Kedelai
VIDEO-Produsen Tahu Cibuntu Putuskan Berhenti Produksi Hingga Empat Hari, Protes Harga Kedelai Naik
Harga kedelai naik menjadi Rp 9.200 per kilogram dari harga normal hanya Rp 7.000 per kilogram...
Penulis: Fasko dehotman | Editor: Dicky Fadiar Djuhud
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Satu di antara pengusaha tahu di kawasan Cibuntu, Pasirkoja, Kota Bandung, Sirod Judin, mengeluhkan harga kedelai yang mahal.
Pria 35 tahun itu terpaksa berhenti produksi tahunya, lantaran tak kuat membeli kedelai.
"Harga kedelai naik menjadi Rp 9.200 per kilogram. Harga normal hanya Rp 7.000 per kilogram. Kondisi harga kedelai yang mahal benar-benar membuat
pengusaha kecil seperti kami terjepit keadaan," ujar Sirod kepada Tribun Jabar, ditemui di kios Tahu Mentega Cibuntu, Jalan Aki Padma Selatan, Pasirkoja,
Kota Bandung, Sabtu (2/1/2021).
Dia berharap, adanya perhatian pemerintah untuk menurunkan kembali harga kedelai.
"Turunnya harga, tentu membantu meringankan beban para pengusaha tempe, tahu, maupun usaha lainnya, yang membutuhkan kedelai," kata Sirod.
Mogok produksi tahu hingga 3-4 hari
Berkaitan dengan mogoknya poduksi tahu di Cibuntu, Sirod mengaku, keputusan tersebut berdasarkan kesepakatan bersama Paguyuban Produsen Tahu Cibuntu.
"Kami berhenti produksi paling sekitar 3 hingga 4 hari. Berhentinya produksi tahu sangat berimbas pada pendapatan yang menurun drastis," jelas Sirod.
Sirod menambahkan, alasan dilakukannya mogok produksi tahu agar harga kacang kedelai di pasaran kembali turun.
"Harapan saya kalau bisa harganya normal lagi ke Rp 7.000. Kalaupun harus naik, paling tinggi Rp 8.000. Soalnya kalau harga Rp 8.000 pun, perkilo hasil produksinya sudah minim," tutur Sirod.
Sirod menceritakan, semenjak Paguyuban Produsen Tahu Cibuntu mogok produksi, banyak para pedagang pasar datang ke kiosnya yang menanyakan stok tahu.
"Seharian ini, dari pagi hingga sore ada 30 orang lebih yang menanyakan ketersediaan tahu di kios kami," pungkas Sirod. (*)