Gempa Bumi

Apa Itu Gempa Kembar? Ini Lima Gempa Kembar yang Pernah Terjadi di Indonesia

Beberapa waktu lalu terjadi gempa kembar di Pesisir Barat, Lampung. Kedua gempa itu  berkekuatan

Editor: Ichsan
Shutterstock/Kompas.com
Ilustrasi gempa 

TRIBUNJABAR.ID - Beberapa waktu lalu terjadi gempa kembar di Pesisir Barat, Lampung.

Kedua gempa itu  berkekuatan di atas 5,0. Dari satu gempa ke gempa kedua hanya berselang 12 menit.

Pusat gempanya pun berdekatan. Gempa kembar adalah gempa yang terjadi dua kali berturut-turut di lokasi yang berdekatan.

Yang pertama pusatnya di koordinat 6,81 LS, 103,30 BT atau 193 km barat daya Pesisir Barat, Lampung.

Lalu gempa kedua ada di titik 6,34 LS, 103,57 BT atau 134 km barat daya Pesisir Barat, Lampung.

Kedua gempa itu terjadi di kedalaman 10 kilometer.

Menurut catatan BMKG, gempa kembar serupa sebelumnya juga pernah terjadi di Indonesia.

Baca juga: Sudah Balap Liar Pakai Knalpot Bising Pula, 8 Orang Disergap Polisi di Sumedang

Ini lima gempa kembar yang pernah terjadi?

1. Gempa kembar Bengkulu pada 12 September 2007 magnitudo 8,4 dan pada 13 September 2007 magnitudo 7,8.

2. Gempa kembar Aceh 11 April 2011 magnitudo 8,6 pukul 15.38 WIB dan magnitudo 8,2 pukul 17.43 WIB.

3. Gempa kembar Bengkulu 19 Agustus 2020 magnitudo 6,8 pukul 5.23 WIB dan magnitudo 6,9 pukul 5.29.

4. Gempa kembar selatan Pangandaran 24 Agustus 2020 magnitudo 5,2 pukul 00.38 WIB dan magnitudo 5,0 pada pukul 00.54 WIB.

5. Gempa kembar selatan Lampung 13 Februari 2021 magnitudo 5,3 pukul 11.18.21 WIB dan magnitude 5,5 pada pukul 11.30.54 WIB.

Kepala Bidang Mitigasi Bencana Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, gempa tersebut disebabkan oleh picuan statis.

"Fenomena gempa kembar diduga akibat adanya pemicuan gempa yang bersifat statis (static stress transfer) dari gempa yang sudah terjadi sebelumnya," kata Daryono kepada Kompas.com, Senin (15/2/2021).

"Transfer tegangan statis ini berkurang secara cepat terhadap jarak, sehingga gempa kembar biasanya memiliki lokasi yang berdekatan," ujar dia.

Baca juga: Seminggu Direndam Banjir, Jumlah Pengungsi 206.604 Jiwa, Begini Kerusakan yang Terjadi di Indramayu

Menurut Daryono, pemicuan bersifat statis dapat terjadi pada peristiwa dua atau lebih gempa dengan sumber yang sangat berdekatan, seperti gempa Lombok 2018.

Selain faktor picuan statis, Daryono menyebutkan, gempa kembar kemungkinan terjadi karena faktor kebetulan.

Artinya, dua gempa yang terjadi memiliki masing-masing sumber gempa yang sama-sama "sudah matang", karena sudah lama mengalami akumulasi medan tegangan (stress) maksimum.

"Alhasil, terjadilah pelepasan atau rilis energi gempa secara hampir bersamaan dengan lokasi sumber yang relatif berdekatan," kata Daryono.

Ia mengatakan, gempa kembar tersebut perlu diwaspadai masyarakat.

Sebab, akan ada potensi sangat merusak jika gempa itu berkekuatan besar dan episentrumnya dekat dengan permukiman.

Jika gempa kembar berkekuatan besar terjadi di laut dengan kedalaman dangkal, maka hal itu dapat memicu terjadinya tsunami seperti di Bengkulu pada 2007 silam.

Sementara itu, hasil monitoring BMKG menunjukkan bahwa zona gempa di Samudra Hindia selatan Bengkulu dan Lampung memang sedang terjadi peningkatan aktivitas gempa selama 6 bulan terakhir.

Gempa signifikan dengan magnitudo di atas 5,0 sudah terjadi sebanyak 14 kali sejak bulan November 2020.

Sebelumnya Pulau Enggano juga diguncang gempa dengan magnitudo 6,2 pada hari Rabu 10 Februari 2021 yang diikuti 11 kali gempa susulan.

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved