Masa Lalu Menteri KKP Edhy Prabowo, Hidupnya Diselamatkan Menhan Prabowo, Diberikan 2 Syarat

Ternyata Menteri KKP Edhy Prabowo memiliki masa lalu yang tidak lepas dari kehidupan Prabowo Subianto.

Penulis: Widia Lestari | Editor: taufik ismail
Instagram
Masa lalu Menteri KKP Edhy Prabowo yang diselamatkan Menhan Prabowo. 

TRIBUNJABAR.ID - Ternyata Menteri KKP Edhy Prabowo memiliki masa lalu yang tidak lepas dari kehidupan Prabowo Subianto.

Ia sudah lama mengenal Menteri Pertahanan atau Menhan Prabowo.

Menurut Edhy Prabowo, sudah lebih dari 26 tahun ia mengenal ketua umun Partai Gerindra itu.

"Sudah 26 tahun lebih (kenal). Jadi separuh hidup saya itu ikut Pak Prabowo lebih lama," kata Edhy Prabowo dalam video wawancara di kanal Youtube Talk Show tvOne yang diunggah pada 24 Oktober 2020.

Ia mengaku, awal mula mengenal Prabowo saat masih di Akabri. Namun, ia dikeluarkan saat duduk di tingkat dua pendidikan.

Kemudian, Menteri KKP ini mengaku nekat merantau ke Jakarta dan menemui Prabowo Subianto.

Baca juga: Postingan Terakhir Menteri KKP Edhy Prabowo, Bahas Kunjungan di Amerika, Kini Dia Ditangkap KPK

Baca juga: Menteri KKP Edhy Prabowo Langsung Jalani Ini di Gedung KPK, Usai Kena OTT terkait Ekspor Benur,

"Saya mengenal beliau dekat sejak saya dulu di Akabri. Tingkat dua saya dikeluarkan. Kemudian merantau ke Jakarta karena di rumah orangtua juga sedih. Merantau ketemu Pak Prabowo," katanya.

Ia mengaku, saat itu sempat diizinkan untuk bertamu di rumah Menhan Prabowo.

"Rame-rame ketemu kemudian kita dikasih kesempatan ke kediaman beliau di Jakarta Timur, malam Senin, kalau tidak salah 2 Maret waktu itu," ujarnya.

Kepada Prabowo, Edhy menyampaikan maksud dan tujuan kedatangannya. Ia menyebut, ingin memperbaiki kegagalannya yang dikeluarkan dari Akabri.

Ia mengaku ingin sekolah tetapi sambil bekerja.

"Jadi kita ditanya mau apa, kita minta mau kerja sambil memperbaiki kegagalan ini. Kita mau sekolah tapi sambil kerja," ujar Edhy Prabowo.

Kala itu, Prabowo pun mencoba mengusahakan agar Edhy kembali mengenyam pendidikan di Akabri, tetapi tidak berhasil.

Akhirnya Prabowo mengambil keputusan untuk memenuhi permintaan Edhy Prabowo.

profil Edhy Prabowo
profil Edhy Prabowo (Kolase Tribun Jabar/Kompas.com)

Hidup Edhy pun diselamatkan Prabowo Subianto. Ia bisa kuliah di perguruan tinggi dan mendapatkan uang saku setiap bulan.

Menurut Edhy, kala itu Prabowo mengajukan dua syarat, yaitu harus serius sekolah dan harus latihan silat.

Baca juga: Mahfud MD Mencuit, Beri Dukungan ke KPK soal Penangkapan Menteri KKP Edhy Prabowo

Baca juga: Edhy Prabowo Jadi Menteri Pertama Jokowi yang Terkena OTT KPK, Prabowo Subianto Diminta Mundur

"Kemudian beliau suruh kita pulang dulu. Ternyata beliau ingin kita kembali lagi, di-lobby lah itu ternyata enggak bisa. Akhirnya 'ya sudah kalian ikut saya sekolah dikasih uang bulanan tapi syaratnya dua, latihan silat sama sekolah yang bener'," katanya.

Berkat rajin latihan silat, Edhy Prabowo pun sempat meraih prestasi di bidang olahraga silat.

"Alhamdulillah di silat saya pernah ikut PON tahun 1996 enggak dapat medali emas, tapi perunggu," katanya.

Sampai sebelum menjadi Menteri KKP, ia merupakan staf dari Prabowo Subianto.

"Saya staf beliau dari dulu," katanya.

"Banyak yang menilai seperti itu (orang kepercayaan Prabowo). Tapi saya tidak pernah merasa kepercayaan, tapi saya selalu terima kasih dipercaya sama beliau," kata Edhy menambahkan.

Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kiri) didampingi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo keluar dari dalam kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2019) sore. Sesuai rencana, Presiden Joko Widodo memperkenalkan jajaran kabinet barunya kepada publik mulai hari ini usai Jokowi dilantik pada Minggu (20/10/2019) kemarin untuk masa jabatan periode 2019-2024 bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto (kiri) didampingi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo keluar dari dalam kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2019) sore. Sesuai rencana, Presiden Joko Widodo memperkenalkan jajaran kabinet barunya kepada publik mulai hari ini usai Jokowi dilantik pada Minggu (20/10/2019) kemarin untuk masa jabatan periode 2019-2024 bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin. (TRIBUNNEWS / IRWAN RISMAWAN)

Kini Menteri KKP Ditangkap KPK

Sebelum Menteri KKP ditangkap KPK, Edhy Prabowo sempat membuat postingan di media sosial.

Pada akun Instagram, ada postingan terakhir dari Edhy Prabowo yang mencuri perhatian.

Menteri KKP ini mengunggah foto-foto aktivitasnya saat kunjungan di Amerika Serikat.

Ternyata foto tersebut adalah aktivitas terakhir Edhy Prabowo selama kunjungan di Amerika.

Ia bertemu dengan ABK Indonesia yang tinggal dan bekerja di negara tersebut.

Menteri KKP Edhy Prabowo mengunggah foto-foto tersebut pada dua hari lalu, 23 November 2020.

"Menutup kunjungan kerja di Amerika Serikat, saya bertemu ABK asal Indonesia yang selama ini bekerja di sana.

Banyak hal yang mereka sampaikan tentang dinamika kerja di luar negeri, termasuk kerinduan terhadap keluarga di Indonesia.

Meski mencari nafkah di Negeri Paman Sam, para ABK ini tetaplah nelayan Indonesia.

Sehingga kami di KKP akan selalu berkomunikasi dengan pihak KJRI untuk mengetahui kabar teman-teman di sini.

Tetap semangat, saya yakin pengalaman kerja teman-teman akan bermanfaat untuk kemajuan sektor kelautan dan perikanan Indonesia," tulis Menteri KKP Edhy Prabowo.

Kini, menteri Jokowi ini sudah tiba di Indonesia. Namun, nasib buruk justru menerpanya.

Sepulang dari Amerika, Menteri KKP ditangkap KPK di Bandara Soekarno Hatta, Rabu (25/11/2020) dini hari.

Berita Menteri KKP ditangkap ini kini sudah tersiar di media massa dan media sosial.

Nama Edhy Prabowo bahkan masuk dalam jajaran trending Google hari ini, Rabu pagi.

(Tribunjabar.id)

Penyebab Edhy Prabowo Ditangkap KPK

Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK) akhirnya buka suara mengenai penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.

Edhy ditangkap Rabu (25/11/2020) dini hari.

Penangkapan Edhy Prabowo dilakukan di Bandara Soekarno Hatta.

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan, Edhy Prabowo ditangkap terkait dengan adanya dugaan korupsi dalam ekspor benur.

"Benar KPK menangkap berkait ekspor benur," kata Ghufron, saat dikonfirmasi, Rabu.

Menurut Ghufron, Edhy Prabowo ditangkap bersama sejumlah pihak dari Kementerian Kelautan dan Perikanan serta anggota keluarganya.

"Tadi pagi (ditangkap) jam 01.23 di Soetta (Bandara Soekarno-Hatta). Ada beberapa dari KKP dan keluarga yang bersangkutan," ujar Ghufron.

Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango juga membenarkan informasi penangkapan Edhy Prabowo.

"Benar, kami telah mengamankan sejumlah orang pada malam dan dini hari tadi," kata Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango saat dikonfirmasi, Rabu pagi.

Nawawi mengaku belum dapat memberikan informasi lebih lanjut terkait penangkapan Edhy tersebut.

"Maaf selebihnya nanti aja, saya masih dalam perjalanan ke kantor," ujar Nawawi.

Ternyata, tim satuan tugas yang mencokok Eddy, istri, beserta pegawai KKP lainnya di Bandara Soekarno-Hatta pukul 01.23 WIB ialah penyidik senior KPK Novel Baswedan.

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menyatakan, saat ini Novel berserta tim masih bekerja.

"Teman-teman masih bekerja, kalau penangkapan kami timnya tidak banyak," kata Ghufron saat dikonfirmasi, Rabu (25/11/2020).

Sebagaimana diketahui, tim KPK mencokok Eddy Prabowo usai ia pulang dari Amerika Serikat. Eddy ditengarai terlibat dalam transaksi suap terkait ekspor benur.

KPK mempunyai waktu 1x24 jam untuk menentukan status hukum para pihak yang diamankan dalam OTT ini. Belum diketahui kapan KPK akan menggelar konferensi pers terkait OTT ini.

Anggota Komisi IV DPR Bambang Purwanto menanggapi tentang ekspor benur yang berkaitan dengan Menteri KKP.

Ia mengatakan, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo sudah diingatkan tidak melakukan ekspor benur. 

"Dari awal saya, tidak sepakat. Benur kan banyak di sini, kenapa tidak dibudidayakan dan melibatkan para nelayan," papar Bambang saat dihubungi, Jakarta, Rabu (25/11/2020).

Menurut Bambang, budidaya benih lobster di dalam negeri lebih menguntungkan, karena ketika sudah besar dan diekspor nilainya akan bertambah. 

"Kalau alasannya budidaya benur itu sulit, ya kenapa Vietnam itu beli benur ke kita, terus beli bahan pakannya dari kita dan mereka bisa budidaya," papar politikus Demokrat itu. 

"Kemudian akhirnya nanti kan produsen lobster ke mereka, padahal benihnya dari kita," ucap Bambang. 

Terkait penangkapan Edhy Prabowo karena dugaan korupsi ekspor benur, Bambang enggan menanggapinya dan menyerahkan kepada pihak KPK

"Saya tidak bisa ngomong, saya juga belum tahu kabarnya," ucap Bambang.

Sebagai informasi, Edhy Prabowo merupakan kader Partai Gerindra yang juga bagian dari lingkaran orang terdekat Prabowo Subianto.

Namanya masuk sebagai Menteri KKP di Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 setelah Prabowo memututuskan berkoalisi dengan pemerintah.

Edhy yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra bidang Keuangan dan Pembangunan Nasional ini, menggantikan Susi Pudjiastuti sebagai Menteri KKP periode 2014-2019.

Perjalanan politik Edhy terbilang panjang, dia pernah menjadi anggota dewan tiga periode berturut-turut mewakili kampung halamannya, Dapil I Sumatera Selatan.

Di periode terakhirnya di Senayan, Edhy duduk sebagai Ketua Komisi IV yang membidangi pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, perikanan dan pangan, termasuk di dalam KKP.

Meski kini dikenal sebagai politikus ulung, latar belakangnya sebenarnya berasal dari prajurit TNI.

Edhy yang sempat masuk Akabri angkatan tahun 1991, belakangan dia tak bisa melanjutkan karirnya di militer.

Setelah keluar dari Akabri, Edhy merantau ke Jakarta. Di sinilah kesuksesannya bermula.

Secara tak sengaja dirinya bertemu dengan Prabowo yang saat itu masih berdinas di TNI AD dengan pangkat Letkol.

Seiring waktu berjalan, Edhy menjadi orang kepercayaan Prabowo.

Sembari bekerja, dia juga melanjutkan pendidikan dengan berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Moestopo.

Edhy jadi orang pertama yang bergabung di Gerindra saat partai itu baru didirikan Prabowo.

(Kompas.com)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved