4 Anak Boncengan Naik Motor, Mau Nengok Teman Hamil Kecelakaan, Gabut Kelamaan Belajar Online
Keempat anak itu adalah tiga orang laki-laki yang masih murid SD kelas V dan siswa SMP, serta seorang perempuan
TRIBUNJABAR.ID - Saat hendak ke Jakarta melewati perkebunan milik PTPN VIII di Kabupaten Subang, Jawa Barat, anggota DPR RI Dedi Mulyadi menemukan 4 anak boncengan naik motor.
Keempat anak itu adalah tiga orang laki-laki yang masih murid kelas 5 SD dan siswa SMP, serta seorang perempuan siswa kelas II SMP.
Keempat anak itu masih di bawah umur. Ini artinya secara Undang-undang pun belum diperbolehkan mengendarai kendaraan bermotor.
Apalagi berboncengan hingga empat orang dan tidak memakai helm.
Dan yang mengejutkan saat ditanya oleh Dedi Mulyadi ternyata 4 anak boncengan naik motor itu mau nengok teman hamil kecelakaan .
"Ketika saya tanya, mereka akan menengok teman perempuannya yang mengalami 'kecelakaan', yakni hamil tanpa diketahui siapa ayahnya. Padahal perempuan itu masih bersekolah di SMP," kata Dedi Mulyadi melalui ponselnya, Kamis (7/1/2021).
Baca juga: Calon Kapolri, Setelah Muncul Tiga Calon Kuat, Kini Muncul Sistem Paket, Apa Lagi Itu?

Dedi Mulyadi pun meminta pemerintah segera memberlakukan kembali belajar tatap muka untuk daerah-daerah tertentu.
Sebab, belajar dari rumah atau online itu sangat tidak efektif dan membuat siswa menjadi tidak terkontrol.
Permintaan itu disampaikan Dedi karena ia prihatin banyak menemui siswa dengan perilaku yang tak terkontrol akibat kurang pengawasan, baik orangtua maupun guru.
Setelah mendengar pengakuan keempat anak itu Dedi mengaku kaget dan miris.
Menurutnya, kejadian seperti itu kemungkinan bisa banyak terjadi akibat siswa kurang mendapat perhatian orangtua karena sibuk bekerja, sementara di rumah terus merasa jenuh.
"Saya tanya ke mereka kenapa kamu begini. Jawabannya, satu ibu kerja, bapak ke sawah. Dia jenuh karena belajar tatap muka tak ada. Belajar daring cuma sebentar. Ya, dampaknya seperti ini. Soal fenomena anak seperti ini terlalu banyak sampel," kata Dedi.
Baca juga: Daftar Lengkap 23 Kabupaten/Kota di Indonesia yang Kembali Diterapkan PSBB, Ini Poin-poin Aturannya

Dedi akhirnya menyuruh mereka membatalkan menengok temannya yang hamil itu dan kembali ke rumah.
Dedi juga membelikan mereka baju, sepatu dan tas dengan perjanjian tak boleh mengulangi lagi keluyuran tanpa alasan yang jelas. Apalagi usia mereka masih belia.
Mantan bupati Purwakarta itu mengatakan fenomena seperti ini terjadi massif.