Anggota Rombongan Moge yang Aniaya TNI Ternyata Sempat Dilerai Namun Tak Digubris, Polisi Dikacangin
Dalam rekeman itu, tampak anggota polisi telah berusaha melerai pertikaian.
TRIBUNJABAR.ID - Kasus pengeroyokan yang dilakukan oleh anggota rombongan moge Harley Davidson pada anggota TNI di Bukittinggi menarik perhatian masyarakat.
Kasus penganiayaan di jalan tersebut viral di media sosial.
Ada fakta baru di peristiwa pengeroyokan anggota klub motor gede (moge) kepada anggota TNI di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Baca juga: 3 Polsek di Subang Serempak Gelar Operasi Zebra Plus Beri Sembako dan Tingkatkan Protokol Kesehatan
Sebanyak lima orang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Fakta baru berupa rekaman closed-circuit television (CCTV) terungkap saat terjadi insiden pengeroyokan dua anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Bukittinggi.
Pengeroyokan diduga dilakukan sekelompok anggota klub motor gede Harley Davidson Harley Davidson Owner Grup, Siliwangi Bandung, Jawa Barat.
Dalam rekeman itu, tampak anggota polisi telah berusaha melerai pertikaian. Namun, usahanya dikacangin anggota moge yang tetap melakukan penganiayaan.
"Justru sudah dilerai," kata Kapolres Bukittinggi, AKBP Dody Prawiranegara, saat dimintai konfirmasi, Senin (2/11/2020).
Baca juga: Jennys Herbal Bertransformasi di Masa Pandemi Covid-19, Tadinya Hanya Produksi Sabun Kecantikan
Dody melanjutkan, meski sudah dilerai anggota klub moge tersebut terus menghajar anggota TNI yang tidak berseragam.
Bahkan, ibu pemilik toko sudah memohon untuk berhenti.
Namun, hal itu tidak digubris oleh anggota klub moge terus menghajar Serda Mistari yang lari menuju toko.
Dody mengatakan, penyelidikan terus dilakukan.
Saat ini, polisi sudah menetapkan lima tersangka. Mereka adalah MS (49 ) dan B (18 ), HS (48), JAD (26), dan terakhir TR (33).
"Hari ini bertambah satu yaitu TR. Hal itu terekam di dalam video dan keterangan tiga orang saksi yang merupakan karyawan toko butik dan telepon seluler," kata Dody.
Penjelasan Puspomad Komandan Puspomad TNI Letjen TNI Dodik Wijanarko menyatakan, pengeroyokan dua anggotanya itu berawal dari salah paham di jalan raya.