Ironis, Ada Satu Kampung di Jawa Barat yang Tak Pernah Mendengar Adzan
Masih di Pulau Jawa, bahkan masih di Jawa Barat. Wilayah yang dianggap maju, modern, pusat pemerintahan. Tetapi, ironisnya ada satu kampung yang tak p
TRIBUNJABAR.ID - CIAMIS,- Masih di Pulau Jawa, bahkan masih di Jawa Barat. Wilayah yang dianggap maju, modern, pusat pemerintahan. Tetapi, ironisnya ada satu kampung yang tak pernah mendengar adzan.

Kampung Marapit di perbatasan Ciamis dan Pangandaran ini memang sebuah perkampungan baru. Dulu, kampung yang didiami 178 Kepala Keluarga (KK) ini pernah jadi penghasil batu kalsit, sejenis batu gamping berwarna transparan. Biasanya disebut batu kaca.
Di sini, sebuah bukit batu kalsit berdiri menjulang. Di tempat inilah, adzan sulit terdengar karena memang belum ada masjid di sini. Sementara masjid terdekat berjarak sekitar 1,5 kilometer.

“Kalau adzan, seringnya gak kedengeran apa-apa, jadi gak apal waktu sholat. Harus dikasih tau anak atau cucu dulu, baru tau udah masuk waktu sholat,” kata Kakek Holil, sesepuh kampung Marapit.
Meski demikian, Kakek Holil tetap semangat beribadah ke masjid. Menempuh jalan tanah berbatu, dengan kontur naik-turun, Kakek memburu pahala shalat jamaah di masjid terdekat.
Namun kini, usianya tak lagi muda. Jarak dan medan yang harus ditempuh tiap ke masjid jadi hambatan bagi Kakek Holil dan warga sepuh lainnya.
Apalagi di musim hujan, masjid seolah jauh tak terengkuh, terhalang cuaca yang membuat jalan tanah menjadi kubangan lumpur berbatu licin. Sudah pasti, saat hujan deras, adzan sama sekali tak terdengar.
Masyarakat sangat rindu mendengar panggilan suci, sehingga berharap bisa membangun satu mushola kecil di sana. Namun, mereka terbentur biaya.
Kampung Marapit memang dahulunya sebagai kampung penambang batu kalsit. Bebatuan ini dijual ke berbagai kota pengrajin untuk dipahat menjadi berbagai ornamen penghias rumah atau perhiasan. Namun, akhirnya batuan ini habis.

Warga pun banting setir menjadi petani atau penyadap nira. Pohon kelapa yang tumbuh subur di sana menjadi rezeki mereka, namun tetap saja, penghasilan mereka hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Dana membangun mushola belum juga terkumpul.
“Tak hentinya kami berdoa, ada rezeki kami memiliki masjid sendiri, sehingga bisa lebih semangat menggerakkan kegiatan keagamaan di sini,” tutur Kepala Dusun, Evi Sulastri.
Mari wujudkan harapan warga Kampung Marapit mendengar panggilan suci yang mereka rindukan.
Donasi langsung a.n masjidnusantara :
Muamalat 1080005817
Mandiri 131 001 0933 135
BCA 437 333 3151
*Konfirmasi donasi ke call center 0851 0766 6665
www.masjidnusantara.org