Candra Murid SD di Kaki Gunung Syawal, Tak Punya Hape Tak Bisa Belajar Online, Sekolah Jalan 3 Km
Dari 15 orang murid kelas 4 SDN III Darmacaang, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, hanya Candra Wijaya
Penulis: Andri M Dani | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Andri M Dani
TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS – Dari 15 orang murid kelas 4 SDN III Darmacaang, Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, hanya Candra Wijaya (10) yang tidak mengikuti pelajaran secara online selama masa pandemi Covid-19 ini.
Bukan karena di kampungnya di pelosok kaki Gunung Syawal di Blok Pasir Karet RT 13/01 Dusun Subang, Desa Darmacaang tidak ada sinyal. Malah sinyal kuat, hampir untuk semua operator.
“Cuma masalahnya, Candra tidak punya hape. Keluarganya juga tidak punya hape. Apalagi android,” ujar Dodo (53), guru kelas IV SDN 3 Darmacaang kepada Tribun, Jumat (20/11/2020).
Karena tidak punya hape, menurut Dodo, Candra tidak bisa mengikuti pelajaran secara online selama masa pandemi ini. Beda dengan 14 orang murid kelas IV lainnya.
Dengan kondisi kehidupan yang sangat sederhana, sangat sulit bagi orangtua Candra untuk membelikan anaknya sebuah hape android.
Ewon Ruswa (46) dan isterinya, Yani (37) orangtua Candra, sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan dengan penghasilan tidak pasti.
Baca juga: Postingan Rizki DA dan Nadya Mustika Bikin Adem, Tanda Akur Setelah Sempat Dikabarkan Retak?

Mereka pun harus menghidupi tiga orang anak. Paling tua Siti Kamilah (12) sekolah di MTs, kemudian Candra Wijaya (10) duduk di kelas 4 SD dan si bungsu, Ganda Wijaya (4).
Ewon sekeluarga tinggal di rumah panggung ukuran 5 meter x 7 meter persegi dengan kondisi yang sudah memprihatinkan.
Ewon merupakan keluarga penerima manfaat (KPM) PKH. Rumahnya cukup terpencil, jauh dari pemukiman warga lainnya.
Untuk mencapai rumah Ewon, setelah menempuh jalan kampung. Harus berjalan kaki menelusuri jalan setapak yang licin dan menanjak.
Hanya bisa ditempuh berjalan kaki, selama sekitar setengah jam. Melintas beberapa titian bambu dan kebun-kebun yang rimbun.
“Candra, tinggalnya memang paling jauh dari sekolah. Kalau mau ke sekolah ia harus berjalan kaki sekitar 3 km,” katanya.
Selama masa pandemi ini, menurut Dodo, kegiatan belajar mengajar tatap muka di Ciamis ditiadakan dan sampai pertengahan November ini belum dimulai.
Ada kegiatan belajar tetap berjalan, pilihannya adalah belajar secara online atau home visit (belajar di rumah/BDR).
“Dari 15 murid kelas 4, sebanyak 14 murid rutin belajar secara daring. Tapi Candra tidak bisa ikut daring karena ia tidak punya hape, keluarganya juga tidak punya,” ujar Dodo.
Agar Candra tidak ketinggalan pelajaran ,menurut Dodo, sejak dua setengah bulan lalu, ia memilih home visit.
Tiap minggu mendatangi rumah Candra, untuk mengajar muridnya tersebut secara BDR, Meski untuk itu ia harus turun naik tebing menelusuri jalan setapak yang licin bila turun hujan.
Kegiatan Dodo yang mengajar Candra secara home visit karena masa pandemi tersebut, ada yang memotret dan kemudian meng-uploadnya di medsos hingga viral.
Baca juga: Barcelona Dapat Persaingan Dua Klub Besar dalam Perburuan Gelandang Liverpool Georginio Wijnaldum
Perhatian dan kepedulian terhadap kondisi Candra pun bermunculan. Seperti, Jumat (20/11) siang, Suryatna Gumilar terketuk hatinya untuk membantu Candra.
Lewat utusannya, Ketua National Paralympic Committe Indonesia (NPCI) Jawa Barat tersebut memberi bantuan untuk Candra berupa hape android lengkap dengan simcard dan kuota internetnya, sepeda BMX, tas punggung dan alat tulis serta uang jajan.
Berbagai bantuan tersebut diterima langsung oleh Candra, disaksikan oleh Kepala sekolah dan guru-guru SDN 3 Darmacaang.
Menyaksikan anaknya tersebut menerima bantuan dari Ketua NPCI Jabar tersebut, mata Ewon dan isterinya Yani terlihat berkaca-kaca. Terharu dan bahagia.
‘Saya tidak menyangka akan ada bantuan seperti ini. Alhamdulillah, ya Allah,” tutur Yani dengan mata berkaca-kaca.
Hal yang sama juga diungkapkan Ewon. Sebagai buruh serabutan, menurut Ewon, tak mungkin baginya membeli HP berikut sepeda. Meski Candra dan adiknya Ganda sudah lama menginginkan sepeda.
Selama ini, menurut Ewon, kalau mau ke sekolah di SDN III Darmacaang yang berada di Blok Pereng Dusun Subang, Darmacaang harus berjalan kaki sekitar 3 km.
“Biasanya jam 06.00 sudah berangkat ke sekolah. Jalan kaki, lewat kebun dan jalan setapak. Mudah-mudahan nanti kalau sekolah sudah buka lagi, Candra ke sekolah bisa naik sepeda. Sekarang belajar di rumah bisa pakai hape,” ujar Ewon.
Baca juga: Mantan Pemain dan Pelatih Persib Ini Resmi Melatih Klub Besar Liga Montenegro
Menurut Kepala SDN III Darmacaang, Yetti Rohayati MPd kepada Tribun, dari 133 murid SDN III Darmacaang ada 5 orang murid yang tidak belajar daring karena tidak punya hape android.
“Ada lima orang murid yang kondisinya seperti Candra ini,” ujar Yetti Rohayati.