Pemda KBB Melaui PUPR Telah Melakukan Perlindungan Terhadap 4 Aset Sumber Mata Air

Pemerintah KBB melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) telah melakukan perlindungan terhadap empat aset sumber mata air

istimewa

TRIBUNJABAR.ID, NGAMPRAH - Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) telah melakukan perlindungan terhadap empat aset sumber mata air.

Hal tersebut dilakukan karena seiring bertambahnya jumlah penduduk di wilayah KBB yang menjadikan permintaan kebutuhan akan air bersih pun semakin meningkat.

Kabid Sanitasi Dinas PUPR KBB, Rilvihadi Zain ST MM mengatakan, bahwa pemerintah KBB perlu menyediakan sumber air baku untuk pemenuhan kebutuhan air bersih di wilayah Kabupaten Bandung Barat.

"Pemkab Bandung Barat telah membebaskan dan membeli beberapa sumber mata air dari masyarakat sebagai aset pemkab, untuk selanjutnya dapat digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan air minum di wilayah Bandung Barat," ujar Rilvihadi melalui keterangan tertulisnya, Jumat (18/12/2020).

Menurut Rilvihadi, sumber mata air tersebut nantinya dalam hal pengelolaannya akan bekerja sama dengan salah satu BUMD KBB, yakni PT. Perdana Multiguna Sarana (PMGS).

Ia mengatakan, aset sumber mata air tersebut perlu diamankan dan dilindungi, agar terjaga baik kualitas maupun kuantitasnya, sehingga dapat digunakan oleh masyarakat.

"Ada empat aset sumber mata air yang dimiliki Pemkab KBB, di antaranya Mata Air Cimeta, Mata Air Cibanen (Cibanteng), Mata Air Cibadak, dan Mata Air Blok Cipetir," ucapnya.

Lebih lanjut, kata Rilvihadi, ada juga Mata Air Cimeta berlokasi di Blok 01 Desa Pasirlangu, Kecamatan Cisarua dengan luas area mata air 1006 M2.

Mata Air Cimeta memiliki debit rata-rata 40-50 liter per detik. Mata air ini juga secara gravitasi dapat mengaliri daerah Cisarua, Ngamprah dan Padalarang.

Lalu, Mata Air Cibanen (Cibanteng) terletak di Kampung Cibanen, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikalong Wetan dengan luas area total yaitu 4374 M2.

"Mata Air Cibanen terdiri atas dua mata air, yakni Cibanen 1 dengan luas 3174 M2 dengan debit rata-rata 20 liter per detik, dan Cibanen 2 dengan luas 1200 M2 dengan debit rata-rata 7 liter per detik," kata Rilvihadi.

Untuk saat ini, Mata Air Cibanen 1 sudah digunakan dalam penambahan debit air baku ke broncaptering milik PT. PMGS, sedangkan Mata Air Cibanen 2 baru direncanakan untuk menambah debit airnya ke PT. PMGS seperti Mata Air Cibanen satu.

Kemudian, Mata Air Cibadak bertempat di Blok Cibadak, Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua dengan luas area 1770 M2 dengan debit rata-rata 25 liter per detik. Berdasarkan topografinya, mata air ini dapat memenuhi pelayanan di wilayah Cisarua.

"Akan tetapi, Mata Air Cibadak kondisinya saat ini belum dimanfaatkan sebagai pemenuhan keperluan air bersih," ucapnya.

Selanjutnya, kata dia, Mata Air Blok Cipetir yang berlokasi di Blok Cipetir, Desa Sukahaji, Kecamatan Cipeundeuy dengan luas 777 M2, dan debit air rata-rata 5 liter per detik. Menurut gravitasi, mata air ini dapat memenuhi pelayanan di wilayah Cipeundeuy.

Terkait pengamanan dan perlindungan terhadap keempat sumber mata air tersebut, di antaranya pemagaran area atau batas wilayah mata air, merehab konstruksi bangunan broncaptering, pembangunan jalan inspeksi atau paving block di lokasi mata air, dan pembangunan TPT dan drainase di sekitar wilayah mata air.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved