Vaksin Covid-19 Diharapkan Tersedia Bulan Depan, Ini Lho Proses dari Awal Hingga Vaksin Siap Dipakai
vaksin Covid-19 yang sampai saat ini masih dikembangkan dan direncanakan akan tersedia pada November 2020
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menjelaskan mengenai alur proses pembuatan sebuah vaksin, seperti vaksin Covid-19 yang sampai saat ini masih dikembangkan dan direncanakan akan tersedia pada November 2020.
Wiku mengatakan bahwa proses awal dalam pengembangan vaksin adalah penelitan dasar, yaitu meneliti virus dan dampak dari virus terhadap sel.
"Pada saat penelitian dasar ini sebenarnya kita menelusuri mekanisme potensial berdasarkan ilmu yang biasanya dipakai yaitu ilmu sains dan biomedis dan di dalam penelitian dasar ini biasanya kita meneliti tentang virus nya."
"Kemudian sel-sel yang terkait dengan virus tersebut, kemudian sel-sel yang diinfeksi oleh virus ini, kemudian diperbanyak dan kita ingin melihat sel-sel yang diperbanyak ini bagaimana reaksinya."
"Kemudian diekstraksi virusnya dalam jumlah yang lebih banyak dan proses ini biasanya sudah mulai dilakukan pembuatan vaksin dalam jumlah yang terbatas," kata Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan Sekretariat Presiden, Kamis, (22/10/2020).
Setelah penelitian dasar kemudian dilakukan uji praklinik.
Uji Pra klinik tersebut yakni menguji vaksin pada hewan percobaan. Tujuannya untuk mengetahui keamanan vaksin pada saat diuji ke manusia.
"Itu sering disebut sebagai study in Vitro dan in Vivo," katanya.
Apabila uji praklinik berjalan lancar artinya badan sel yang dimatikan dari virus tersebut aman pada hewan percobaan, maka selanjutnya dilakukan uji klinik.
Uji klinik terbagi ke dalam tiga fase, yakni fase pertama, kedua, dan ketiga.
Pada uji klinik fase pertama, vaksin diujikan kepada manusia dengan jumlah sampel minimal 100 orang.
Tujuan uji klinik fase 1 yakni untuk menilai dan memastikan keamanan pada manusia serta menilai farmakokinetik dan farmakodinamik.
"Jadi bagaimana proses vaksin itu tersebut masuk ke pada manusia dan melalui proses farmakokinetik dan farmakodinamik dan di dalam uji klinik fase 1 ini untuk menentukan rentang dosis aman," katanya.
Memasuki uji klinik fase 2, sampel yang digunakan yakni 100 sampai 500 orang.
Uji klinik fase 2 dilakukan untuk memastikan keamanan vaksin pada manusia, serta efektifitas vaksin dalam melawan virus.
Selain itu uji klinik fase 2 dilakukan untuk melihat rentang dosis vaksin.
"Menentukan rentang dosis optimalnya dan menentukan frekuensi dari pemberian dosis yang paling optimal serta menilai efek samping jangka pendek. Jadi kita pastikan di dalam klinis fase 2 ini ada beberapa hal yang diuji yaitu keamanan, efektivitas, rentang dosis yang optimal kemudian frekuensi pemberian dosis optimal serta efek samping jangka pendek," katanya.
Setelah itu uji klinik terkahir atau fase 3 menurut Wiku biasanya melibatkan jumlah sampel lebih besar yakni 1000 sampai 5000 orang.
Tujuannya untuk memastikan keamanan, efektivitas, serta resiko penggunaan pada populasi yang lebih besar.
Apabila uji klinik fase 3 lancar, maka selanjutnya masuk pada fase persetujuan.
"Di dalam fase persetujuan ini kita pastikan dapat persetujuan dari lembaga pengawas obat dan makanan serta kesehatan. Di dalam proses ini tentunya, apabila semuanya sudah berjalan dengan baik maka bisa masuk ke dalam proses persetujuan yang dilanjutkan dengan pembuatan vaksin dalam jumlah besar," pungkasnya.