Kebanyakan Tak Bergejala, Klaster Pesantren Bertambah, Upaya Ini Wajib Dilakukan Pesantren
Ratusan santri dan pengurus pesantren sudah dinyatakan positif virus corona
Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Siti Fatimah
TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Kasus positif Covid-19 di klaster pesantren kembali bertambah. Ratusan santri dan pengurus pesantren sudah dinyatakan positif virus corona.
Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut, Yeni Yunita mengatakan, ada tiga pesantren di Garut yang menyumbang kasus positif Covid-19.
Baca juga: Duh Tega, Disangka Tulus Menolong Korban Kecelakaan, Seorang Pria Malah Curi HP, Terekam CCTV Lagi
Tiga pesantren itu masing-masing berada di Kecamatan Limbangan, Pangatikan, dan Samarang.
"Kasus yang cukup banyak itu ada di Pangatikan dan Samarang, yang jadi kasus terbaru. Mulanya klaster pesantren terjadi di Limbangan. Ada juga di Bayongbong, tapi tidak banyak," ujar Yeni, Selasa (10/11/2020).
Baca juga: Vaksin Covid-19 Produk Farmasi Amerika Ini diklaim Efektif, Berikut Cara Kerja Vaksin Ini
Untuk klaster pesantren di Samarang, sudah ada 41 santri dan pengurus yang terkonfimasi positif.
Semua yang positif, sudah dibawa ke rumah sakit untuk isolasi.
Baca juga: Masuk Musim Hujan, Harga Cabai dan Sayur Mayur di Tingkat Petani di Ciamis Terus Naik
"Rata-rata mereka tak punya gejala. Tapi tetap harus dibawa ke rumah sakit untuk isolasi. Soalnya ruangan di pesantren tak memadai," katanya.
Bagi para santri yang sehat, lanjutnya, harus menjalani karantina di pesantren.
Baca juga: Ini Sepak Terjang Gisel di Dunia Bisnis, Geluti Usaha Kafe hingga Minuman Terkenal Asal Taiwan
Lingkungan pesantren juga diterapkan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) selama tujuh hari.
Kemunculan klaster pesantren sebenarnya telah diantisipasi.
Baca juga: Aa Umbara diperiksa KPK, Bagian Hukum Pemkab Bandung Barat Katakan Tak Terima Surat dari KPK
Sejak kegiatan belajar mengajar kembali dilakukan, protokol kesehatan sudah diperketat
Pihaknya juga sudah mengingatkan pentingnya penerapan protokol kesehatan di lingkungan pesantren pada bulan Oktober, bertepatan dengan Hari Santri Nasional.
"Kami dari gugus tugas terus melakukan sosialisasi. Jangan lengah untuk menerakan protokol kesehatan," ucapnya.