Perajin Gamelan

Pembuat Gamelan Sunda Ini Tetap Berkarya, Bertahan Demi Keluarga, Pesanan Datang dari Dalang

Pembuat Gamelan Sunda Ini Tetap Berkarya, Bertahan Demi Keluarga, Pesanan Datang dari sanggar, dalang, sekolah.

TRIBUN JABAR/JANUAR P HAMEL
Suryoto, pembuat gamelan Sunda di Babakan Muslimin RT 03/06, Keluarahan Mekarwangi, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung. 

Pembuat gamelan Sunda, Suryoto (63) telaten mengukir kayu mahoni. Kayu itu merupakan ancak atau tempat gamelan yang belum jadi.

Suryoto adalah perajin alat musik tradisional Sunda di Kota Bandung. Dia sudah lama menggeluti profesi ini, yakni sejak 1982.

Dia mengaku bisa membuat berbagai ancak (tempat) gamelan, seperti untuk degung dan salendro.

Menurut Suryoto, sekarang pembuat gamelan semakin banyak. Suryoto pun mengaku tetap bertahan demi menghidupi keluarganya.

"Alhamdulillah keempat anak saya bisa kuliah berkat dari gamelan ini," katanya ditemui di bengkelnya, Jumat (12/2).

Pembuat gamelan Sunda ini membuka bengkel sendiri di Babakan Muslimin RT 03/06, Keluarahan Mekarwangi, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung.

Bengkel gamelan Suryoto berada di rumahnya. Lokasinya berada di belakang Permakaman Legok Ciseureuh.

Gemelan buatan Suryoto biasanya dipesan oleh sekolah-sekolah dan sanggar. Sekarang ini, dia sedang membuat gemelan untuk dalang di Bandung.

"Saya juga pernah menggarap gamelan degung pesanan dari SMP Taman Siswa," katanya.

Harga gamelan Suryoto tergantung bahan. Kalau gamelang terbuat dari besi harganya mencapai Rp 15 juta per set.

"Kalau yang dari perunggu bisa dijual hingga 110 juta. Yang bagus lagi bisa 120.000," katanya.

Satu set gemalen untuk degung, Suryoto harus menyediakan dua pangkon (buah) saron, bonang, jengglong, goong, dan kendang.

"Kalau untuk salendero, saronnya empat, saron dua, kendang, dan goong," katanya.

Untuk kendang, Suryoto memesan dari adik iparnya, Evi Sulaeman (47), yang juga membuka bengkel yang tidak jauh dari rumahnya.

Evi, pembuat gamelan yang merupakan ahli membuat kendang. Dia mengaku sudah 18 tahun menggeluti profesi ini.

Saat ditemui di bengkelnya, di Babakan Muslimin RT 03/06, Keluarahan Mekarwangi, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung, Evi sedang mengerjakan kendang yang merupakan pesanan dari pelanggannya.

Dia membuat kedang tergantung dari pesanan. "Saya menyediakan stok kalau ada konsumen yang ingin kendangnya cepat selesai," katanya, Jumat (12/2).

Harga kendang Evi bervariasi, yang biasa harganya Rp 1,5 juta per set. Satu setnya terdiri dari satu kendang besar dan dua kendang kecil.

Kendang yang harganya segitu terbuat dari kayu nangka, mangga, atau jengkol.

Adapun kendang yang bagus haragnya bisa lebih mahal. Dan bahannya menggunakan kayu nangka.

"Harganya tergantung kualitas kayu dan kulit," katanya.

Untuk kendang yang biasa dipakai untuk pentas bahannya harus menggunakan kayu nangka. "Itu pun kayu nangkanya harus yang bagus," katanya.

Kulit yang digunakan oleh Evi untuk kendangnya adalah kulit kerbau. Dia membelinya per lembar dari Cianjur.

Pembuat Gamelan Ini Sehari Mampu Buat Tiga Pangkon Ancak

Sehari Sunyoto bisa mengukir tiga pangkon ancak. Adapun untuk satu set gamelan, pria ini bisa menyelesaikannya dua mingguan.

"Itu kalau dikerjakan sendirian. Kalau pemesanya pengin cepat-cepat selesai, terpaksa saya panggil anak-anak (pegawai)," kata Sunyoto sambil tetap mengukir pola yang telah digambar di kayu mahoni.

Untuk alat ukirnya seperti pahat, Suryoto harus membelinya ke Jepara. "Di Bandung mah tidak ada kalau pahat yang seperti ini," katanya.

Di bengkelnya pun terdapat mesin untuk mebuat bolong di ukirannya. Suryoto mulai menggunakan mesin pembolong sejak 1995.

"Sebelumnya pakai cara manual, ditatah dan membutuhkan waktu lama," katanya.

Menurutnya, pola ukirnya tidak ada aturan. Bebas, katanya, tergantung pada keinginan pemesannya.
Kekuatan gamelan buatan Suryoto tergantung bahannya.

"Bisa juga pakai kayu jati, namun harganya lebih mahal," katanya. (januar p hamel)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved