Pandemi Covid-19 Merupakan Tantangan Bagi Profesi Akuntan, Ini yang Perlu Dicermati dan Dilakukan
Pandemi Covid-19 yang mulai datang pada 2 Maret 2020 telah memporak-porandakan berbagai lini kehidupan manusia secara global
Penulis: Kemal Setia Permana | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Kemal Setia Permana
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pandemi Covid-19 yang mulai datang pada 2 Maret 2020 telah memporak-porandakan berbagai lini kehidupan manusia secara global hingga menjelang akhir tahun ini.
Puncaknya adalah Indonesia mengalami resesi yang mana kondisi ini pun dialami oleh berbagai negara di dunia.
Hal ini diungkapkan oleh Senior Manager Accounting Advisory Service KPMG Indonesia, Yulianto SE MSA Ak CA CSA ACPA dalam Webinar Accounting Star 2020 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Ahmad Yani ( Unjani), Sabtu (6/11/2020).
Yulianto menyebutkan bahwa adanya aktivitas lockdown atau pembatasan aktivitas, otomatis aktivitas perekonomian yang semula bejalan normal menjadi menurun.
Kondisi ini memberikan dampak yang sangat luas, salah satunya penjualan di setiap perusahaan menurun.
"Dalam kondisi ini, saya mengajak bahwa seorang akuntan di perusahaan harus memposisikan di level yang paling atas, misalnya harus memposisikan sebagai direktur keuangan atau direktur umum, karena di level teratas inilah kondisi Covid-19 (yang mengakibatkan penurunan penjualan) ini menjadi hal yang perlu dianalisis secara konferehensif," ujar Yulianto.
Pertama, kata Yulianto, yang harus dicermati adalah adanya perubahan kultur atau budaya. Sebelumnya, entitas perusahaan, baik pegawai maupun konsumen, melakukan aktivitas perekonomian dengan datang secara langsung ke perusahaan.
Namun dengan adanya pandemi, hal ini dilarang dan kegiatan dilakukan secara daring. Di sinilah, kata Yulianto. peran seorang pemimpin harus mampu mengukur kinerja dan produktivitas pegawai yang melakukan pekerjaannya di rumah.
"Kemudian yang harus dititik-beratkan adalah forecasting dan skenario modeling, maksudnya adalah bagaimana melakukan revisi terhadap pajak yang ada, jadi perusahaan harus merivisi anggarannya," katanya.
Yulianto mengatakan bahwa salah satu contoh yang berkaitan dengan dampak Covid-19 bagi perusahaan yang harus dipahami akuntan adalah terkait aset tetap.
Aset tetap yang paling umum adalah nilai yang tercatat di laporan keuangan, apakah harus diturunkan atau tidak.
Sementara dalam konteks pendapatan, dalam kondisi pandemi ini, akuntan harus mampu mengontrol soal kontrak.
"Jika kontrak tidak terlaksana, maka akuntan tidak boleh mencatat adanya penjualan karena berdampak bagi laporan keuangan," katanya.
Menurut Yulianto, dari penjelasan-penjelasan singkat ini, terkait peran akuntan di masa pandemi, Yulianto menilai bahwa akuntan hrus bisa memastikan bahwa dampak pandemi harus bisa terefleksikan dalam laporan keuangan.
Namun yang paling penting adalah integritas seorang akuntan benar-benar ditantang di masa pandemi ini, karena dalam masa ini akuntan dituntut harus bisa memetakan dampak pandemi dalam laporan keuangannya.
"Biasanya untuk perusahaan yang nakal, dia akan ngurang-ngurangin dampaknya terhadap laporan keuangan. Misalnya aset tetap itu diturunkan nilainya, tapi karena motivasinya tidak baik, maka aset itu diturunkan nilainya, namun ala kadarnya saja. Akibatnya laporan keuangan yang akan terdampak negatif," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Ekonomi dan BIsnis Unjani Neni Maryani SE MSi CA CTA, mengatakan bahwa webinar ini merupakan salah satu rangkaian acara Ahmad Yani Accounting Competition 2020 yang telah dibuka rektor Unjani, Prof Dr Hikmahanato Juwana SH LLM PhD, pada 31 Oktober 2020 dimana webinar ini merupakan acara puncaknya.
"Sebagai dekan, saya sangat mengapresiasi kegiatan ini karena sangat relevan dengan kondisi yang ada sekarang," ujar Neni.
Neni mengatakan bahwa dampak negatif pandemi Covid-19 telah melanda seluruh aspek kehidupan. tidak terkecuali profesi akuntan.
Menurut dia, akuntan memiliki peran kunci dalam melakukan data-data aktivitas bisnis menjadi informasi strategis, manajerial, dan keuangan.
"Dengan terjadinya pandemi ini, teknik dan prosedur pengolahan data untuk bisnis dalam keadaan normal perlu dimodifikasi secara substansial," ujarnya.
Sementara Ketua Pelaksanan kegiatan webinar, Syafa Salsabila, menyebutkan bahwa webinar ini memiliki berbagai tujuan penting bagi peserta yaitu untuk membuka wawasan mahasiswa untuk lebih peduli terkait isu sosial yang sedang beredar.
Webinar ini juga bertujuan memanfaatkan teknologi dengan menjadikan pembelajaran daring sebagai kesempatan untuk mengasah pendidikan di masa pandemi.
"Kemudian tujuan berikutnya adalah meningkatkan kualitas diri dengan mengubah pola interaksi menggunakan teknologi dan memberikan informasi terkait peran akuntasi di masa pandemi," katanya. (adv/kemal setia permana)