Kisah Polisi Berpangkat Briptu di Sukabumi Bangun Sekolah Pakai Uang Pribadi, Anak Yatim Gratis
Ini kisah seorang polisi berpangkat Briptu di Sukabumi. Ia membangun sekolah menggunakan uang pribadi. Ini alasannya.
Penulis: M RIZAL JALALUDIN | Editor: taufik ismail
Laporan Kontributor Kabupaten Sukabumi M Rizal Jalaludin
TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Cerita polisi inspiratif kembali datang dari Polres Sukabumi, Jawa Barat.
Sebelumnya, muncul seorang polisi yang membuatkan rumah layak huni bagi warga yang sempat tinggal di bekas kandang domba.
Kali ini, ada seorang anggota polisi yang bertugas di Sie Propam Polres Sukabumi membangun sebuah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Baca juga: Kepulangannya Bagai Magnet, Ini 7 Tokoh yang Langsung Merapat ke Kediaman Rizieq Shihab
Baca juga: Terungkap Sosok Diduga Penyebar Video Syur 19 Detik Mirip Gisel, Polisi Sudah Menangkapnya
Briptu Akka Mahpudin, nama polisi yang membangun sekolah SMK Bhayangkara di Kampung Pamugaran, Desa Cisolok, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi.
Akka mengatakan, ia membangun sekolah tersebut karena ia memang sangat mencintai dunia pendidikan.
Bahkan, sebelum menjadi anggota Polri, ia pernah menjadi seorang guru.
Akka menambahkan, sekolah itu ia bangun pada 2017 silam.
Ia membangun sekolah tersebut dengan biaya pribadi.
Baca juga: Sikap Anak Bungsu Sule Tak Disangka-sangka, Posting Foto Nathalie Holscher di Medsos, Panggil Bunda
Baca juga: Heboh Video 48 Detik Dokter Puskesmas dan Bidan, Main di Rumah Dinas dan Keduanya Tak Mengelak
Menariknya, ia menggratiskan biaya sekolah bagi anak yatim dan kurang mampu.
"Dibangunnya dulu tahun 2017. Mulai dari membuat yayasan, akta pendirian, dan perizinan lainnya saya lakukan sendiri," ujarnya, Jumat (13/11/2020).
"Kami punya tiga sasaran program sosial untuk menjawab kebingunan masyatakat, yaitu menggratiskan biaya pendidikan untuk anak yatim, kurang mampu, dan yang berprestasi," katanya.
Akka menambahkan, di angkatan pertama sudah banyak siswa yang mendapatkan program biaya pendidikan gratis.
Untuk saat ini, kata Akka, ada 18 siswa yang menerima program tersebut.
Selain mengeluarkan biaya sendiri untuk membangun sekolah tersebut, gaji guru pun ia himpun sendiri.