Sekolah Sungai di Kabupaten Bandung Edukasi Wisatawan Harus Bertanggung Jawab Menjaga Ekosistem

Wisata edukasi sungai adalah bagaimana memandu pariwisata bukan hanya  wisata, tapi bagaimana para wisatawan bisa tumbuh dan sabar.

Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Giri
Tribun Jabar/Lutfi Ahmad Mauludin
Perintis Sekolah Sungai yang mengelola Wisata Edukasi Sungai Dewi Hurip Cigeureuh Astaraja, Deni Riswandani, dan timnya di Desa Margahurip, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Selasa (19/1/2021). 

Laporan Wartawan Tribunjabar.id, Lutfi Ahmad Mauludin

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Wisata edukasi sungai adalah bagaimana memandu pariwisata bukan hanya  wisata, tapi bagaimana para wisatawan bisa tumbuh dan sabar, bertanggung jawab menjaga ekosistem sungainya. 

Hal tersebut diungkapkan perintis Sekolah Sungai yang mengelola Wisata Edukasi Sungai Dewi Hurip Cigeureuh Astaraja, Deni Riswandani, di Desa Margahurip, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Selasa (19/1/2021).

Deni mengatakan, yang disebut wisata edukasi sungai adalah bagaimana memandu pariwisata bukan hanya sekadar wisata.

Deni mengatakan, di Cigereh Astaraja ada satu ikon seperti Green Canyon yang panjangnya sekitar satu kilometer.

"Itu batuan cadas. Dari batuan cadas itu muncul stalakmit dan stalagmit, jadi airnya mengalir," kata Deni.

Baca juga: Video Viral, Mobil Putih Tabrak Rumah Makan di Lembang Kabupaten Bandung Barat, Polisi Cek Pemilik

Baca juga: Mantan Pemain Persipura Jambak Rambut Kekasih, Layangkan 6 Pukulan ke Wajah karena Mobile Legend

Selain itu, kata Deni, di sepanjang tebing Sungai Cigereh muncul beberapa mata air. 

"Nah, ini yang harus dijaga. Jadi, konteks pariwisata Cigereh adalah mengajak kepada seluruh masyarakat agar menekankan menjaga ekosistem sungai itu sendiri," ucap dia.

Deni mengatakan, dalam paket di RW 13 Kampung Cigereh ini ada beberapa kekayaan yang menunjang potensi pariwisatanya. 

"Seperti kita mau belajar pengolahan sampah budi daya magot ada bank sampah tematik, kedua bagaimana kita belajar melestarikan lingkungan yang berbasis kampung Siber. 

"Ketiga, bagi para wisatawan yang mau belajar tentang panahan ada galeri panahan, pembibitan kurma ada, dan terakhir kita belajar rafting di graeen canyon-nya," katanya.

Menurutnya, dalam konteks wisata edukasi sungai di Sakola Cai ada empat materi yang diajarkan.

Baca juga: Angin Kencang Landa Ciamis, Kantor Kecamatan Tertimpa Antena, 1 Poskesdes dan 4 Rumah Rusak

"Pertama morfologi sungai atau ilmu yang mempelajari bentuk sungai, kemudian hidrologinya, airnya berasal dari mana. Mata air di sini dari Gunung Puntang, ke Cigeureuh, Cisangkuy, ke Citarum. Pola kecepatan airnya. Di sini namanya juga Cigeureuh, airnya ngageureuh, cepat," ujarnya.

Kedua, kata Deni, konservasi sungainya. Dia mengatakan, keanekaragaman tumbuhan ada 15 jenis termasuk binatang ada 146 jenis.

"Jadi dalam konservasi kami ajarkan bagaimana kita belajar melindungi," katanya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved