Ketua PA 212 Yakin Massa Aksi 1812 Tak Ada yang Bawa Sajam: Tunjukkan kepada Kami

Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Maarif, berkomentar mengenai masa aksi 1812 yang ditangkap karena membawa senjata tajam dan narkoba. 

Editor: Giri
(KOMPAS.com/LABIB ZAMANI)
Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif seusai diperiksa di Mapolresta Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (7/2/2019). Slamet tantang polisi tunjukkan massa aksi 1812 yang bawa senjata tajam dan narkoba. 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Maarif, berkomentar mengenai masa aksi 1812 yang ditangkap karena membawa senjata tajam dan narkoba. 

Bahkan dia menantang polisi menunjukkan senjata tajam dan narkoba yang dibawa peserta aksi unjuk rasa 1812 di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Jumat (18/12/2020).

Ia yakin, peserta tersebut adalah penyusup yang mencoba merusak citra perjuangan pihaknya.

Kata dia, selama puluhan kali PA 212 menggelar aksi unjuk rasa, tidak pernah ada anggotanya yang kedapatan membawa dua barang itu.

"Tunjukkan kepada kami, mana yang membawa sajam dan ganja."

"Jika ada, kami yakin pasti itu penyusup."

"Sudah puluhan kali kami aksi besar, tidak pernah ada sajam apalagi ganja," ucap Slamet kepada Tribunnews, Sabtu (19/12/2020).

”Kok tiba-tiba sekarang ada sajam?"

"Pasti ini penyusup yang ingin merusak citra perjuangan kita," imbuh Slamet.

Baca juga: Risma dan Djarot Kandidat Kuat Jadi Mensos Gantikan Juliari, Tergantung Mega dan Joko Widodo

Baca juga: Rizky Febian Pertanyakan Harta yang Dititipkan ke Istri Teddy Pardiyana dan Sekarang Tak Ada Lagi

Berkenaan dengan klaim polisi tersebut, Slamet mempersilakan aparat berwajib menangkap dan menahan mereka yang memang disebut membawa sajam dan narkoba jenis ganja.

Sebab, ia yakin mereka bukan anggota PA 212 ataupun FPI.

"Jika memang benar ada sajam dan ganja, tangkap aja, pak."

"Kami berterima kasih, karena kami yakin 100 persen mereka bukan dari FPI atau PA 212," paparnya.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono sebelumnya menyampaikan, pihak kepolisian mengamankan 445 peserta aksi 1812 pada Jumat (18/12/2020).

Menurut Argo, data tersebut merupakan data terakhir yang diterima pada pukul 16.00 WIB.

Dari jumlah itu, 22 orang di antaranya dilokalisir ke Batalyon Infanteri Jayayudha 201, Jakarta Timur.

"Sisanya diamankan di Mapolres masing-masing," katanya lewat keterangan tertulis, Sabtu (19/12/2020).

Ia menyampaikan, aparat kepolisian juga menangkap lima tersangka yang diduga peserta aksi 1812, lantaran membawa senjata tajam dan narkotika.

"Total penemuan tindak pidana meliputi lima tersangka membawa sajam di antaranya di Polres Jakarta Utara, Jakarta Selatan, dan Tangerang Kota."

Baca juga: Viral, Pengendara Sepeda Motor Mesum di Jalan dan Tak Peduli dengan Orang Lain, Kini Diamankan

"Dan dua tersangka membawa narkotika jenis ganja di Polres Depok," jelas Argo.

Tak hanya itu, saat mengamankan aksi demonstrasi, terdapat anggota kepolisian yang menjadi korban saat melakukan upaya penegakan hukum.

"Terdapat dua anggota Polda Metro Jaya terluka pada saat melakukan upaya penangkapan," tutur Argo.

Di sisi lain, kata Argo, terdapat 26 peserta aksi 1812 yang dinyatakan reaktif Covid-19 saat dilakukan rapid test.

"Sampai dengan pukul 16.00 WIB total pengunjuk rasa yang reaktif Covid-19 sejumlah 26 orang," jelasnya.

Setelah dinyatakan reaktif terhadap virus SARS-CoV-2 itu, kata Argo, peserta aksi tersebut langsung dibawa ke Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat.

"Dibawa ke RSD Wisma Atlet, Kemayoran," terang Argo.

Sebelumnya, Aliansi Nasional Anti-Komunis (ANAK) NKRI berencana menggelar demonstrasi di depan Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (18/12/2020).

Tiga ormas dalam aliansi ini adalah Persaudaraan Alumni (PA) 212, Front Pembela Islam (FPI), dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama.

Baca juga: Ramalan Zodiak Cinta Minggu 20 Desember 2020, Capricorn Akan Dapat Kejutan Tak Terduga

Mereka akan menuntut pengusutan 6 anggota FPI yang tewas ditembak serta meminta pembebasan Rizieq Shihab.

Menanggapi rencana ini, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengaku belum dapat memastikan apakah koordinator aksi demonstrasi tersebut sudah melayangkan pemberitahuan ke pihaknya atau belum.

"Besok akan saya cek," kata Yusri.

Meski begitu, kata Yusri, ia memastikan Polda Metro Jaya tidak akan mengeluarkan surat tanda terima pemberitahuan (STTP) aksi, atas rencana demonstrasi itu.

"Sebab ini masih dalam masa pandemi Covid-19, dan aksi itu berpotensi menimbulkan kerumunan."

"Jadi pastinya tidak akan kami keluarkan STTP aksi," ujar Yusri.

Dari informasi yang diperoleh dan sempat beredar di media sosial Twitter, aksi Aliansi Nasional Anti-Komunis (ANAK) NKRI ini diberi tajuk 'Aksi 1812'.

Agenda aksi bakal membawa sejumlah tuntutan.

Di antaranya, pengusutan 6 anggota FPI yang tewas ditembak polisi, meminta pembebasan Rizieq Shihab, dan meminta setop kriminalisasi ulama.

Rencana demonstrasi tersebut dibenarkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal PA 212 Novel Bamukmin.

"Benar," kata Novel.

Ia menyebutkan rencana aksi demonstrasi tersebut sudah didahului dengan surat pemberitahuan kepada pihak kepolisian.

"Seperti biasa hanya pemberitahuan. Aksi langsung di Istana," tuturnya.

Ketua Umum PA 212 Slamet Ma'arif mengonfirmasi adanya rencana aksi tersebut.

"Insya Allah," kata Slamet lewat pesan singkat, Rabu (16/12/2020).

Dari poster yang diterima Tribunnews, beberapa tuntutan ANAK NKRI akan disuarakan.

Tuntutan pertama yakni meminta pengsutan tuntas terhadap enam laskar FPI yang tewas oleh polisi di Tol Jakarta-Cikampek KM 50.

Tuntutan kedua, meminta Rizieq Shihab yang ditahan di Polda Metro Jaya, dibebaskan.

Tuntutan ketiga, meminta agar kriminalisasi terhadap ulama dihentikan.

Mereka juga meminta agar tak ada lagi diskriminasi hukum.

PA 212 yang ikut dalam aksi tersebut, bicara soal estimasi massa yang hadir.

"Belum bisa diketahui (jumlah massa yang hadir)," kata Ketua Media Center PA 212 Novel Bamukmin saat dihubungi, Rabu (16/12/2020).

Namun, Novel mengatakan pihaknya telah meperhitungkan berbagai anstisipasi jika memang massa membeludak.

Sayangnya, dia tak menjelaskan secara detail.

"Untuk antisipasi, akan dikawal oleh laskar gabungan yang bernaung dalam wadah ANAK NKRI," sambung Novel. (*)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved