Kambing Mati Misterius dengan Bekas Gigitan Terjadi Lagi di Kuningan, Kali Ini Tujuh Ekor

Sebanyak tujuh ekor kambing mati misterius di Kecamatan Cibingbin, Kabupaten Kuningan.

Editor: Giri
Istimewa
Kambing mati misterius kembali ditemukan di Kecamatan Cibingbin, Kabupaten Kuningan. Pada Sabtu (19/12/2020), ada tujuh kambing yang mati. 

Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai

TRIBUNJABAR.ID, KUNINGAN - Sebanyak tujuh ekor kambing mati misterius di Kecamatan Cibingbin, Kabupaten Kuningan.

Kambing yang mati itu di antaranya milik Sarka, warga Dusun 3 Cikamuning, RT 02 RW 06, Desa Cipondok. Kambingnya mati lima ekor.

Dua kambil lainnya milik Komar, warga Dusun Dua RT 002 RW 005, Desa Ciangir, Kecamatan Cibingbin.

"Kambing mati diketahui sewaktu pagi," ungkap Aris Bobi, tokoh pemuda setempat, Sabtu (19/12/2020).

Menurutnya, kasus ini tidak jauh beda dengan tragedi kematian kambing misterius beberapa waktu lalu.

"Tujuh ekor kambing mati itu masih utuh tubuhnya alias masih lengkap bangkainya," ujarnya.

Sebelumnya, seekor kambing yang mati dengan bekas gigitan hewan buas misterius di Kecamatan Cibingbin, dibeli oleh Tim Idenfikasi Balai Konservasi Sumber Daya Alam dan Labvet Laboratorium Subang Kementrian Peternakan.

Baca juga: INNA LILLAHI, Kepala Bagian Umum Setwan DPRD Kota Bandung Meninggal Dunia

Baca juga: Tanpa Lawan, Suami Paksa Istri Jadi Pesaing di Pilkades Serentak di Ciamis, Visi Misi Dibikinkan

“Pembelian kambing itu dalam kondisi lemas, untuk dijadikan uji lab dan pemeriksaan pada beberapa organ kambing tersebut,” ungkap Kasi Keswan dan Kesmavet Dinas Peternakan Kuningan, Rofiq, saat dihubungi Tribun, Jumat (18/12/2020).

Kambing itu dibelik kemarin dengan harga Rp 1 juta.

“Sekarang kambing ada di tangan tim identifikasi,” kata Rofiq.

Kata Rofiq yang merupakan dokter hewan, itu dilakukan untuk menggali keterangan.

“Sebab kasus kambing mati misterius di Kecamatan Cibingbin bukan pertama kali ini saja. Kejadian yang sama berlangsung sejak lima tahun dan 10 tahun lalu, ini peristiwa bisa dikatakan periodik di lingkungan warga Cibingbin,” ungkap Rofiq.

Penggalian keterangan, kata dia, tentu memiliki latar belakang kuat dalam mengungkap kasus kematian kambing misterius tersebut.

“Ya, dari sekian banyaknya kambing mati, itu kondisi tubuh atau dagingnya masih utuh,” ujarnya.

Kemudian hendak dilakukan pemeriksaan, apakah nanti ditemukan virus rabies atau penyakit paparan pada hewan mematikan.

Baca juga: Gara-gara Nyamuk, Wanita Indonesia Masuk Dalam 10 Ilmuwan Berpengaruh Dunia

Baca juga: Perayaan Tahun Baru 2021 di Kabupaten Cirebon, Ini Keputusan yang Dikeluarkan Bupati Imron Rosyadi

“Hingga kini tindakan pemeriksaan yang sebelumnya mengambil kepala kambing mati untuk di jadikan sampel, itu belum ada hasilnya. Juga dengan kambing pembelian kemarin pun sama, belum dilakukan pemeriksaan,” katanya.

Sebelumnya, riwayat kematian kambing misterius yang terjadi di Kecamatan Cibingbin, Kuningan, terus diperiksa.

“Kita sudah dua kali ke lokasi dan melakukan perekaman terhadap sejumlah tempat di lingkungan kandang kambing tersebut,” kata Rofiq.

Rofiq mengemukakan tindakan datang ke kandang itu agar banyak ditemukan keterangan sebagai bahan peneliatian lebih lanjut.

“Kami ke lokasi bareng tim dari BKSDA dan petugas Balai Laborotirum dari Subang. Kesimpulan sementara sepakat menyebutkan bahwa kematian kambing itu di duga akibat hewan sejenis anjing liar alias ajag,” ungkap Rofiq.

Sebab, kata Rofiq, ditemukan sejumlah jejak kaki binatang sejenis anjing liar atau ajag.

“Tim pun melakukan pemeriksaan dan menggali keterangan dari warga dan pemilik hewan ternak tersebut,” kata Rofiq lagi.

Dia menyebutkan, jejak kaki hewan itu berukuran dua hingga tiga sentimeter.

“Mengerecut bahwa serangan mematikan hewan ternak warga itu benar serupa ajag,” katanya.

Namun, kata Rofiq, pihaknya terus melakukan penggalian dalam pengungkapan kasus kematian kambing misterius tersebut.

“Sebab, perlu diketahui bahwa kebiasaan ajag itu merupakan hewan bergerombol dan ketika menerkam mangsa, otomatis tidak meninggalkan begitu saja. Nah, yang jadi pertanyaan itu kenapa bangkai kambing masih utuh?” ujarnya.

Sosok ajag, kata Rofiq, memiliki tubuh lebih kecil dari anjing dewasa pada umumnya.

“Kemudian mereka melakukan serangan selalu bergerombol,” ujarnya.

Sekadar informasi, jumlah kambing mati oleh hewan buas misterius di Kecamatan Cibingbin, kini bertambah menjadi 47 ekor.

Hal itu setelah sebelumnya terjadi di Desa Cipondok terdaat 24 ekor kambing mati dan disusul dengan 15 ekor kambing mati di Desa Sukaharja dan 8 ekornya lagi terjadi di Desa Ciangir.

“Di desa kami ada delapan ekor kambing mati dengan kejadian sama di Desa Cipondok,” ungkap Kepala Desa Ciangir, Rahmat, saat dikonfirmasi, Senin (14/12/2020).

Menurut Rahmat, ini bukan kejadian pertama.

“Pernah terjadi di beberapa tahun sebelumnya. Cuma bedanya dengan titik serangan terjadi kambing itu sendiri,” ujar Rahmat.

Mengenai serangan yang dilakukan hewan buas, kata Rahmat, dia tidak mengetahui persis itu binatang apa.

“Sebab ada beberapa warga bilang, bahwa hewan itu mirip kucing lueweung, anjing leuweung, kayak gitu,” katanya.

Ternak warga yang mati, kata dia, ini sama persis pada tubuh kambing yang terlihat satu titik terluka.

“Dulu lukanya itu persis dari anus dan sekarang kambing mati itu melihatkan luka bekas sedotan darah hewan buas tersebut,” katanya.

Hal serupa dikatakan Kepala Desa Sukaharja, Cecep Rohadi. Dia mengatakan, serangan hewan buas itu menimbulkan kematian sebanyak 15 ekor kambing.

“Peristiwa itu terjadi di Dusun Tiga desa kami dan ini sama seperti kambing-kambing yang mati di Dusun Tiga, Desa Cipondok. Tidak ada bagian tubuh yang hilang bahkan nyaris tanpa luka,” ujar Cecep.

Baca juga: VIRAL dan Mengharukan, Wisudawan Gendong Orang Tuanya ke Kampus, Ternyata Lulusan Terbaik

Dari 15 kambing itu, sembilan di antaranya ditemukan mati di dalam kandang. Enam ekor lainnya masih hidup namun dalam kondisi sekarat.

“Dalam laporan diterima desa, belasan kambing mati terjadi di hari Minggu (13/12/2020) pagi, saat pemilik akan memberi makan kambing,” katanya.

Sembilan kambing sudah tergeletak mati itu kondisinya penuh luka gigitan. “Namun tidak ada satu pun bagian tubuh kambing yang hilang dimakan alias tubuh kambing mati utuh,” katanya. (*)

Sumber: Tribun Cirebon
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved