Pendeta Ortodoks Yunani Ditembak dari Jarak Dekat saat Akan Tutup Gereja di Lyon, Motif Belum Jelas

Mengutip Al Jazeera, identitas korban diketahui yakni Nikolaos Kakavelaki, seorang warga negara Yunani berusia 52 tahun.

Editor: Ravianto
Philippe Desmazes/AFP
Penembakan di Lyon, Prancis - Petugas keamanan dan darurat di Lyon di lokasi di mana seorang penyerang bersenjatakan senapan melukai seorang pendeta Ortodoks. 

Tetapi, Callot menerangkan, dia segera meminta polisi untuk memberikan perlindungan dan keamanan di gerejanya setelah aksi penembakan tersebut.

"Kami cemas dan sedih. Ini benar-benar mengerikan," katanya.

"Sekarang, kita perlu bersembunyi dan berhati-hati," ungkapnya.

PM Jean Castex Kerahkan Pasukan Militer

Perdana Menteri Jean Castex menegaskan kembali janji pemerintah untuk mengerahkan pasukan militer di tempat-tempat keagamaan dan sekolah.

Dia mengatakan, orang Prancis dapat "mengandalkan bangsanya untuk mengizinkan mereka menjalankan agama mereka dengan aman dan bebas sepenuhnya".

Tidak ada yang menjaga gereja yang menjadi target di Lyon pada hari Sabtu, atau gereja di Nice pada hari Kamis.

Serangan yang Tuai Kecaman 

Lebih jauh, Kementerian Luar Negeri Yunani mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Kami mengutuk serangan terhadap seorang pendeta Ortodoks asal Yunani di dekat Gereja Kabar Sukacita di Lyon, Prancis."

Uskup Agung Ieronymos, Kepala gereja Ortodoks Yunani, mengecam "kengerian yang menentang logika manusia".

"Ekstremis intoleran dan fanatik, fundamentalis kekerasan dan kematian menggunakan agama sebagai peluru yang mengarah pada inti kebebasan dan terutama kebebasan berkeyakinan orang lain," katanya kepada wartawan di ibukota Yunani, Athena.

Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengutuk "tindakan keji di Lyon".

Dia menambahkan dalam sebuah cuitan bahwa "di Eropa, kebebasan hati nurani dijamin untuk semua dan harus dihormati, kekerasan tidak dapat ditoleransi dan harus dikutuk."

Sementara, Presiden Parlemen Uni Eropa David Sassoli mengatakan bahwa "Eropa tidak akan pernah tunduk pada kekerasan dan terorisme."

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved