Vaksinasi Covid 19 di Bandung
Begini Tanggapan Tokoh NU dan PGI tentang Vaksin Covid-19, ''Ini Ikhtiar untuk Mengatasi Pandemi''
Ketua PWNU Jabar, KH Hasan Nuri Hidayatullah, menyatakan bahwa vaksinasi Covid-19 merupakan ikhtiar untuk mengendalikan pandemi Covid-19.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Hermawan Aksan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Keikutsertaan dalam vaksinasi Covid-19 dinilai merupakan tanggung jawab segenap masyarakat Indonesia, khususnya Jawa Barat Jabar.
Sebab, vaksinasi Covid-19 menjadi salah satu upaya untuk menangani pandemi Covid-19.
Sebanyak 18 pejabat publik, tokoh masyarakat, dan tokoh agama di Jabar menjalani pemberian vaksin Covid-19 di RSUP Dr Hasan Sadikin, Kota Bandung, Kamis (14/1/2021).
Baca juga: Tiga Korban Longsor Cimanggung Sumedang Ditemukan di Titik Tenda Hajatan, Total Meninggal 24 Orang
Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Babakan Sari, Sakit Tidak? tanya Petugas, Enak. Terima kasih, Teh
Di Gedung Anggrek di RSUP Hasan Sadikin pun dilakukan vaksinasi kepada 60 warga lainnya.
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jabar KH Hasan Nuri Hidayatullah, yang turut menjalani vaksinasi Covid-19, menyatakan bahwa vaksinasi Covid-19 merupakan ikhtiar untuk mengendalikan pandemi Covid-19.
"Dengan pelaksanaan vaksinasi yang mulai hari ini di Jabar, semua bakal berangsur pulih dalam kehidupan bermasyarakat serta aktivitas ekonomi," kata Gus Hasan, sapaan KH Hasan.
Gus Hasan berharap vaksinasi Covid-19 dapat berjalan optimal.
"Masyarakat menjadi sehat, bangsa kita menjadi bangsa yang sehat. Dan semuanya diberi kesehatan dalam beraktivitas sehari-hari," ucapnya.
Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Wilayah Jabar Pendeta Paulus Wiyono menyatakan segenap masyarakat bertanggung jawab menyukseskan vaksinasi Covid-19.
"Saya atas nama gereja-gereja bersyukur untuk apa yang dilakukan pemerintah dalam rangka mengatasi pandemi ini dan berterima kasih dan percaya bahwa pemerintah melakukan yang terbaik," kata Paulus.
Paulus mengimbau masyarakat Jabar untuk tidak ragu dan tidak takut mengikuti vaksinasi Covid-19.
Sebab, kata ia, pemerintah sudah menyiapkan vaksinasi Covid-19 dengan sebaik-baiknya.
Apalagi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA).
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun sudah mengeluarkan fatwa vaksin Covid-19 halal dan suci.
"Ini sebagai bagian dari tanggung jawab dari kita sebagai masyarakat. Untuk diri sendiri, untuk keluarga, dan masyarakat di sekitar kita. Semoga masyarakat tidak lagi ragu, tidak khawatir dengan vaksinasi ini karena pemerintah melakukan yang terbaik untuk masyarakatnya," katanya.
Sebelumnya, dalam rapat koordinasi yang dihadiri Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jabar di Mapolda Jabar, Senin (11/1), Gubernur Jabar Ridwan Kamil meminta agar Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jabar berkolaborasi dengan para ulama atau tokoh agama untuk menyukseskan vaksinasi di Jabar.
"Arahan saya, ulama ikut divaksin yang pertama, (misalnya) Ketua MUI, Ketua PWNU, dan Muhammadiyah (Jabar), mewakili mayoritas masyarakat muslim di Jabar. Tolong dilobi secara khusus, kalau berkenan akan sangat baik," kata Kang Emil.
"Semata-mata untuk meyakinkan bahwa kita bersama-sama untuk melaksanakan kegiatan yang sangat penting sebagai solusi satu-satunya sementara ini untuk menurunkan Covid-19," ujarnya.
Adapun berdasarkan arahan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dari 1,2 juta vaksin yang disiapkan pemerintah pusat pada Tahap I Termin I, Provinsi Jabar mendapat alokasi 97.080 dosis.
Rencananya, vaksinasi pertama kali dilakukan di tujuh daerah yakni Kota Bandung, Bekasi, Bogor, Depok, dan Cimahi, serta Kabupaten Bandung dan Bandung Barat, mulai 14 Januari 2021 bagi SDM fasilitas pelayanan kesehatan serta 10 pejabat publik esensial.
Di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jabar, Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum akan menjadi orang pertama yang terlibat atau divaksin. Pasalnya, Kang Emil sendiri sudah menjadi relawan uji klinis fase 3 vaksin Covid-19 di Indonesia.
Terkait jumlah vaksinator atau tenaga penyuntik vaksin, Kang Emil menjelaskan, terdapat 11 ribu relawan vaksinator yang dilatih hingga akhir Januari 2021. Ia menegaskan, pihaknya akan terus menambah jumlah vaksinator untuk mewujudkan target vaksinasi selama 6 bulan.
"Kami akan mengempatkalilipatkan (jumlah vaksinator) karena target Presiden, (pelaksanaan) vaksinasi kurang dari setahun. Supaya ekonomi kita bisa segera membaik," ucap Kang Emil.
"Kita menargetkan (vaksinasi) 6 bulan selesai dengan menduakalilipatkan puskesmas atau titik penyuntikan dan mengempatkalilipatkan tenaga vaksinator yang sudah terlatih," katanya.
Terkait perkembangan zona risiko atau level kewaspadaan di Jabar, dari data periode 4 Januari 2021 hingga 10 Januari 2021, terdapat enam kabupaten/kota berstatus Zona Merah (Risiko Tinggi).
"(Zona Merah) ada Kabupaten Garut, Ciamis, Karawang, Bekasi, serta Kota Bekasi dan Depok. Juga dengan berat hati saya sampaikan, Karawang sudah lima minggu berturut-turut (Zona Merah), dan kita sudah kirimkan tim ke sana, semoga cepat pulih," ujarnya.
Per 10 Januari 2021, tingkat kesembuhan atau case recovery rate (CRR) di Jabar sebesar 83,81 persen dan tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) sebesar 1,25 persen. Per 8 Januari 2021, angka reproduksi efektif (Rt) sebesar 1,82. (*)