Membanggakan, Petani di Indramayu Ini Sukses Ciptakan 10 Varietas Benih Padi Baru Ramah Lingkungan

Beragam inovasi pun terus dilakukan para petani, seperti yang dilakukan Joharipin (45), petani asal Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya

Istimewa
Joharipin (45), petani asal Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu saat menunjukan benih padi unggulan hasil ciptaannya. 

Adapun varietas padi bongong 1-5 yang ia ciptakan itu memiliki keunggulannya masing-masing, menyesuaikan dengan idaman yang diinginkan petani.

Ada padi bongong yang kualitasnya lebih kepada rasa nasi, irit pupuk, hingga kuat menghadapi cuaca ektrem seperti kekeringan.

"Petani bisa memilih varietas mana yang sesuai idaman mereka," ujar dia.

Sama halnya dengan varietas Padi Darma Ayu yang merupakan persilangan antara padi Ciherang dan Sriputih yang merupakan benih padi lokal.

"Kenapa kita namakan Darma Ayu, agar lebih mengenal, ini adalah ciptaan petani Indramayu," ucapnya.

Sedangkan varietas padi Majapahit adalah hasil perkawinan silang antara varietas baru padi bongong dan padi merah.

Baca juga: Update Sriwijaya Air Jatuh, Sudah 16 Kantong Berisi Potongan Tubuh yang Diterima RS Polri

Setelah dipanen nanti, varietas padi ini cukup unik karena memiliki warna merah dan putih.

Joharipin yang juga merupakan Sekretaris Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Indramayu menyampaikan, alasannya menciptakan varietas baru ini selain untuk keberagaman juga upaya dalam menyelamatkan lingkungan.

Joharipin (45), petani asal Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu saat menjadi pemateri dalam kegiatan Mengurai Alur Distribusi Pupuk di Kantor Ikatan Wartawan Online (IWO) Indramayu, Senin (11/1/2021).
Joharipin (45), petani asal Desa Jengkok, Kecamatan Kertasemaya, Kabupaten Indramayu saat menjadi pemateri dalam kegiatan Mengurai Alur Distribusi Pupuk di Kantor Ikatan Wartawan Online (IWO) Indramayu, Senin (11/1/2021). (Tribun Cirebon/ Handhika Rahman)

Varietas baru yang ia ciptakan tersebut mengandung genetik padi lokal yang tahan terhadap hama.

Sehingga menggunakan pestisida untuk membunuh hama tanaman padi bisa ditekan.

Jika petani tidak lagi bergantung pada pestisida, ia menilai, kesuburan tanah yang sekarang ini sudah sangat rusak akibat zat kimia tersebut bisa berangsur pulih.

"Bibit ini sehat dan tidak beracun karena tak perlu pakai pestisida. Karena kita ketahuilah menyembuhkan tanah itu tidak semudah membalikan telapak tangan, tanah kita sudah sakit sejak zaman orde baru dulu karena selalu menggunakan zat kimia terus," ucapnya.

Baca juga: Kisah Inspiratif Anak Buruh Tani Buta Huruf Bisa Sekolah S2 di Luar Negeri, Berkat Berburu Beasiswa

Sumber: Tribun Cirebon
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved