Ide Bisnis
VIDEO-Pandemi Covid-19, Warga Desa Ini Tetap Produksi Bungkus Gorengan, Pembeli Dari Kota-kota Besar
Di Kuningan terdapat desa yang warganya membuat kantong kertas atau bungkus untuk jajanan gorengan hingga disebut sebagai kampung bungkus gorengan
Selain kertas, kata dia, untuk bahan baku itu disertai dengan lem sebagai perekat saat melipat dan membentuk kertas menjadi kantong.
Kini aktivitas warga Desa Ciherang mulai diikuti oleh desa lainnya seperti Desa Cikadu, Tinggar, Jambar dan desa lainnya.
Namun bahan baku untuk desa-desa tersebut berasal dari pengepul Desa Ciherang.
Mengenai sejarah desa terkenal dengan bungkus gorengan, kata Masjda, mulanya dari Bandung sejak tahun 1950 an.
“Sewaktu itu warga kami ikut bikin dengan jumlah banyak dan diperjualbelikan,” katanya.
Dari sana, kata dia, manfaat bungkus gorengan ini ternyata bukan hanya bagi penjual gorengan. dengan berbahan kertas ini sangat laku bagi penjual gorengan.
Asal mula bungkus gorengan dari kertas ini juga dari para penjual gorengan sendiri.
Para penjual ini mengaku, pembeli lebih suka wadah gorengan dari kertas daripada plastik.
“Sebab beberapa alasan dari tukang gorengan, jika kehabisan bungkus kertas ini. Gorengan yang di jajakannya tidak laku, karena bungkus bukan dari kertas,” katanya.
Bungkus gorengan dari kertas, kata dia, ternyata bisa menyerap minyak yang bisa keluar dari gorengan yang sebelumnya di proses terlebih dahulu.
Saat mendatangi rumah warga desa setempat, yakni Titi Nuridah (66) terlihat santai saat melakukan aktivitas dan kegiatannya dirumah.
“Iya Emak kalau pekerjaan rumah sudah beres, paling lipat-lipat kertas ini bikin bungkus gorengan,” katanya.
Untuk setiap harinya, kata Mak Titi, hasil produksi atau pembuatan bungkus gorengan ini tidak menentu.
“Ya, lumayan saja. Kalau udah banyak bungkus gorengan ini di ambil bos dan dari situ baru dapat uang,” katanya.
Sementara, Agus Somantri sekaligus bos bungkus gorengan ini mengatakan, untuk penjualan bungkus gorengan.