini Warga Jadi Miliarder dan Borong Motor, Juli 2021 Desa Kawungsari Kuningan Hilang Terendam Waduk

Juli 2021, Desa Kawungsari tinggal kenangan. Desa tersebut akan terendam Waduk Kuningan.

Penulis: Ahmad Ripai | Editor: taufik ismail
Tribuncirebon.com/Ahmad Ripai
Suasana warga Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum, Kuningan, saat sawer warga yang membeli motor baru. 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNJABAR.ID, KUNINGAN - Rampungnya Waduk Kuningan untuk kebutuhan lahan pertanian dan kehidupan warga tidak hanya di nikmati di daerah di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Manfaat yang sama juga dirasakan di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.

Hal itu dikatakan Kepala Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum Kuningan, Kusto kepada wartawan di rumahnya, Jumat (19/2/2021).

Baca juga: Siapa Fredy Kusnadi yang Menjadi Tersangka Mafia Tanah, Ternyata Dia Pebisnis Kuliner

Baca juga: Mantan Personel Bongkar Interaksi Ayus dan Nissa Sabyan di Belakang Panggung, Tak Ada yang Menyangka

Baca juga: Mendadak Jadi Miliarder, Warga Satu Desa di Kuningan Borong Motor Besar, Sawer Tiap Beli Motor

Kusto mengatakan Waduk Kuningan rencananya akan beroperasi di bulan Juli 2021.

"Rencana kalau tidak molor itu di bulan Juli," katanya.

Pada bulan itu juga, kata Kusto, otomatis lahan dan bangunan rumah warga Desa Kawungsari terendam.

"Iya rencana kami pindahan bulan Juli ke perumahan yang disediakan pemerintah di Desa Sukarapih masih tetangga desa," ujarnya.

Kusto menambahkan, lokasi baru itu tetap berdiri Desa Kawungsari dengan perangkat dan aturan pemerintah desa seperti pada umumnya.

"Di lokasi pemukiman baru nanti, kami sudah melihat dan telah memetakan daerah. Seperti pembagian RT dengan berapa jumlah penduduk dan di sana ada sarana prasarana pelayanan seperti pemerintah desa di sini saja," ujarnya.

Adanya lahan baru sebagi lokasi permukiman, kata Kusto, ini semata memberikan ketenangan kepada warga yang terdampak pembangunan Waduk Kuningan.

"Iya, mudah-mudahan warga tenang dengan tempat baru. Sebab proses pemindahan akibat pembangunan Waduk Kuningan ini terjadi sejak tahun 2013 yang sering mendapat permasalahan," ujarnya.

Menyinggung soal permukiman yang diberikan pemerintah, kata Kusto, tempat tinggal di sana tidak permanen.

Karena pemerintah menetapkannya sebagai hak guna pakai saja.

"Iya, di sana kami hak guna pakai dan berharap pemerintah memberikan hak milik lahan dan bangunan itu secara permanen," katanya.

Warga Desa Kawungsari, Cibeureum, Cahyono (baju putih) yang membeli motor baru. Warga desa ini mendadak jadi miliarder karena terdampak pembangunan Waduk Kuningan.
Warga Desa Kawungsari, Cibeureum, Cahyono (baju putih) yang membeli motor baru. Warga desa ini mendadak jadi miliarder karena terdampak pembangunan Waduk Kuningan. (Tribuncirebon.com/Ahmad Ripai)

Mendapat Ganti Untung Warga Borong Motor

Warga desa di Kuningan ini mendadak jadi miliarder.

Hal itu setelah lahan dan bangunan rumah mereka kena gusuran alias dampak pembangunan mega proyek Waduk Kuningan.

Ada enam desa terdampak akibat pembangunan tersebut dan satu desa harus hijrah dan mencari lokasi baru berikut perangkat dan kantor desa.

Periswa bak di Tuban ini terjadi di Desa Kawungsari, Kecamatan Cibeureum.

Saat ditemui, Kades Kawungsari, Kusto mengatakan kejadian di Tuban itu sama persis dengan yang terjadi di daerahnya.

"Di sana (Tuban), warganya mendapat ganti untung dari PT Pertamina dan di sini kami juga sama dapat ganti untung dari pembangunan Waduk Kuningan," ucapnya saat mengawali perbincangan dengan Tribuncirebon.com, Jumat (19/2/2021).

Dampak pembangunan Waduk Kuningan, kata dia, ganti untung menyisakan sekitar 3 persen lagi.

"Ketiga persen itu dari bidang tanah milik warga yang belum dapat ganti untung dan alasan itu dari administrasi serta menunggu keuangannya dari pemerintah juga," ujarnya.

Sejak mendapat keuntungan bak ketiban durian, kata Kusto, warga banyak menggunakan uang itu untuk hal-hal konsumtif.

Ini bisa dibuktikan dengan pembelian unit mobil dan motor.

"Dalam setiap hari, ada 30 unit motor dengan berbeda merek itu dibeli warga kami. Mayoritas motor matic besar seperti NMax yang menjadi idola warga kami," ujarnya.

Melihat perilaku warga, kata dia, tentu menjadi suka dan duka.

Terlebih dengan program pemerintah yang memaksa warga dan pemerintah desa harus hengkang dari sini.

"Iya Kang, sukanya melihat warga senang bisa punya keinginan. Seperti ada yang beli motor, beli tanah, dan beli perhiasan dan lainnya.

Namun, dukanya juga bisa dibayangkan ketika kami harus pindah domisili dan ini dirasakan warga kami semua tanpa kecuali," ujarnya.

Total kendaraan baru, baik roda dua maupun roda empat, ia mengaku sudah ada sebanyak 300 unit kendaraan baru, motor hususnya.

Hal itu terbukti dengan satu keluarga atau satu rumah membeli lebih dari satu motor.

"Iya dalam satu rumah warga kami, motor baru itu ada yang dua, tiga atau lebih dari itu. Kejadian ini sudah berjalan dan pemberian ganti untung beberapa waktu lalu," kata Kusto.

Ia menambahkan jumlah Kepala Keluarga di desanya itu ada sekitar 300 KK.

"Iya jumlah KK di sini hanya tiga ratusan dan jumlah jiwa di sini ada sekitar 1300 an jiwa," ucapnya.

Baca juga: Pelaku Pembacokan Anak Kades di Sukabumi Akhirnya Terungkap, Ditangkap di Rumah, Ini Motifnya

Baca juga: Honor Penyapu Jalan dan Pengangkut Sampah di Subang Cuma Rp 39 Ribu, Sukwan Berharap Jadi PNS

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved