Pesawat Sriwijaya Air Hilang
Update Jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182 Hingga Sore, Pesawat Hancur Berkeping-keping sampai Black Box
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyebut sejumlah potongan badan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 berada di kedalaman sekitar 23 meter.
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ-182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di sekitar Pulau Laki perairan Kepulauan Seribu, Sabtu (9/1/2021), mulai menemukan titik terang.
Pesawat berpenumpang 62 orang termasuk awak kabin dan kru pesawat tersebut hilang kontak pada pukul 14:40, empat menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Bangkai pesawat sudah diketahui lokasinya.
Baca juga: Black Box Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Sudah Terpantau, Kapan Diangkat?
Baca juga: Pramugari asal Parongpong Kabupaten Bandung Barat Masuk Daftar Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air

Bagian kecil serpihan pesawat yang ada di kedalaman 23 meter juga sudah diambil sebagian oleh tim Basarnas dan sejumlah personel TNI dan Polri.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyebut sejumlah potongan badan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 berada di kedalaman sekitar 23 meter.
Black box pesawat juga sudah terpantau.
Dalam pencarian di hari kedua, personel TNI Angkatan Udara (TNI AU) dan TNI Angkatan Laut (TNI AL) menemukan sejumlah barang.
Diduga, barang yang ditemukan itu berhubungan dengan jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182.
Sejumlah personel dari berbagai instansi lembaga bersama-sama menggelar operasi gabungan untuk mencari jenazah dan puing-puing bagian pesawat.

Tumpahan minyak
Pada pencarian ini, personel TNI AU menemukan tumpahan minyak yang diduga berasal dari Sriwijaya Air di sekitar selatan Pulau Laki.
Dugaan tumpahan minyak ini berasal dari adanya perubahan warna air pada permukaan laut.
"Kami bisa melihat adanya anomali perubahan atau kontras warna permukaan laut. Saya berasumsi bahwa itu adalah tumpahan minyak," ujar Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Udara (Asops KSAU) Marsekal Muda TNI Henri Alfiandi usai memantau lewat udara sebagaimana dikutip dari antaranews.com, Minggu (10/1/2021).
Dengan perubahan permukaan laut itu, Henri meyakini hal itu merupakan tumpahan minyak Sriwijaya Air.
"Sangat jelas sekali. Anomali perubahan kontras itu dan luas sekali jangkauannya karena kurang lebih 18 jam, kira-kira itu tumpahan minyak bahan bakar pesawat," kata dia.