Penting! Ini 9 Tips yang Harus Dilakukan ketika Terjadi Gempa Besar yang Berpotensi Mematikan

Sebagai salah satu bentuk mitigasi, kita yang tinggal di Indonesia harus mengetahui hal-hal yang harus dilakukan ketika terjadi gempa.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Seli Andina Miranti
Pixabay.com
Sebagai salah satu bentuk mitigasi, kita yang tinggal di Indonesia harus mengetahui hal-hal yang harus dilakukan ketika terjadi gempa. 

TRIBUNJABAR.ID - Di Indonesia, gempa bumi merupakan salah satu fenomena alam yang berpotensi terjadi.

Pasalnya, wilayah Indonesia memang dilalui oleh cincin api Pasifik atau ring of fire.

Ada banyak sesar atau patahan yang tesebar di Pulau Jawa, satu di antaranya adalah Sesar Lembang.

Sesar Lembang tersebut membentang 25-30 km, dari barat ke timur, terletak di kawasan dataran tinggi Lembang, Kabupaten Bandung dan berjarak 10 km arah utara Kota Bandung.

Sesar tersebut berpotensi menimbulkan gempa yang kuat magnitudo 6,8

Sebagai salah satu bentuk mitigasi, kita yang tinggal di Indonesia harus mengetahui hal-hal yang harus dilakukan ketika terjadi gempa.

Dihimpun TribunJabar.id dari Kompas.com yang mengutip Buku Saku Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana dari Badan Nasional Penaggulangan Bencana (BNPB), berikut adalah hal-hal atau tips yang harus dilakukan saat terjadi gempa.

1. Berlindung di bawah meja atau benda berkolong yang kokoh seperti kasur untuk menghindari jatuhan benda-benda keras yang mungkin melukai tubuh;

2. Hindari jendela kaca, karena bisa pecah dan pecahan tersebut terhambur melukai tubuh;

3. Matikan sumber api dan listrik untuk mencegah terjadinya kebakaran;

4. Bila memungkinkan keluar rumah, selamatkan diri dengan menuju lokasi yang lapang, jauh dari pohon, tiang listrik, atau bangunan yang hampir roboh, tentu dengan memperhatikan kondisi sekitar, hindari jika terdapat retakan tanah;

Warga Cerita Detik-detik Gempa Sesar Lembang Mengguncang, Badan Terasa Berat dan Merangkak

5. Jangan gunakan lift, bergerak lah melalui tangga-tangga darurat;

6. Jika tengah mengemudikan mobil, jauhi persimpangan dan tepikan mobil yang Anda kendarai, karena saat gempa terjadi Anda akan kehilangan kontrol atas mobil.

7. Setelah itu keluar lah dari mobil dan menjauh, ini untuk menghindari terjadinya kebakaran atau pergeseran mobil.

8. Jika ada di pantai, segera menjauh untuk menghindari bahaya tsunami;

9. Jika ada di daerah pegunungan, hindari lokasi rawan longsor. (TribunJabar.id)

BMKG Monitor Aktivitas Sesar Lembang

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memonitor aktivitas di Sesar Lembang dari serangkaian gempa yang terjadi di Indonesia, khususnya di Jawa Barat.

Aktivitas gempa yang terjadi di Jawa Barat sepanjang awal tahun 2021 tercatat dari data BMKG per tanggal 1 Januari sampai 25 Januari sebanyak 79 kali.

"Sampai 25 Januari 2021, ada 79 gempa bumi, empat di antaranya dirasakan di Sukabumi, Pangandaran, dan dua kali gempa Banten," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Bandung, Rasmid, saat dihubungi, Rabu (27/1/2021).

Adanya aktivitas gempa bumi di Jawa Barat, BMKG pun meminta masyarakat untuk selalu meningkatan kewaspadaan terhadap Sesar Lembang ini yang merupakan satu di antara sesar aktif di Jawa Barat.

"Kondisi Sesar Lembang yang menyatakan ada pemberitaan Sesar Lembang gempa terjadi 2021 itu salah. Monitoring dari data jaringan seismograf kami (BMKG) pada tahun 2010 sampai tahun 2012 ada aktivitas 14 kali gempa bumi kecil di bawah 3 magnitudo," ungkap Rasmid.

Rasmid menjelaskan dari tahun 2012 hingga sekarang, dari data seismografnya tidak ada aktivitas gempa.

Terakhir tercatat ada gempa di Kampung Muril, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, pada Agustus 2011.

"Dari tahun 2012 sampai sekarang dari seismograf tidak ada aktivitas gempa. Sampai saat ini gempa bumi tidak bisa diprediksi kapan terjadinya. Sesar Lembang dari tahun 2012 sampai sekarang lagi tenang, lagi masa pengumpulan energi, tapi belum bisa diprediksi, kapan dilepaskan. Belum bisa diprediksi," ucapnya.

Maka dari itu, pihaknya terus memonitor aktivitas jika sewaktu-waktu ada peningkatan status Sesar Lembang aktif.

Beberapa Saat Lalu, Gempa Terjadi di Kepulauan Mentawai Sumbar, Ini Daerah yang Rasakan Lindu

"Kita hanya monitoring aktivitas, sebelum ada gempa besar ada retakan kecil, itu kami catat, apabila ada peningkatan keretakan gempa kecil itu kami infokan kepada pihak terkait seperti pemda atau BPBD setempat, " ucapnya.

BMKG Bandung juga mewaspadai pergerakan bersamaan tiga segmen Sesar Lembang yang bisa menimbulkan gempa bumi bermagnitudo hingga 6,8.

Menurut Rasmid, tiga daerah terutama Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Bandung Barat, bakal mengalami dampaknya.

"Kita waspadai dampak apabila tiga segmen sesar ini bergerak bersamaan, otomatis di sekitar dan sepanjang garis sesar akan mengalami kerusakan. Terutama Kota Bandung yang berada di cekungan," ujarnya.

Sesar Lembang membentang sepanjang 29 kilometer.

Pihaknya bersama intansi yang lain seperti pemda setempat dan BPBD daerah yang dilalui Sesar Lembang telah melakukan koordinasi terkait melakukan edukasi dan sosialisasi pada masyarakat terkait apa yang harus dilakukan pada saat gempa.

"Kami sudah berkoordinasi dan mengadakan sosialisas dan edukasi soal sesar di Jawa Barat khususnya Sesar Lembang," ujarnya.

Mitigasi ada dua yakni mitigasi struktural dan nonstruktutal.

Mitigasi struktural adalah konstruksinya bangunan yang akan dibangun di sekitar Sesar Lembang seperti apa. Bangunan di situ harus mempunyai kekuatan di atas kekuatan gempa 6,8, agar tidak rusak.

Mitigasi nonstruktural itu terkait sosialisi dan edukasi ke masyarakat sekitar, mereka berada di zona berbahaya dan disiapkan edukasi, jika sewaktu-waktu terjadi gempa.

"Kami selalu setiap tahunnya sebelum adanya pandemi melakukan kegiatan mengedukasi kepada sekolah, kegiatan simulasi dan cara berlindung yang tepat saat terjadinya gempa, nama programnya BMKG Goes To School," ucapnya.

Rasmid menambahkan pihaknya meminta warga untuk selalu waspada akan potensi bencana ini. (TribunJabar.id/Syarif Pulloh)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved