Kisah Penambang Pasir Sungai di Majalengka, Tak Punya Pilihan Lain Meski Pendapatan Tak Menentu
Tarmi'in (67), warga Desa Bojongcideres, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Majalengka berprofesi sebagai penambang
Penulis: Eki Yulianto | Editor: Ichsan
Hal itu, lantaran banyak juga pemilik toko bangunan yang menolak pasir yang telah dikumpulkan tersebut.
Jika sudah begitu, mau tidak mau, ia harus menyimpan terlebih dahulu pasir-pasir tersebut dalam waktu yang lumayan lama.
Sembari, mendapatkan orang yang hendak membeli.
"Jadi mau tukang becak, mau penambang pasir, sama-sama sulit. Tapi ini lah proses hidup, kita harus banyak bersyukur," jelas dia.
Tak hanya itu, cuaca yang akhir-akhir ini terus hujan, membuat tumpukan pasir yang telah dikumpulkan tak jarang kembali tercecer.
Sebab, selama ini Tarmi'in tidak memiliki lahan yang teduh untuk menyimpan pasir tersebut.
"Makanya secepat mungkin saya harus mendapatkan pembeli. Kalau tidak, takut pasirnya habis lagi terbawa air hujan. Kalau sudah gitu, mau tidak mau diulang lagi dari awal," kata sosok yang sudah tua ini.
Tarmi'in saat ini hanya bisa berharap, ada uluran tangan dari dermawan atau Pemerintah terkait usaha yang kini digelutinya.
Setidaknya, bisa menghasilkan pendapatan sehari-hari untuk keluarganya di rumah.