Hari Ini Hari Ayah, Ini 10 Hal yang Dapat Anda Lakukan Supaya Menjadi Ayah Hebat
Ini 10 tips menjadi ayah hebat di momen Hari Ayah Nasional yang diperingati Kamis (12/11/2020).
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Setiap 12 November, Indonesia merayakan Hari Ayah Nasional. Namun demikian, gaungnya tidak seramai Hari Ibu.
Hari Ayah pertama kali di deklarasikan saat sebuah buku yang berjudul Kenangan Buat Ayah diluncurkan pada tahun 2014.
Peristiwa tersebut ditandai dengan penyerahan buku kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono serta bupati di empat penjuru Indonesia yaitu Sabang, Merauke, Talaud, sampai Pulau Rote.
Baca juga: Akbar Terus Berlinang Air Mata, Syekh Ali Jaber Minta Izin Jadikan Dia Anak Asuh, Langsung Mondok
Baca juga: Karier Lesti Melesat, Kata Fashion Stylist Caren Delano Soal Perubahan Lesti, Sebut Pantas Jadi Diva
Kehadiran buku itu diawali justru saat perayaan Hari Ibu 22 Desember. Ketika anak-anak menanyakan kapankah mereka bisa menggelar peringatan Hari Ayah.
Muncullah wacana Peringatan Hari Ayah Nasional. Sejak itulah ditetapkan Hari Ayah Nasional menjadi hari yang di peringati di Indonesia.
"Mengulas balik sejarah, kita tersadar betapa peran ayah sangat didambakan dan dirindukan anak-anak. Meski ayah sedari pagi berangkat mencari nafkah dan pulang ketika matahari sudah tenggelam. Anak anak tetap memperhatikan ayahnya," kata Komisioner KPAI Bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak, Jasra Putra, melalui ponsel, Kamis (12/11/2020).
Hari Ayah memang tidak sepopuler Hari Ibu, katanya.
Secara sederhana bisa dijawab, karena anak dilahirkan dari rahim seorang Ibu dan dalam perkembangan awal, anak sangat menggantungkan peran dari seorang ibu. Untuk itulah Hari Ibu disambut antusias oleh anak anak.
Rasa berterima kasih yang tidak berkesudahan dirasakan anak-anak untuk ibunya, sehingga sampai ada istilah, kasih sayang ibu sepanjang masa dan kasih sayang anak sepanjang galah.
Sehingga anak-anak lebih merasakan kehadiran sosok ibunya dan perayaan Hari Ibu lebih mudah digerakkan dan masif diselenggarakan.
"Lalu bagaimana memaknai Hari Ayah. Ayah adalah sosok figur keluarga yang diperankan pencari nafkah keluarga. Sehingga menjadi aib ketika seorang ayah di rumah saja. Berbagai stigma akan muncul dari lingkungan. Konstruk budaya menyebabkan ayah terpenjara dalam makna tersebut," katanya.
Baca juga: Berita Persib Hari Ini, Wander Yakin Juara Jika Liga Dilanjutkan, Pemain Habis Kontrak & Umuh Nyambi
Baca juga: Jadwal Pemadaman Listrik Hari Ini, Siap-siap Ada Daerah yang Mati Lampu Delapan Jam
Di zamannya itu, kata Jasra, seorang ayah benar-benar seseorang yang bekerja dari pagi sampai malam, sehingga lebih digambarkan tidak sempat mengurusi keluarga dan urusan domestik. Sehingga di luar hari kerjanya, anak-anak sangat merindukan ayahnya.
"Sehingga ayah ditempatkah jauh dari lembaga keluarga. Bagi saya peran ayah sangat sentral dalam membangun pusat dukungan di keluarga, yang itu saya rasakan sendiri," katanya.
Mulai dari persiapan menjadi calon ayah, menjadi ayah buat keluarga dan masa depan anak-anak, yakni mulai dari perencanaan mempunyai anak dan pendidikan yang akan kita berikan, "do and don't" yang harus diterapkan sejak awal, masa kehamilan sampai perkembangan.