Masih Tunggu Ijin dan Uji Klinis, UGM Kembangkan Obat Antivirus Covid-19

Penelitian terkait Corona Virus masih dilakukan termasuk oleh pergurun tinggi di Indonesia, seperti yang dilakukan oleh UGM

Editor: Siti Fatimah
(PIXABAY)
Ilustrasi obat- Penelitian terkait Corona Virus masih dilakukan termasuk sejumlah pergurun tinggi di Indonesia, seperti yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Penelitian terkait Corona Virus masih dilakukan termasuk oleh pergurun tinggi di Indonesia, seperti yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM).

UGM  kali ini mengembangkan obat antivirus Covid-19.

Dalam pengembangan obat antivirus Covid-19 ini, UGM menggandeng PT Filipina Antiviral Indonesia (FAI).

Baca juga: Indra Penciuman Terganggu Akibat Covid-19, Bisa Pulih, Coba Cara Berikut

Dikutip dari Kontan.Id, hal itu dikemukakan oleh Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni Prof. Paripurna Sugarda dalam keterangannya kepada wartawan secara virtual di sela kegiatan UGM-Industri Research Forum 2020, Rabu (2/12/2020). 

“Kerja sama ini awalnya untuk mengembangkan obat antiradang, namun juga dikembangkan untuk antivirus Covid-19 juga,” papar Paripurna seperti dilansir dari laman UGM, Kamis (3/12/2020). 

Baca juga: Belum Ada Tanda-tanda Penyebaran Covid-19 di Kota Sukabumi Menurun, Hari Ini Bertambah 55 Kasus

Sejauh ini, kata dia, pengembangan obat antivirus Covid-19 ini masih menunggu izin penelitian dan uji klinis dari BPOM dan Komite Etik Penelitian dan Pengembangan.

Apabila sudah mengantongi izin, pihaknya sudah menggandeng PT Kimia Farma untuk kerja sama dalam pengembangan lebih lanjut. 

Baca juga: UPDATE Covid-19 Ciamis, Lebih 500 Orang Terpapar, Hari Ini Bertambah 21, Paling Banyak di Rajadesa

“Untuk pengembangnya kita juga kerja sama dengan beberapa rumah sakit di Indonesia,” katanya. 

Rencananya, obat anti virus Covid-19 ditargetkan akan siap dipasarkan pada 2022.

Paripurna menjelaskan, melalui kerja sama dengan mitra industri ini maka UGM nantinya tidak hanya memproduksi alat diagnosis Covid-19 berbasis antigen RI-GHA maupun GeNose yang mendeteksi Covid-19 dari embusan nafas, nantinya UGM akan memproduksi obat anti virus juga. 

Baca juga: Sejak Pandemi Covid-19 Sampah Rumah Tangga di Daerah Ini Meningkat, Sehari 400 Ton

"Kita tidak hanya memproduksi alat deteksi positif Covid tapi juga bisa memproduksi vaksin juga bahkan kita bisa memproduksi obat Covid-19," katanya. 

Sementara itu, Direktur Utama PT FAI Mario Pacurso Marcos menyampaikan pihaknya menyambut baik terlaksananya kerja sama dengan pihak UGM ini dalam pengembangan obat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.

Ia percaya bahwa UGM dengan kapasitas peneliti yang dimilikinya mampu menghasilkan obat anti inflamasi dan obat anti virus Covid-19 yang berstandar internasional.

Baca juga: Sejak Pandemi Covid-19 Sampah Rumah Tangga di Daerah Ini Meningkat, Sehari 400 Ton

“Saya harap kerja sama ini mendorong peningkatan kapasitas SDM di Indonesia maupun Filipina,” katanya. 

Salah satu anggota tim peneliti dari FKKMK UGM Jarir At Thobari mengatakan, pengembangan obat antiinflamasi dan antivirus sengaja dipilih dikarenakan di tanah air masih sedikit yang sudah mengembangkan. 

Sumber: Kontan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved