Aktivitas Sesar Mamuju-Majene Thrust Jadi Penyebab Gempa Merusak di Sulbar, Berikut Penjelasan BMKG
Ini penjelasan BMKG mengenai gempa yang merusak di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat.
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Aktivitas sesar Mamuju-Majene Thrust disebut menjadi penyebab gempa yang terjadi di Majene, pada Kamis dan Jumat (14-15/1/2021).
Hal tersebut diungkap oleh BMKG melalui Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami, Daryono.
Dalam dua hari terakhir, dua gempa bumi bermagnitudo di atas 5 melanda Mamuju.
Baca juga: Gempa Majene Ternyata Terjadi 28 Kali, 2 di Antaranya Gempa Besar
Baca juga: Ada Tulisan MASDEN 57, Benda Mirip Mortir Ditemukan Warga Saat Ngobeng Ikan di Tasikmalaya
Pertama terjadi pada Kamis kemarin pukul 13.35.
Kekuatan gempa bermagnitudo 5,9.
Gempa ini berlokasi di darat pada jarak 4 kilometer arah barat laut Majene, Sulawesi Barat dengan kedalaman 10 kilometer.
Dalam konferensi pers daring bertajuk Updating Informasi Gempa Signifikan yang Terjadi Beberapa Waktu Lalu, Jumat, Daryono mengatakan gempa pertama ini adalah gempa pendahuluan atau foreshock.
Beberapa jam kemudian, tepatnya Jumat dini hari tadi pada pukul 01.28 WIB, terjadi gempa dengan magnitudo 6,2.
Gempa kedua yang saat ini dianggap sebagai gempa utama ini memiliki episenter yang tidak begitu jauh daripada gempa pertama, tepatnya berlokasi di darat pada jarak 6 kilometer arah timur laut Majene, Sulawesi Barat dengan kedalaman 10 kilometer.
Menurut Daryono, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, baik gempa signifikan ke-1 dan ke-2 yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake.
Gempa jenis kerak dangkal ini terjadi diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif. Baca juga:
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, baik gempa signifikan pertama dan kedua yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif Mamuju-Majene Thrust," kata dia.
Hal ini terbukti dengan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.