MEGAWATI MARAH, Soekarno, Jokowi, dan PDI Dituding Sebagai PKI, Kritik Mahasiswa Tukang Demo

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri jengkel, dirinya kerap dituding sebagai PKI (Partai Komunis Indonesia) yang diidentikkan kejam dan sadis.

Editor: Kisdiantoro
TRIBUN BALI/RIZAL FANANI
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnopurtri menyampaikan pidato politiknya dalam pembukaan Kongres ke-V PDI Perjuangan di Bali, Kamis (8/8/2019). 

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri jengkel, dirinya kerap dituding sebagai PKI (Partai Komunis Indonesia) yang diidentikkan sebagai kelompok yang kejam dan sadis.

Megawati juga marah karena banyak orang yang juga menganggap Ir Soekarno dan Presiden Jokowi sebagai bagian dari PKI.

Dia mengatakan tudiangan itu tidak benar. Apalagi Jokowi adalah presiden yang dipilih langsung oleh rakyat.

Baca juga: Sandiaga Uno dan Megawati Jadi Jurkam Gibran, Ternyata Ini Alasannya

//

TRIBUNJABAR.ID - Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP menyatakan kekesalannya tentang orang-orang yang masih membahas soal PKI ( Partai Komunis Indonesia).

Hal tersebut disampaikan Presiden kelima RI itu saat meresmikan kantor PDI-P secara daring, Rabu (28/10/2020)

"Jadi ngapain orang zaman gini masih ngomongin PKI-PKI, buktikan dong, ada aturannya. Jangan hanya untuk membohongi rakyat. Lama-lama saya kesel," kata Megawati.

Megawati juga merasa heran karena dirinya kerap dituduh sebagai anggota PKI.

"Ini nanti kalian lihat kalau saya di-bully lawan, masa Presiden Kelima RI dibilang PKI terus," ujar Ketum PDIP tersebut.

Presiden kelima itu juga heran saat orang lain menuduh orang tuanya bagian dari PKI.

Hal ini dikarenakan ayahnya Presiden Sukarno dan ibunya Fatmawati adalah pahlawan berjasa dalam kemerdekaan RI.

Baca juga: AHY, Anak Presiden SBY, Dorong Jokowi Tegas kepada Emmanuel Macron yang Hina Nabi Muhammad SAW

Megawati uga menilai jika tudingan PKI yang ditujukan padanya dan keluarga tak beralasan.

Ditamah lagi karena  dirinya pernah menduduki jabatan anggota legislatif di era Orde Baru.

Di mana hal tersebut melalui proses penyaringan sangat ketat.

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnopurtri saat menyampaikan pidato politiknya dalam pembukaan Kongres ke-V PDI Perjuangan di Bali, Kamis (8/8/2019).
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnopurtri saat menyampaikan pidato politiknya dalam pembukaan Kongres ke-V PDI Perjuangan di Bali, Kamis (8/8/2019). (Tribun Bali/Rizal Fanani)

Di era Orde Baru, lanjut Megawati, seleuruh pejaat publik disaring ketat.

Hal ini menjadikan tak mungkin ada keturunan PKI bisa lolos menjadi pejabat. 

Oleh sea itulah, dia mengatakan jika isu PKI sengaja disebar untuk membodohi rakyat.

"Anggota DPR saya itu lewat penelitian khusus ditanyain Pancasila segala apa-apa lolos saya. Tiga kali. Jangan main-main loh. Satu kali kan lima tahun, dikurangi dua tahun, lalu saya jadi Wapres," kata Megawati.

Megawati bahkan juga menyinggung nama Presiden Jokowi.

"Pak Jokowi pilihan rakyat langsung loh (juga dituduh PKI). Kecuali tidak (dipilih) langsung. Ini rakyat langsung lho, dua kali kita pengusungnya, mau lagi dibilang katanya turunan bapak ibunya enggak jelas. Bayangkan ini Presiden RI," ungkap Megawati.

Menanyakan Sumbangsih Kaum Milenial, Megawati: Anak Muda Kita Jangan Dimanja

Dalam acara peresmian kantor PDIP secara daring, Rabu (28/10/2020), Megawati Soekarnoputri meminta anak muda Indonesia untuk tidak dimanja.

"Anak muda kita jangan dimanja, dibilang generasi kita adalah generasi milenial. Saya mau tanya hari ini apa sumbangsihnya generasi milenial yang sudah tahu teknologi membuat kita sudah viral tanpa harus bertatap langsung?" ujar Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Baca juga: Setelah Guru Tunjukkan Kartun Nabi Muhammad Dipenggal, Hari Ini 3 Orang Tewas, Satu Wanita Dipenggal

Presiden kelima Indonesia ini mempertanyakan sumbangsih generasi milenial ke Bangsa Indonesia selain hanya melakukan demo saja.

Satu di antaranya demonstrasi menolak Omnibus Law Undang-undang (UU) Cipta Kerja dalam beberapa hari terakhir.

"Apa sumbangsih kalian terhadap bangsa dan negara ini? Masa hanya demo saja," ujar Megawati.

Megawati juga menyarankan jika tak cocok dengan bisa datang ke DPR.

"Saya bilang pada mereka yang mau demo-demo. Ngapain sih kamu demo-demo. Kalau enggak cocok pergi ke DPR. Di sana ada yang namanya rapat dengar pendapat itu terbuka bagi aspirasi kalian," sambung Megawati.

Adanya pengrusakan fasilitas publik saat demonstrasi juga turut disayangkan.

Tak ada satu alasan, lanjut Mega, untuk membenarkan demontrasi boleh dilakukan dengan aksi vandalisme seperti pengrusakan fasilitas publik.

Dia juga meminta pada para demonstran untuk mengikuti aturan agar tidak merusak fasilitas publik yang ada.

"Ada aturannya bahwa boleh untuk merusak? Endak ada. Saya yakin. Kalau ada orang bilang ada mana sini. Kasih tahu saya," tukas Megawati.

(TRIUNNEWSWIKI.COM/Kaka, Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Megawati: Masak Presiden ke-5 Dituduh PKI Terus, Lama-lama Saya Kesal"

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved