Karni Ilyas ILC TV One Pamit, Tak Lagi Tayang, Rocky Gerung: Buzzer Akan Bergembira

Kepastian berhenti tayangnya ILC disampaikan oleh presiden sekaligus presenter ILC, Karni Ilyas melalui akun Twitter pribadinya, @karniilyas

Editor: Siti Fatimah
istimewa
Kepastian berhenti tayangnya ILC disampaikan oleh presiden sekaligus presenter ILC, Karni Ilyas melalui akun Twitter pribadinya, @karniilyas, Selasa (15/12/2020). 

Rocky Gerung mengatakan bahwa berhentinya ILC bisa menjadi tolok ukur kondisi demokrasi di Indonesia saat ini.

Tidak heran ketika banyak pihak yang menyebut keputusan ILC tak lagi tayang ada kaitannya dengan kondisi perpolitikan di Tanah Air.

"Dari situ orang belajar bahwa republik sebetulnya merosot, yang memburuk sebenarnya Republik, bukan ILC-nya," katanya.

"Kan itu cara membaca politik media," tegas Rocky Gerung.

Baca juga: Karni Ilyas Mendadak Umumkan ILC TVOne Pamit, Rocky Gerung Beri Komentar, Sebut Sudah Prediksi

Lebih lanjut, Rocky Gerung menyebut dan menyakini bahwa kondisi tersebut akan disambut positif oleh para buzzer pemerintah.

"Akibatnya nanti buzzer akan bergembira karena tidak ada lagi tempat untuk mencaci maki atau mengkritik pemerintah," ucapnya.

"Jadi informasi akan berjalan satu arah tanpa ada forum untuk mengevaluasi, membahas, berdebat," jelas Rocky Gerung.

Singgung Najwa Shihab dan Rosiana Silalahi

Dalam kesempatan itu, Rocky Gerung lantas menyinggung program acara talk show lainnya yang pembawanya keras dan lantang terhadap pemerintah.

Dirinya menyebut acara Mata Najwa yang dibawakan oleh Najwa Shihab dan acara Rosi yang dipandu Rosiana Sillahi.

Rocky Gerung menilai kasus ILC akan berdampak pada kedua acara tersebut ataupun acara-acara lain dengan nada yang sama.

Baca juga: PENGAKUAN MENGEJUTKAN, Cristiano Ronaldo Ternyata Pilih Nonton Olahraga Ini daripada Sepak Bola

"Mungkin Mata Najwa, Najwa Shihab atau Rosi Silalahi juga udah mulai berpikir untuk menurunkan tone dan beberapa stasiun televisi," kata Rocky Gerung.

"Kan kita lihat bahwa beberapa televisi yang sebetulnya secara tradisi mendukung rezim, lama-lama mulai bosan juga karena tidak ada alasannya," jelasnya.

Secara substansi, Rocky Gerung menyebut sebagai pertanda adanya kemunduran dalam proses berdemokrasi.

Meski begitu, Rocky Gerung mengatakan tidak akan menyurutkan para pengamat untuk terus bersuara.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved