Kementerian Kominfo RI Ajak Mahasiswa UCIC Cirebon Memulai Urban Farming
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI mengajak mahasiswa UCIC Cirebon memulai urban farming.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI mengajak mahasiswa UCIC Cirebon memulai urban farming.
Ajakan itu disampaikan Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim Kementerian Kominfo RI, Septriana Tangkary, dalam Pojok Literasi Tren Urban Farming di Masa Pandemi di UCIC Cirebon, Jalan Kesambi, Kota Cirebon, Sabtu (21/11/2020).
Pasalnya, urban farming menjadi peluang baru untuk meningkatkan ketahanan pangan dan perekonomian di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang.
Baca juga: Tips Memulai Urban Farming, Bisa Memanfaatkan Barang Bekas untuk Menghemat Biaya
Namun, Septriana meminta urban farming yang dilakukan mahasiswa UCIC Cirebon harus berbasis teknologi informasi (TI).
Mengingat UCIC Cirebon sendiri merupakan kampus yang concern dalam pengembangan dalam pengembangan teknologi dan mengupayakan penggunaannya bagi masyarakat.
"Urban farming ini bisa dikombinasikan dengan teknologi, misalnya menggunakan kecerdasan buatan untuk mengatur jadwal menyiram tanaman, dan menjual hasil panennya memakai e-commerce," ujar Septriana Tangkary.
Ia mengatakan, urban farming juga bisa memberikan dampak besar di masa pandemi Covid-19.
Karenanya, Septriana meminta mahasiswa UCIC untuk memulai bergerak dan berinovasi sehingga menghasilkan sesuatu yang bermanfaat minimal bagi diri sendiri serta keluarga.
Saat ini, di tengah gencarnya imbauan pemerintah untuk di rumah saja harus bisa berbuat sesuatu yang menghasilkan.
Pihaknya mewanti-wanti jangan sampai mahasiswa yang merupakan agen perubahan justru hanya berdiam diri di rumah tanpa melakukan apapun.
"Pandemi ini harus menjadi titik restart agar dapat berbuat yang memberi dampak positif lebih besar, contohnya melalui urban farming," kata Septriana Tangkary.
Menurut dia, hasil panen urban farming bisa dijual untuk menopang perekonomian keluarga.
"Minimalnya bisa sharing dengan tetangga, apalagi jenis tanaman yang ditanam berbeda, bisa barter," ujar Septriana Tangkary.
Sementara Rektor UCIC Cirebon, Chandra Lukita, mengatakan, teknologi informasi dapat melebur dengan sektor manapun, termasuk urban farming.
Sebab, di era globalisasi seperti sekarang pemasaran hasil panen urban farming membutuhkan jasa e-commerce agar jangkauannya lebih luas.
"Mahasiswa UCIC harus berani bertindak ke urban farming. Sekarang lahan makin sempit sehingga urban farming adalah solusi," kata Chandra Lukita.
Baca juga: Potret Istri Sule, Nathalie Holscher dari Dulu Sampai Sekarang, DJ Bertato hingga Anggun Berhijab