Sosok Natsyelia Paulus Ake, Suster Nia yang Meninggal Selamatkan Bayi di Mamuju, PENA 98 Kirim Doa
Kini, aksi heroik menyelamatkan bayi dilakukan Natsyelia Paulus Ake, atau Suster Nia kini dikenang. Suster Nia menjadi korban gempa di Majene,
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Widia Lestari
TRIBUNJABAR.ID - Kini, aksi heroik menyelamatkan bayi dilakukan Natsyelia Paulus Ake, atau Suster Nia dikenang.
Suster Nia menjadi korban gempa Majene, tepatnya di RS Mitra Mamuju.
Ia meninggal setelah menyelamatkan seorang bayi saat terjadi gempa Majene berkekuatan 6,2 skala magnitudo tersebut.
Aksi heroiknya itu mendapat sorotan, PENA 98, para aktivis nasional ikut berbela sungkawa kepadanya.
Baca juga: Jenazah Bocah 8 Tahun dan Wanita Dewasa Ditemukan Setelah 10 Hari Tertimbun Longsor Cimanggung
Seperti yang diungkpan Presidium Nasional PENA 98, Yervis M Pakan.
Lewat postingannya, aktivis PENA 98 mengungkap sosok Suster Nia yang berjasa.
Banyaknya doa mengalir deras karena aksinya itu, hingga dianggap pantas disebut sebagai pahlawan kemanusiaan.
“Ijinkan saya mengirimkan doa untukmu semoga tenang di pangkuan Bapa disorga sekarang kamu sudah bahagia.....dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan dan penghiburan sejati dari Tuhan jesus,” tulis Yervis M Pakan, aktivis PENA 98 mendoakan Suster Nia.
Yervis M Pakan berharap bisa belajar dari aksi Nia tentang ajaran Kasih.
Aktivis PENA 98 itu menceritakan sosok Nia yang meninggal muda.
Diketahui, sosok Suster Nia meninggal di usia 25 tahun.
Perempuan bernama Natsyelia Paulus Ake itu memiliki empat orang adik.
Suster Nia adalah kakak tertua dari adik-adiknya tersebut.
Yervis memuji Nia yang telah memilih jalan di bidang pelayanan kesehatan sebagai perawat.
Berbekal doa dan dukungan adiknya, Suster Nia mengabdikan hidupnya di RS Mitra Mamuju sejak 2 (dua) tahun lalu.
Menjadi pelayan kesehatan bagi masyarakat, santun Nia dikenal sebagai orang yang lembut.
Natsyelia Paulus Ake juga dikenal sebagai sosok yang aktif mengikuti ibadah di Gereja Toraja Moria Polopadang Tobadak Dua, Sulawesi Barat.
Baca juga: Sehari Setelah Ditusuk Syekh Ali Jaber Datang Menemuinya, Deddy Corbuzier Heran Ungkap Tabiat Syekh
Baca juga: Jarang Terlihat, Ini Gaya Jennifer Dunn Sekarang, Makin Anggun, Elvy Sukaesih: Si Cantik Solehah
Pada akhirnya, Suster Nia dihadapkan pada musibah dan bencana gempa Majene tersebut.
Tanggal 15 Januari 2021, tengah malam di saat orang terlelap gempa melanda membuat setiap orang berusaha menyelamatkan diri.
Namun, Suster Nia justru beranjak untuk menyelamatkan pasiennya.
Nurani kemanusiaan Nia tertuju pada bayi yang berada di inkubator.
Disaat hampir semua bisa diselamatkan, Suster Nia tidak sadar akan bahaya yang bisa menimpa setiap saat.
Hingga akhirnya, Suster Nia terjebak gempa, sekitar pukul 02.45 Nia dan bayi terjebak dan terkubur setengah dalam reruntuhan.
Berjam jam lamanya, Suster Nia bertahan di antara reruntuhan hingga bantuan datang mengevakuasinya.
Demikian, bagi Yervis, belajar dari keyakinan Suster Nia itu telah mengajarkan kemanusiaan.
Bersama bayi yang diselamatkannya Suster Nia berhasil dievakuasi ke Rumah Sakit Bayangkara Mamuju.

Naas, setelah mendapatkan perawat Suster Nia menghembuskan napas terakhirnya.
“Tauladan pengabdian tanpa pamrih telah engkau perlihatkan bersama sejawatmu.”
“Puisi kesedihan dan Doa mungkin bisa kami lantunkan untukmu, tapi kusangat yakin engkau di keabadian Sang Bapa sedang tersenyum bahagia.”
“Hari ini engkau dibawa ke haribaan sang pertiwi.”
“Tanah Air menangis duka karena berbagai bencana, tapi Ibu Pertiwi pasti tersenyum bahagia merengkuhmu bersama pejuang pejuang kemanusiaan lainnya yang merebahkan diri istrahat sejenak.”
“Keluarga hari ini mungkin bersedih, tapi besok akan tersenyum bangga akan pilihanmu Nia.”
"Setia Hingga Akhir Dalam Keyakinan"
Salam Hormatku yang paling tinggi pada dedikasimu untuk kemanusiaan.” tulis Yervis M Pakan, aktivis PENA 98.
Diberitakan sebelumnya, Natsyelia Paulus Ake atau akrab disapa Suster Nia menjadi korban dalam gempa Majene di RS Mitra Mamuju.
Meski berhasil diselamatkan ia kemudian meninggal setelah menyelamatkan seorang bayi.
Pusat gempa terletak di 6 km Timur Laut Majene-Sulbar.
Namun getarannya terasa di Polewali, Pinrang hingga Kabupaten Toraja, Sulawesi Selatan.
Akibat gempa, sejumlah rumah warga dan gedung bertingkat ambruk bahkan rata dengan tanah.
Salah satunya Rumah Sakit (RS) Mitra Mamuju.
Saat gempa terjadi seluruh ruangan rumah sakit bergoyang dan alat-alat medis berjatuhan.
Seisi rumah sakit panik dan lari berhamburan menyelamatkan diri.
Namun, saat gempa Natsyelia Paulus Ake asal Palipu, Kecamatan Mengkendek, Tana Toraja melakukan aksi heroik menyelamatkan bayi.