Covid 19 di Sukamiskin

Puluhan Napi Sukamiskin Terpapar Covid-19, Setya Novanto Selamat, Dada Rosada Positif

Terpidana korupsi KTP elektronik, Setya Novanto, tidak berada dalam daftar 51 orang yang terpapar Covid-19 di Lapas Sukamiskin Bandung.

Editor: Hermawan Aksan
Istimewa
Lapas Sukamiskin Kota Bandung. Sebanyak 51 narapidana koruptor yang sedang menjalani masa hukuman di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin Bandung, terpapar Covid-19, termasuk mantan wali kota Bandung Dada Rosada. Namun Setya Novanto "selamat". 

Laporan Wartawan Tribun Jabar Mega Nugraha dan M Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Terpidana korupsi KTP elektronik, Setya Novanto, tidak berada dalam daftar 51 orang yang terpapar Covid-19 di Lapas Sukamiskin Bandung.

"Selamat"-nya Setnov dari wabah yang juga berjangkit di tempat paling tertutup dari dunia luar itu diungkapkan Kepala Lapas Sukamiskin, Asep Sutandar.

"Tidak ada dalam daftar yang positif," ujarnya di Lapas Sukamiskin, Senin (8/2).

48 Tahanan Lapas Sukamiskin Positif Covid-19, Termasuk Dada Rosada dan Mantan Kalapas Wahid Husen

Penyebaran Covid-19 di Lapas Sukamiskin, Gubernur: Harus Ada Pemisahan dan Pengetatan Prokes

Namun, mantan wali kota Bandung Dada Rosada dan mantan Kalapas Sukamiskin Wahid Husen, yang juga sedang menjalani hukuman di lapas itu karena kasus korupsi, kata Asep, ikut terpapar.

"Positif, betul. Karena Covid-19 itu, kan, enggak pilah pilah orang. Tapi mereka kondisinya tanpa gejala, baik-baik saja," ujar Asep.

Sebelumnya diberitakan, 48 narapidana dan tiga petugas di Lapas Sulamiskin dipastikan positif terpapar Covid-19, berdasar tes PCR yang dilakukan terhadap 358 warga binaan dan puluhan petugas, awal Februari lalu.

Dari 51 yang terpapar, tiga di antaranya terpaksa dirawat di rumah sakit karena bergejala. Pengetesan dilakukan setelah enam orang di Lapas Sukamiskin terpapar.

Asep mengaku tak mengetahui bagaimana virus korona bisa menyebar di lapas.

Sebab, selain tidak lagi menerima kunjungan keluarga, sejak pandemi lapas juga tak menerima tahanan titipan.

"Tapi, memang, kalau yang sudah ada putusan tetap, ya ke sini. Itu pun saat datang, disertakan hasil swab laboratorium. Di sini kembali menjalani swab antigen untuk antisipasi dan isolasi mandiri dulu," ujarnya.

Enam orang orang yang pertama terpapar Covid, menurut Asep, adalah orang-orang yang sudah lama berada di lapas.

"Jadi kami tidak bisa mengatakan (virus ini) dari mana, karena tracing itu tidak mudah," ujarnya.

Kecuali yang dirawat karena bergejala, kata Asep, semua warga binaan yang terpapar diisolasi di sel masing-masing.

"Karena di sini, semua warga binaan menempati kamarnya sendiri-sendiri."

Ketua Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan sudah berkoordinasi dengan Kementerian Hukum dan HAM untuk penanganan kasus penyebaran Covid-19 di Lapas Sukamiskin.

"Lapas berada dalam Kanwil Kementerian Hukum dan HAM, itu kemarin sudah kita rapatkan, kita sudah ada rekomendasi-rekomendasinya salah satunya adalah memisahkan tentunya mereka yang terkena, dengan sebuah prosedur pengamanan yang berbeda," kata Gubernur Jawa Barat yang akrab disapa Kang Emil ini seusai rapat Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat di Markas Kodam III/Siliwangi, Senin (8/2).

Setelah memisahkan warga binaan yang terkonfirmasi positif Covid-19 dari warga binaan lainnya, kembali dilakukan testing dan tracing, atau pengetesan atau pelacakan untuk menemukan warga binaan lainnya yang tertular Covid-19.

Pihak Lapas, tegas Emil, juga harus mengetatkan siapa pun yang datang ke Lapas Sukamiskin.

Pengecekan bukan saja dengan pengukuran suhu tubuh, tapi juga rapid test antigen.

"Sekarang tes antigen itu sudah murah," ujarnya. "Tes antigen itu sudah bisa kita terapkan karena barangnya sudah ada." (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved