Akbar Bertemu Dedi Mulyadi di Subang, Begini Sosok Ayahnya yang Belum Terungkap ke Publik

Muhammad Gifari Akbar (16) yang akrab disapa Akbar, bocah pemulung asal Garut itu akhirnya bertemu

Penulis: Ichsan | Editor: Ichsan
istimewa
Akbar bertemu Dedi Mulyadi di Subang 

Sehari-hari Akbar memang bekerja mencari rongsokan. Barang rongsokan itu dijual Akbar untuk kebutuhan makan. Ia tak pernah meminta uang ke ayah, nenek, atau kakeknya jika pergi dari rumah.

"Selama di jalan dapat uang dari mulung sampah. Itu sudah dari kecil. Terakhir sekolah kelas 4 SD," ujarnya.

Baca juga: Perjuangan Ibu Rawat Anak Idap Hidrosefalus Selama 13 Tahun, Istri Andika Perkasa: Perempuan Kuat

Setelah Foto Viral Ditawari Yusuf Mansyur Mondok di Pesantrennya

Foto Muhammad Gifari Akbar (16) yang sedang baca Alquran di Jalan Braga, Bandung mengundang banyak perhatian. Dalam foto itu, Akbar sedang duduk di trotoar Jalan Braga sambil baca Alquran.

Foto itu diunggah pertama kali oleh akun @awan_rozy di instagram. Dalam keterangannya, foto itu diambil pada Selasa 27 Oktober 2020.

Akbar mengaku tak mengetahui sosok orang yang mengabadikan dirinya sedang mengaji. Namun usai fotonya viral, banyak yang mencari tahu soal Akbar.

"Setelah viral, banyak yang nyari. Dari Jakarta juga ada, perwakilan ustaz Yusuf Mansyur nawarin ke pesantren di Jakarta," ucap Akbar ditemui di rumahnya.

Warga Kampung Sodong, Kelurahan Muarasanding, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut memiliki keinginan untuk belajar di pesantren. Namun ia tak mau masuk ke pesantren yang jauh.

"Kalau jauh enggak. Maunya di Garut atau Bandung saja," ujarnya.

Hasil memulung yang didapatkan per harinya tak menentu. Paling banyak ia bisa mendapat Rp 100 ribu. Hasil menjual barang rongsok itu, dipakainya untuk makan.

"Saya paling jauh pergi ke Lampung. Ke Jakarta, Jawa juga pernah. Jalan saja kalau pergi," ucapnya.

Baca juga: Orangtua yang Anaknya Tertimpa Gapura Ambruk, Ikhlaskan Kepergian Anaknya ke Alam Baqa

Muhammad Gifari Akbar (16), remaja yang bekerja sebagai pemulung tengah membaca Alquran di rumahnya di Kampung Sodong, Kelurahan Muarasanding, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Kamis (5/11/2020).
Muhammad Gifari Akbar (16), remaja yang bekerja sebagai pemulung tengah membaca Alquran di rumahnya di Kampung Sodong, Kelurahan Muarasanding, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Kamis (5/11/2020). (Tribun Jabar/Firman Wijaksana)

Pergi Jauh untuk Mencari Sang Ibu

Bocah 16 tahun asal Kampung Sodong, Kelurahan Muarasanding, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut ini sempat jadi perbincangan di media sosial.

Namanya adalah Muhammad Gifari Akbar.

Foto Akbar sempat viral beberapa hari lalu.

Dalam foto ia membaca Alquran di Jalan Braga, Kota Bandung, di tengah kesibukannya menjadi pemulung.

Akbar sehari-hari bekerja sebagai pemulung.

Ia tak mengira fotonya yang tengah mengaji itu beredar luas di media sosial.

Di foto itu, Akbar tengah berteduh di Jalan Braga saat turun hujan.

Sambil membawa karung untuk memulung, Akbar membaca Alquran.

Salah seorang warga mengabadikan kegiatan Akbar dan mengunggahnya di media sosial.

Sejak berumur 10 tahun, Akbar putus sekolah dari kelas 4 SD.

Ia lantas memutuskan untuk berkelana.

Sudah banyak daerah yang didatangi oleh Akbar.

Ia bahkan sempat menginjakan kaki hingga ke Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Lampung.

"Awalnya dulu Akbar pergi ke luar kota itu untuk mencari ibu kandungnya. Anaknya juga enggak betah diam di rumah," ujar nenek Akbar, Uti (71) ditemui di rumahnya.

Uti menyebut jika cucunya itu telah ditinggal ibu kandungnya sejak berusia 8 bulan.

Saat itu, ibunya berkata akan bekerja ke Arab Saudi.

Hingga kini, tak ada kabar dari ibu kandungnya.

"Sejak bayi, Akbar belum pernah ketemu ibu kandungnya. Makanya niat awal dia pergi dari rumah itu untuk mencari ibunya," katanya.

Ayah kandung Akbar telah menikah lagi.

Akbar disebut Uti tak betah diam di rumah dan memilih berhenti dari sekolah.

"Setelah keluar sekolab itu, Akbar pergi dari rumah. Awalnya dia ngamen terus suka mulung juga sekarang," ucapnya.

Akbar pun kini tinggal bersama nenek dan kakeknya.

Sejak enam tahun lalu, ia sering meninggalkan rumah berbulan-bulan.

Jika kembali, hanya satu atau dua hari saja dia berada di rumah.

Meski tak hidup bersama nenek dan kakeknya, Uti berpesan agar Akbar tak lupa untuk beribadah.

Salat dan membaca Alquran harus dilakulan walau berada di luar rumah.

Uti menambahkan, jika pergi dari rumah cucunya hanya bermodal pakaian di badan, karung untuk memulung, dan sebuah kitab suci Alquran.

"Dari dulu saya ajarin mengaji. Jadi waktu dia pergi dari rumah, pesan saya cuma jangan lupa untuk salat dan mengaji," ujarnya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved