Program Padat Karya Pertanian Pemkab Bandung Barat, Jadi Solusi Pemulihan Ekonomi Ditengah Pandemi

Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) terus berupaya untuk memulihkan ekonomi ditengah pandemi Covid-19 dengan mengadakan program padat karya

Istimewa
BUPATI Kabupaten Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna 

TRIBUNJABAR.ID - NGAMPRAH, TRIBUN - Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB) terus berupaya untuk memulihkan ekonomi ditengah pandemi Covid-19 dengan mengadakan program padat karya pertanian.

Bupati Aa Umbara Sutisna terus memantau progres program padat karya pertanian hasil kerjasama Pemda Kabupaten Bandung Barat (KBB) dan Kementerian Tenaga Kerja yang melibatkan masyarakat serta petani terdampak Covid-19.

Aa Umbara mengatakan, dari total 10 hektare lahan garapan yang berada di kawasan kompleks Pemda KBB, untuk saat ini sudah ada sekitar 6 hektare yang digarap.

"Ini kan programnya untuk pemulihan ekonomi, tapi saya kepikiran untuk mengintegrasikan konsep pertanian dengan wisata," ujar Aa Umbara belum lama ini.

Nantinya, kata Aa Umbara, komoditas sayuran dan kacang edamame yang ditanam warga KBB, hasilnya bisa dimanfaatkan oleh petani, dijual, atau ditanam lagi untuk menunjang kehidupan.

Dirinya melihat dengan potensi lahan pemda yang masih belum dipakai, maka bisa dimaksimalkan untuk kegiatan pertanian serta wisata edukasi seperti peternakan, pertanian, hortikultura. Itu sangat mungkin karena lahannya sangat luas, yakni 55 Ha yang belum termanfaatkan.

"Konsep jelasnya, nanti Senin kita adakan rapat bersama dinas terkait. Seperti Disnaker, Pertanian, Peternakan, Disparbud, LH, PUPR, dan Dishub, biar semua saling terintegrasi," kata Aa Umbara.

Tujuan jangka pendeknya, kata dia, bisa membantu masyarakat yang terdampak Covid-19. Sedangkan jangka panjangnya bisa menjadi daya tarik wisata, menarik minat orang untuk datang.

"Terlebih ini lokasinya berdekatan dengan kantor pemda dan aksesnya juga mudah. Jadi sebisa mungkin akan dimanfaatkan untuk masyarakat KBB," ucapnya.

Menurutnya, view di kawasan tersebut sangat bagus sehingga bisa menjadi objek wisata di kawasan Ngamprah. Padahal di hampir semua kecamatan di KBB punya objek wisata ikonik, sementara Ngamprah hingga kini belum ada. Jadi bisa dipadukan antara pembangunan pemda, gedung dewan, pertanian, peternakan, dan juga wisatanya.

"Nanti juga ada evaluasi untuk pertaniannya, mana yang lebih untung, kacang edamame yang sudah ada buyer ataukah sayuran. Bisa dilihat sekitar 2-3 bulan kedepan," ujar Aa Umbara.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved