Pertolongan Prabowo Bangkitkan Menteri KKP Edhy Prabowo di Masa Lalu, Disekolahkan hingga Jadi Atlet

Perjalanan hidup Menteri KKP Edhy Prabowo tidak terlepas dari pertolongan Prabowo di masa lalu.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Seli Andina Miranti
Kolase Tribun Jabar (Kompas.com)
Di masa lalu, Menteri KKP Edhy Prabowo ditolong Prbaowo Subianto hingga disekolahkan dan menjadi atlet 

TRIBUNJABAR.ID - Perjalanan hidup Menteri KKP Edhy Prabowo tidak terlepas dari pertolongan Prabowo di masa lalu.

Edhy Prabowo yang kini ditangkap KPK di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (25/11/2020) dini hari itu mengaku sudah mengenal lama Menteri Pertahanan Prabowo.

Terlepas dari penangkapannya itu, Edhy Prabowo memiliki perjalanan hidup yang menarik.

Ia bertemu Prabowo Subianto karena dipecat dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri).

Dikeluarkannya Edhy Prabowo itu setelah ia dua tahun bergabung dengan Akabri.

Baca juga: Edhy Prabowo dan istrinya Iis Rosita Ditangkap KPK, Ini Respons DPD Gerindra Jabar

Baca juga: Potret Iis Rosita Dewi Istri Menteri KKP Edhy Prabowo yang Ikut Ditangkap KPK, Ini Riwayat Hidupnya

Dikutip dari Tribunnews, Edhy Prabowo diterima di Akabri pada 1991.

Keluarga Edhy Prabowo bersedih mengetahui anaknya dikeluarkan dari Akabri.

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Wakil Ketua Umum Gerindra Edhy Prabowo menyambangi Istana Kepresidenan, Jakarta
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Wakil Ketua Umum Gerindra Edhy Prabowo menyambangi Istana Kepresidenan, Jakarta (Seno Tri Sulistiyono/Tribunnews.com)

Pemecatan itu tentu berimbas pada Edhy Prabowo karena ia bercita-cita menjadi tentara.

Karena tak ingin mengecewakan keluarga, Edhy Prabowo merantau ke Jakarta.

Ia pergi bersama 15 orang dan bertemu dengan Prabowo Subianto di kawasan Ancol, Jakarta Utara.

Prabowo Subianto memberikan pertolongan kepada Edhy Prabowo yang sedang kesulitan.

Di sinilah hidup Edhy Prabowo tak lagi sama.

Edhy bersama temannya itu memperkenalkan diri dan melanjutkan pertemuan di kediaman Prabowo Subianto di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

"Di situ malam Senin, bertemu di kediaman beliau ditanya 'Apa keinginan kalian?'. Kami mau bekerja terus kuliah. Terus kita mau memperbaiki dosa kita sama keluarga kita," ceritanya.

Pertemuan dengan Prabowo Subianto itu merupakan awal karier Edhy Prabowo sebagai atlet pencak silat.

Edhy dan teman-temannya ditawari pekerjaan di wilayah perbatasan Kalimantan oleh Prabowo.

Baca juga: Prabowo Subianto Sudah Mendapat Laporan soal Penangkapan Edhy Prabowo oleh KPK, Begini Jawabannya

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019).
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabowo saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2019). (KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)

Upahnya Rp 250 ribu yang pada tahun itu termasuk besar.

Tak hanya ditawari pekerjaan, Edhy Prabowo juga disekolahkan oleh Prabowo.

Ia mengenyam pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Moestopo.

"Kalian ikut saya. Saya biayain cuma makan secukupnya, tidak boleh kalian seperti anak emas," imbuh Edhy mengutip kembali pesan Prabowo.

"Kita diwajibkan kuliah yang benar sama latihan silat," ucapnya.

Saat itu Prabowo merupakan Pendiri Perguruan Pencak Silat Satria Muda Indonesia.

Menurut Edhy, Prabowo ingin ada penerus yang bisa menjadi pengurus perguruan pencak silat.

Edhy pun menuruti keinginan Prabowo.

Akhirnya, Edhy Prabowo menjadi atlet Pencak Silat Nasional.

Ia sempat mengikuti Pekan Olahraga Nasional XIV yang diselenggarakan di Jakarta.

Dimulai pada 9 September 1996 sampai dengan 25 September 1996.

"Saat itu saya dapat perunggu," kata Edhy.

Ia sempat kecewa lantaran tidak dapat menyabet medali emas.

"Pak Prabowo nonton. 'Gimana kok bisa kalah?'," katanya.

Setelah pertandingan di semi final, Edhy memutuskan untuk melipur lara dengan pergi ke Malang.

"Dua minggu saya menghindari kehidupan umum. Rupanya saya dicari Prabowo," tutur Edhy.

(Tribun Jabar)

Penyebab Edhy Prabowo Ditangkap KPK

Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) akhirnya buka suara mengenai penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.

Edhy ditangkap Rabu (25/11/2020) dini hari.

Penangkapan Edhy Prabowo dilakukan di Bandara Soekarno Hatta setelah ia tiba dari kunjungan kerja di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat.

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan, Edhy Prabowo ditangkap terkait dengan adanya dugaan korupsi dalam ekspor benur.

"Benar KPK menangkap berkait ekspor benur," kata Ghufron, saat dikonfirmasi, Rabu.

Menurut Ghufron, Edhy Prabowo ditangkap bersama sejumlah pihak dari Kementerian Kelautan dan Perikanan serta anggota keluarganya.

"Tadi pagi (ditangkap) jam 01.23 di Soetta (Bandara Soekarno-Hatta). Ada beberapa dari KKP dan keluarga yang bersangkutan," ujar Ghufron.

Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango juga membenarkan informasi penangkapan Edhy Prabowo.

"Benar, kami telah mengamankan sejumlah orang pada malam dan dini hari tadi," kata Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango saat dikonfirmasi, Rabu pagi.

Nawawi mengaku belum dapat memberikan informasi lebih lanjut terkait penangkapan Edhy tersebut.

"Maaf selebihnya nanti aja, saya masih dalam perjalanan ke kantor," ujar Nawawi.

Ternyata, tim satuan tugas yang mencokok Eddy, istri, beserta pegawai KKP lainnya di Bandara Soekarno-Hatta pukul 01.23 WIB ialah penyidik senior KPK Novel Baswedan.

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menyatakan, saat ini Novel berserta tim masih bekerja.

"Teman-teman masih bekerja, kalau penangkapan kami timnya tidak banyak," kata Ghufron saat dikonfirmasi, Rabu (25/11/2020).

Sebagaimana diketahui, tim KPK mencokok Eddy Prabowo usai ia pulang dari Amerika Serikat. Eddy ditengarai terlibat dalam transaksi suap terkait ekspor benur.

KPK mempunyai waktu 1x24 jam untuk menentukan status hukum para pihak yang diamankan dalam OTT ini. Belum diketahui kapan KPK akan menggelar konferensi pers terkait OTT ini.

Anggota Komisi IV DPR Bambang Purwanto menanggapi tentang ekspor benur yang berkaitan dengan Menteri KKP.

Ia mengatakan, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo sudah diingatkan tidak melakukan ekspor benur. 

"Dari awal saya, tidak sepakat. Benur kan banyak di sini, kenapa tidak dibudidayakan dan melibatkan para nelayan," papar Bambang saat dihubungi, Jakarta, Rabu (25/11/2020).

Menurut Bambang, budidaya benih lobster di dalam negeri lebih menguntungkan, karena ketika sudah besar dan diekspor nilainya akan bertambah. 

"Kalau alasannya budidaya benur itu sulit, ya kenapa Vietnam itu beli benur ke kita, terus beli bahan pakannya dari kita dan mereka bisa budidaya," papar politikus Demokrat itu. 

"Kemudian akhirnya nanti kan produsen lobster ke mereka, padahal benihnya dari kita," ucap Bambang. 

Terkait penangkapan Edhy Prabowo karena dugaan korupsi ekspor benur, Bambang enggan menanggapinya dan menyerahkan kepada pihak KPK. 

"Saya tidak bisa ngomong, saya juga belum tahu kabarnya," ucap Bambang.

Sebagai informasi, Edhy Prabowo merupakan kader Partai Gerindra yang juga bagian dari lingkaran orang terdekat Prabowo Subianto.

Namanya masuk sebagai Menteri KKP di Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 setelah Prabowo memututuskan berkoalisi dengan pemerintah.

Edhy yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra bidang Keuangan dan Pembangunan Nasional ini, menggantikan Susi Pudjiastuti sebagai Menteri KKP periode 2014-2019.

Perjalanan politik Edhy terbilang panjang, dia pernah menjadi anggota dewan tiga periode berturut-turut mewakili kampung halamannya, Dapil I Sumatera Selatan.

Di periode terakhirnya di Senayan, Edhy duduk sebagai Ketua Komisi IV yang membidangi pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, perikanan dan pangan, termasuk di dalam KKP.

Meski kini dikenal sebagai politikus ulung, latar belakangnya sebenarnya berasal dari prajurit TNI.

Edhy yang sempat masuk Akabri angkatan tahun 1991, belakangan dia tak bisa melanjutkan karirnya di militer.

Setelah keluar dari Akabri, Edhy merantau ke Jakarta. Di sinilah kesuksesannya bermula.

Secara tak sengaja dirinya bertemu dengan Prabowo yang saat itu masih berdinas di TNI AD dengan pangkat Letkol.

Seiring waktu berjalan, Edhy menjadi orang kepercayaan Prabowo.

Sembari bekerja, dia juga melanjutkan pendidikan dengan berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Moestopo.

Edhy jadi orang pertama yang bergabung di Gerindra saat partai itu baru didirikan Prabowo.

(Kompas.com)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved