Pesawat Sriwijaya Air Hilang
Hingga Siang Ini Sudah 56 Kantong Berisi Body Part Korban Sriwijaya Air yang Dikirim ke RS Polri
"Kami telah menerima 56 kantong jenazah dan juga 8 kantong properti," kata Rusdi Hartono saat jumpa pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selas
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah menerima 56 Kantong Jenazah korban Sriwijaya Air SJ-182 di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas (Karopenmas Divhumas) Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan, 56 kantong itu diterima hingga pukul 09.00 WIB pada Selasa (12/1/2021).
Selain itu, pihaknya juga menerima 8 kantong yang berisi properti.
"Kami telah menerima 56 kantong jenazah dan juga 8 kantong properti," kata Rusdi Hartono saat jumpa pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (12/1/2021).
Lebih lanjut, Rusdi menambahkan, tim posmortem akan melakukan identifikasi terhadap kantong jenazah tersebut.
Sedangkan, tim antemortem tetap mengumpulkan data yang dibutuhkan dari keluarga korban untuk mencocokkan data.
"Ini akan kita tindak lanjuti dan apabila data-data telah lengkap, data antemortem maupun postmortemnya akan dilakukan tindakan-tindakan lanjut. Tindakam rekomsiliasi ataupun pencocokan dari pada kedua data tersebut," ucap Rusdi.
"Sehingga akan teridentifikasi korban-korban dari kecelakaan Sriwijaya," tambahnya.
Sebelumnya, pada Senin (11/1/2021), Tim DVI Polri telah menerima 17 kantong jenazah korban Sriwijaya Air SJ182 di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas (Karopenmas Divhumas) Polri Brigjen Rusdi Hartono mengatakan, 17 kantong itu diterima hingga pukul 17.00 WIB.
"Sampai sore ini juga kita telah menerima 17 kantong jenazah," kata Rusdi.
Rusdi menambahkan, RS Polri juga telah menerima sampel DNA dari keluarga korban.
Ia menyebut, sebanyak 53 sampel DNA telah diterima tim DVI dari keluarga korban.
"Sampel DNA dari keluarga korban itu sebanyak 53 sampel DNA," tambahnya.
Ada Penumpang Gunakan Identitas Orang Lain
Sarah Beatrice Alomau kaget bukan kepalang ketika mengetahui namanya masuk ke dalam daftar manifes penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.
Sarah mengaku kondisinya sehat walafiat.
Usut punya usut, identitas Sarah ternyata digunakan oleh seseorang bernama Selvi Ndaro yang terbang dari Jakarta ke Pontianak bersama sang kekasih, Teofilus Lau Ura.
Baca juga: Pembunuhan Sadis di NTT, Ini Alasan Pelaku Bunuh Korban di Hari Sabtu, Tenteng Kepala Korban ke Goa
Baca juga: UPDATE Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Dipastikan Laik Terbang Sebelum Jatuh, 9 Bulan Tak Terbang
Teofilus juga dikabarkan menggunakan identitas palsu atas nama Felix Wenggo.
"Dia(Sarah) terkejut saat lihat nonton televisi ada namanya," ujar pengacara Sarah, Richard Riwoe, Senin(11/1).
Richard menjelaskan antara kliennya dengan Selvi memang saling mengenal.

Keduanya bekerja di tempat yang sama pergudangan 8, Tangerang, Banten.
Rumah kontrakan mereka pun berdekatan.
"Mereka berdua nih teman kerja di Tangerang," ujar Richard.
Selvi, lanjut Richard, memang pernah mengutarakan kepada Sarah ingin plesiran ke Pontianak bersama calon suaminya, Teofilus.
Akan tetapi, Sarah tidak tahu kalau dia berdua berpergian menggunakan identitasnya.
Karena itulah, kata Richard, Sarah akan melaporkan hal tersebut kepada pihak Sriwijaya Air.
"Karena Sarah tidak pernah tahu identitasnya dipakai. Entah difoto atau digimanakan, dia tidak tahu," kata Richard.
Senior Manager Avsec Bandara Soekarno-Hatta Oka Setiawan mengatakan, pihaknya langsung melakukan investigasi internal terkait informasi tersebut.
"Kalau dari manifes itu kan namanya Felix sama Sarah, yang digunakan terbang dua nama itu. Nah kita belum tahu nih yang terbang itu namanya siapa," kata Oka.
Kabagpenum Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan polisi juga akan menyelidiki kasus tersebut.
"Kami masih dalami dari tim investigasi dan Basarnas. Kami data para korban," ujarnya.
Kasus ini juga membuat Kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekarno-Hatta melakukan penyelidikan.
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Soekarno-Hatta, Darmawali Handoko, mengaku akan memastikan bahwa penumpang Selvi menggunakan identitas palsu atau asli saat terbang ke Pontianak.
"Kita akan selidiki, kita akan pastikan KTP tersebut asli, kopi atau diperlihatkan secara digital," kata Darmawali.