Pesawat Sriwijaya Air Hilang

Kesaksian Nelayan yang Hanya Berjarak 100 Meter dari Lokasi Jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182

Kesaksian ketiga nelayan itu pun disampaikan kepada Polres Kepulauan Seribu sesaat usai kejadian naas tersebut.

Editor: Ravianto
GRAFIS TRIBUNNEWS
PT Jasa Raharja akan memberikan santunan kepada keluarga korban penumpang Sriwijaya Air SJ-182 yang hilang kontak pada Sabtu (9/1/2021).  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
 
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Detik-detik pesawat Sriwijaya Air SJ-182 terjatuh ternyata sempat dilihat oleh tiga orang nelayan pencari ikan di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang di perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/11/2021) lalu.

Kesaksian ketiga nelayan itu pun disampaikan kepada Polres Kepulauan Seribu sesaat usai kejadian naas tersebut.

Baca juga: Hingga Siang Ini Sudah 56 Kantong Berisi Body Part Korban Sriwijaya Air yang Dikirim ke RS Polri

Baca juga: Ada Penumpang Gelap di Sriwijaya Air SJ-182, Gunakan Identitas Orang Lain untuk Terbang

Baca juga: UPDATE Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Dipastikan Laik Terbang Sebelum Jatuh, 9 Bulan Tak Terbang

Namun memang, ketiga nelayan tidak melihat langsung bentuk pesawat tersebut jatuh.

"Kemarin itu ada tiga nelayan memberikan informasi awal pada saat jatuhnya pesawat ini karena mereka tidak melihat langsung pesawat jatuh itu tidak," kata Kapolres Kepulauan Seribu AKBP Eko Wahyu di Kapal KN SAR Wisnu, Kepulauan Seribu, Senin (11/1/2021).

Dijelaskan Eko, ketiga nelayan itu bercerita kondisi perairan saat itu tengah dilanda hujan lebat sekitar pukul 15.00-15.30 WIB pada Sabtu (9/1/2021).

Seketika aktivitasnya terhenti karena mendengar suara dentuman keras.

Ketiga nelayan mendengar jelas dentuman itu karena jaraknya hanya sekitar 100 meter dari lokasi pesawat tersebut jatuh.

Yang semakin meyakinkan, adanya air naik beserta serpihan logam ke atas setinggi 15 meter.

"Nelayan itu mendengar suara dentuman keras sekali terus air naik ke atas sampai 15 meter."

"Situasi pada saat itu hujan deras, dia perkirakan antara 100 sampai 150 meter jaraknya dengan lokasi. Di hujan deras sebenarnya untuk penglihatan jarak pandang itu nggak bisa terlalu keliatan," ungkapnya.

Awalnya, ketiga nelayan itu tidak curiga itu merupakan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak yang terjatuh.

Menurut Eko, ketiga nelayan itu khawatir adanya tsunami.

"Dikira apa ini, bencana tsunami dan sebagainya ternyata setelah air itu naik ada serpihan-serpihan itu diduga ada jatuh kapal, mereka melaporkan kapospol, kemudian lapor ke kapolsek akhirnya kan kita tindak lanjuti laporan keatas," jelasnya.

Usai kejadian, ia menuturkan tidak ada satu pun nelayan yang berani mendekat ke lokasi kejadian.

Ia juga tak mengetahui apakah ada penumpang yang masih hidup sesaat usai kejadian.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved