Gedong Dalapan, Benteng Peninggalan Belanda di Cililin KBB, Bakal Dijadikan Cagar Budaya

Kabupaten Bandung Barat tak hanya kaya akan keindahan alam tetapi memiliki warisan sejarah yang harus dirawat

Penulis: Syarif Pulloh Anwari | Editor: Ichsan
tribunjabar/syarif pulloh anwari
Gedong Dalapan, Benteng Peninggalan Belanda di Cililin KBB, Bakal Dijadikan Cagar Budaya 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Pulloh Anwari

TRIBUNJABAR.ID, CILILIN - Kabupaten Bandung Barat (KBB) tak hanya kaya akan keindahan alam tetapi memiliki warisan sejarah yang harus dirawat sebaik-baiknya.

Salah satu saksi bisu perjuangan rakyat Indonesia terhadap penjajahan Belanda yakni benteng Belanda bernama Gedong Dalapan.

Benteng Gedong Dalapan ini merupakan sebuah bangunan berbentuk ruangan dan bunker yang memiliki ukuran kurang lebih 2x3 meter.

Bangunan itu ada delapan benteng yang letaknya terpisah-pisah di lokasi tepatnya di atas perbukitan bernama Bukit Pasir Gagak, RT 02/03, Desa Karanganyar, Kecataman Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Kondisi benteng tersebut kini kondisinya sudah rusak dan tak terurus. Tembok di setiap bangunannya itu sudah ada yang runtuh dan tertimbun oleh tanah dan rumput liar.

Kondisinya disekitar yang sudah beralih fungsi dijadikan area perkebunan seperti ditanam singkong, jagung dan sayuran.

Baca juga: Sepekan Positif Covid-19 di Kabupaten Cirebon Tambah 79 Orang, Mulai Balita hingga Petani Bawang

Gedong Dalapan, Benteng Peninggalan Belanda di Cililin KBB, Bakal Dijadikan Cagar Budaya 2
Gedong Dalapan, Benteng Peninggalan Belanda di Cililin KBB, Bakal Dijadikan Cagar Budaya 2 (tribunjabar/syarif pulloh anwari)

Sejarah Benteng Gedong Dalapan Versi Sesepuh Warga Setempat

Saat Tribun Jabar menyambangi lokasi Benteng Gedong Dalapan beberapa hari yang lalu, bertemu dengan sesepuh disana bernama Abah Atang (84) yang merupakan saksi bisu keberadaan Gedong Dalapan.

Menurut Abah Abang Benteng Gedong Dalapan yang merupakan benteng pertahanan Belanda itu itu dibangun sekitaran tahun 1912.

Selesai pembangunan benteng itu selama enam tahun pada tahun 1918.

Abah Atang menceritakan meskipun pembangunannya benteng Gedong Dalapan itu dirinya belum dilahirkan ke bumi, namun dari cerita turun temurun warga setempat, bangunan itu berhasil dibangun dibawah pimpinan bernama Tuan Bengkok dan Tuan Jackson.

Kala pada jamannya, Abah Atang yang masih berumur remaja pada saat itu masih jaman penjajahan Belanda melihat kemegahan bangunan yang terletak di atas bukit oleh tentara - tentara Belanda.

"Sepengetahuan Abah, masih remaja kondisi disini masih hutan Belanda, melihat bangunan itu dijadikan oleh tentara untuk perang jadi tempat pertahanan, tempat nyimpen senjata, terus ada tahanan yang dikurung di bangunan itu, sareng tempat memantau musuh, " ujar Abah Atang kepada Tribun Jabar di rumahnya.

Abah yang sudah sepuh mengingat lagi pada masa penjajahan Belanda, bahwa dirinya mengakui sempat melihat tank yang di bawa tentara Belanda bolak balik naik ke atas bukit yang sekarang dinamai bukit Pasir Gagak yang dulu sebenarnya bernama Bukit Pasir Gagah.

Dulu yang ia ketahui pembangunan benteng itu pemimpin Belanda memburuhkan pembangunannya kepada warga setempat selama enam tahun.

Setiap orangnya dibayar tiga ketip, yang merupakan uang tempo dulu dengan satuan uang kecil.

"Jadi dulu mah pembangunannya di buruhkeun, bayarna ge kata bapak saya tiku ketip, " ceritanya.

Soal penamaan Benteng Gedong Belanda dari sejarah yang diketahui tak ada nama yang pasti, namun karena benteng itu ada delapan ruangan, jadi dinamakan hingga kini Benteng Gedong Dalapan.

Abah Atang pun menyayangkan kondisi benteng itu kini sudah rusak dan tak terurus, dulu kondisinya masih utuh dan rak serusak sekarang ini. Karena banyaknya penjarahan besi-besi di benteng itu.

Menurut, Abah Atang, ada beberapa harta karun yang mempercayai masih tersimpan didalam ruangan itu milik pemerintah Belanda.

"Ya mau percaya atau tidak, banyak harta kartun peninggalan disana seperti pedang samurai disana, dan ada yang percaya emas masih tertimbun disana, " ujar Abah Atang.

Baca juga: Daftar Harga Mobil Bekas Toyota Avanza Tahun 2004-2006, Murah Mulai dari Rp 50 Jutaan Saja

Rute Menuju Benteng Gedong Belanda

Jika ingin menyambangi Benteng Gedong Belanda itu, tak sulit menemukannya karena meskipun letaknya berada di atas Bukit.

Lokasinya berada tak jauh dari waduk saguling.

Akses dari Bandung ke Benteng Gedong Belanda membutuhkan waktu perjalanan kurang lebih satu jam setengah untuk sampai ke Kantor Desa Karanganyar.

Dari kantor Desa Karanganyar ke lokasi benteng itu bisa di akses dengan jalan kaki selama kurang lebih 15 menit menuju ke atas bukit tersebut.

Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Bandung Barat dalam waktu dekat ini bakal memverifikasi peninggal Belanda di KBB salah satunya Benteng Gedong Belanda

Tim Ahli Cagar Budaya KBB berencana memasukkan Benteng Gedong Belanda yang ada di Cililin masuk database untuk di rekomendasikan kepada Bupati Bandung Barat Aa Umbara untuk di tetap sebagai Cagar Budaya.

"Sudah masuk database kita. Bulan ini sampai Desember tim ahli cagar budaya (TACB) KBB sedang verifikasi peninggalan-peninggalan yang ada di database kita, " ujar Kasie Sejarah dan Perpurbakalaan, Asep Diki Hidayat kepada Tribun Jabar melalui sambungan telepon, Sabtu (24/9/2020).

Menurut Asep menjelaskan untuk sampai saat ini pihaknya dengan TACB langkah awal hanya sampai dengan penetapan cagar budaya, sebab untuk sampai perbaikan atau revitalisasi bangunan bersejarah dilihat dari anggaran dulu.

"Untuk perbaikan (revitalisasi) sepertinya harus lihat dulu anggaran yang ada, sekarang situasi sedang pandemi seperti sekarang anggaran sedang disalurkan berkaitan dengan pencegahan /penanggulangan covid19," jelasnya 

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved