Harga Kacang Kedelai Melonjak, Pedagang Tahu Sumedang di Rancaekek-Cileunyi Pun Menjerit
Di tengah pandemi Covid-19 harga kacang kedelai melonjak. Kondisi ini membuat para pedagang tahu Sumedang
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Di tengah pandemi Covid-19 harga kacang kedelai melonjak. Kondisi ini membuat para pedagang tahu Sumedang di Jalan Raya Bandung Garut, sepanjang Cileunyi-Rancaekek kian terhimpit.
Pada libur tahun baru, biasanya mereka mendulang untung yang lebih karena banyak orang yang mudik melalui jalur tersebut.
Tapi hal tersebut tak terjadi di tahun ini, pemudik lebih sedikit karena adanya pandemi Covid-19 dan harga kacang kedelai melambung tinggi.
Seorang penjual tahu, Imas (25), mengaku baru kemarin, ia kembali berjualan tahu di Jalan Bandung Garut.
Baca juga: Hari Terakhir Libur Tahun Baru, Pengunjung Pantai Pangandaran Membeludak, Macet di Pintu Masuk
"Baru kemarin jualan lagi, hari sebelumnya tak jualan tahu karena tak ada di pabrik," unar Imas, di sela berjualannya, Minggu (3/12/2020).
Imas mengaku, tahu sekarang tetap ada, namun harganya naik.
"Satu itu (wadah kotak) hanya Rp 27 ribu, sekarang jadi Rp 30 ribu," kata Imas.
Selain itu kata Imas, isinya jadi berkurang, sehingga lebih sedikit. Ditambah, kata Imas, harga cabai rawit pun mahal, Rp 70 ribu perkilogramnya.
Tahu sumedang biasanya disajikan dan dikonsumsi disertai cabai rawit.
"Saya tak menaikan harga, tapi isinya sedikit dikurangi. Saya ini menjualnya satu keranjang isi 25 tahu, Rp 20 ribu," tuturnya.
Imas mengatakan, untuk sekarang harga kacang kedelai naik, pembeli pun jadi berkurang karena adanya pabdemi Covid-19.
Baca juga: VIRAL, Video 30 Detik Seorang Perempuan Asal Karawang Menghina Pancasila, Begini Katanya
"Biasanya libur tahun baru ramai, sekarang gini (sepi). Jika dibanding tahun baru sebelumnya jauh berbeda, penurunannya lebih dari 50 persennya," kata dia.
Imas berharap, harga kacang kedelai bisa normal lagi dan stabil.
"Selain itu semoga kondisi normal kembali seperti dulu (tak ada Covid 19), supaya bisa ramai lagi," katanya.
Pedagang tahu Sumedang lainnya, Gani (56) mengaku, dirinya tak sempat libur berjualan tahu, namun harga tahu naik, seperti diucapkan Imas.
Berbeda dengan Imas, Gani, memilih menaikan harga jualnya karena memang harga di pabriknya pun naik.
"Biasanya satu keranjang dijual Rp 20 ribu, sekarang jadi Rp 22-23 ribu," kata dia.
Gani mengatakan, tak apa harga naik, tapi diharapkan daya beli masyarakat juga meningkat, sehingga barang dagangannya laku.
"Sebab biasanya kalau sudah naik sulit untuk turun lagi, sekarang pembeli Alhamdulillah masih ada, tapi banyak yang bertanya kenapa naik, setelah dijelaskan ya gak apa-apa," tuturnya.
Namun kata Gani, di libur tahun baru kali ini jika dibandungkan dengan libur tahun baru sebelum ada pandemi Covid jauh berbeda.
"Sekarang lebih sepi karena ada pembatasan, mungkin menurunnya sampai 70 persen. Padahal biasanya tahun baru dan lebaran menjadi andalan bagi pedagang di pinggir jalan seperti kami," ujarnya.
Baca juga: Foto Pernikahan Din Syamsuddin dan Rashda Diana, Prosesi Digelar Tertutup
Gani mengatakan lebaran dan tahun baru kali ini tak bisa diandalkan sebab adanya pandemi Covid 19, sehingga banyak yang dibatasi.
"Dulu (sebelum ada pandemi) saat tahun baru dan lebaran sehari bisa dapat Rp 3 juta, sekarang mah dapat Rp 1 juta juga sudah untung banget," tutur Gani.
Gani berharap, pandemi cepat berakhir sehingga kondisinya normal kembali.
"Sehingga bisa berjualan seperti dulu, dan pembeli pun seperti dulu," ucapnya.