Kisah Nyata Penyelam, Terjun ke Kedalaman 40 Meter untuk Mencari Pesawat Sriwijaya Air SJ 182
Adapun penyelam harus menyelelami lautan hingga kedalaman 40 meter untuk memastikan puing pesawat.
Titik-titiknya sudah ditentukan oleh Basarnas.
Alat-alat pun sudah dipersiapkan.
Baca juga: Kisah Asrizal Nur Tak Jadi Naik Pesawat Sriwijaya Air yang Jatuh, Gara-gara Biaya Test Swab Mahal
Baca juga: Daftar Kecelakaan Pesawat di Indonesia yang Terjadi di Bulan Januari, Termasuk Sriwijaya Air SJ 182

"Yang kita bawa tengki, kompresor, dan sebagainya," tutur Bayu.
"Lebih utamanya menyelam mencari potongan pesawat," sambungnya.
Bayu menjelaskan akan menyelam dengan radius sekira 100-200 meter.
"Kita kedalaman di 30-40 meter radiusnya boleh dibilang 100 -200 meter persegilah," imbuh Bayu.
Dilengkapi dengan tabung oksigen yang bisa bertahan kurang lebih 1 jam.
Menurut Bayu, yang menyelam adalah para diver yang memiliki keahlian dan kualifikasi untuk melakukan pertolongan di bawah air.
"Kita instruktur semua dan memang kita sebelumnya sudah bantu Basarnas waktu Air Asia dan Lion Air. Ini yang ketiga," ucap Bayu.
Sementara itu, Anggota Tim Penyelam Kopaska TNI AL, Mayor Laut Edi Tirtayasa mengatakan bahwa pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ditemukan dengan kondisi hancur berkeping-keping di tempat penyelaman sekitar Perairan Kepulauan Seribu, Jakarta.
Saat menyelam, Edi melihat serpihan pesawat dengan ukuran kecil.
“Di dalam laut ada serpihan pesawat. Pesawat hancur total,” ujar Edi.

Sebelumnya, tim Kopaska TNI AL menemukan bagian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 setelah melakukan penyelaman di sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Jakarta pada Minggu pagi.
Penemuan bagian pesawat Sriwijaya Air diinformasikan oleh Komandan KRI Teluk Gilimanuk, Letkol Laut Fakhrul.
“Ini ada temuan, akan dibawa ke KRI Kurau,” kata Fakhrul di KRI Teluk Gilimanuk.