Semua Relawan di Bandung Sudah Disuntik Vaksin Covid-19, Uji Klinis Ditargetkan Tuntas Maret 2021

Ketua Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Universitas Padjadjaran, Kusnandi Rusmil, mengatakan semua relawan

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ichsan
Istimewa/Twitter/Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tunjukan tanda setelah disuntik vaksin Covid-19. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ketua Tim Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Universitas Padjadjaran, Prof Kusnandi Rusmil, mengatakan semua relawan sudah mendapat suntikan pertama dosis vaksin Covid-19 dan lebih dari 1.000 orang sudah mendapat suntikan dosis kedua vaksin. Proses uji klinis vaksin ini ditargetkan selesai pada Maret 2021.

Seperti diketahui sebelumnya, terdapat 1.620 relawan uji klinis vaksin Covid-19 dari Sinovac China. Mereka menjalani penyuntikan pertama, kedua, dan dua kali pengambilan darah untuk pemeriksaan imunitas.

"Sekarang masih berjalan. Relawan yang sudah dapat suntikan pertama 1.620 orang. Yang dapat suntik kedua lebih dari 1.000. Yang diambil darah setelah penyuntikan kedua 800. Yang dari 1.620, akan kami ikuti sampai enam bulan penelitian ini. Laporan pertama sebanyak 540 subjek pada Januari kalau betul-betul selesai penelitiannya Maret," ujar Kusnandi di Bandung, Rabu (21/10).

Kusnandi mengatakan setelah uji klinis selesai tahun depan, peneliti akan mengetahui keamanan dan efektivitas dari vaksin tersebut. Utamanya, diperiksa juga dampak positif vaksin kepada tubuh relawan, yakni berupa imunitas terhadap Covid-19.

Baca juga: Januari-September 7 WNA Dideportasi dari Sukabumi, Mulai WNA Malaysia hingga Belanda

"Itu yang saya teliti vaksin dari Bio Farma. Nanti kalau sudah selesai Maret itu baru diproduksi besar-besaran untuk dijual dan dipergunakan dalam negeri nantinya," katanya.

Selama proses uji klinis ini, ujar Kusnandi, terdapat sejumlah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), tetapi masih dalam taraf ringan.

"Demam pasti ada, lemas pasti ada, nyeri di tempat suntikan juga masih ada. Tapi itu dalam batas normal. Mereka masih bisa beraktivitas. Sampai sekarang belum ada laporan yang menakutkan," tuturnya.

Uji klinis vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biopharm ini dilaksanakan oleh Unpad dan Biofarma. Ada enam lokasi yang digunakan untuk melaksanakan uji klinis ini, yakni Puskesmas Garuda, Puskesmas Dago, Puskesmas Sukapakir, Puskesmas Ciumbuleuit, Balai Kesehatan Unpad, dan RSP Unpad.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan di minggu ini akan menyiapkan penyuntikan vaksin Covid-19 bagi masyarakat Jawa Barat. Vaksin tersebut didapat dari pemerintah pusat dari sejumlah negara produsen vaksin.

Baca juga: Juventus Gonta-ganti Formasi, Andrea Pirlo: Ide Saya untuk Mengubah Formasi Masih Banyak

"Minggu ini ada rencana kami melakukan simulasi persiapan penyuntikan vaksin di Depok. Kemungkinan hari Kamis, sebagai respon dari persiapan adanya gelombang satu pemberian vaksin sebanyak sembilan juta ke Republik Indonesia," kata Gubernur di Markas Kodam III Siliwangi, Senin (19/10).

Pemberian vaksin tahap pertama ini, katanya, memang diarahkan ke daerah yang secara epidemiologi memiliki kasus Covid-19 tertinggi, yaitu di kawasan Jabodetabek. Jawa Barat sendiri, ujarnya, mengajukan kurang lebih tiga juta vaksin untuk daerah Bodebek (Bogor-Depok-Bekasi).

"Akan kita simulasikan kesiapannya, karena Bodebek ini hanya memiliki 1.000 tenaga penyuntik vaksin yang sudah dilatih. Sehingga akan kita simulasikan apakah seribuan tenaga ini memadai atau masih harus ditambah," ujarnya.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan tengah menyusun skema pemberian vaksin Covid-19 kepada masyarakat Jawa Barat. Pembahasan ini untuk memastikan urutan daerah atau golongan masyarakat yang terlebih dulu mendapat vaksin.

Seperti diketahui, kata Gubernur yang akrab disapa Emil ini, vaksin Covid-19 dibagi menjadi dua jenis, yakni vaksin yang dibeli pemerintah dari sejumlah negara lain secara langsung, dan vaksin yang tengah diuji coba di Bandung dan akan diproduksi sebanyak ratusan juta dosis oleh PT Biofarma di dalam negeri.

Vaksin dari luar negeri ini, katanya, kemungkinan dapat mulai disuntikkan pada November 2020. Sedangkan yang diproduksi di Biofarma masih menjalani uji klinis, dan baru bisa diproduksi tahun depan.

"Untuk vaksin, penting yang diketahui vaksin itu terbagi atas dua vaksin, yang dibeli langsung itu kemungkinan bulan depan dan Desember sudah hadir. Kedua, ada vaksin yang dites kepada diri saya, yang akan diproduksi di dalam negeri oleh Biofarma yang jumlahnya bisa ratus juta dosis," katanya di Pusdai Jabar, Rabu (14/10).

Baca juga: Kata-kata Hari Santri 2020, Cocok Buat Ucapan Hari Santri Nasional, Bagikan di WhatsApp, FB, dan IG

Namun untuk vaksin yang dibeli dari luar negeri, dia menyampaikan, jumlahnya terbatas. Karena itu, saat ini tengah mencari formasi yang tepat mengenai pihak yang didahulukan memperoleh vaksin.

"Siapa yang yang didahulukan dalam memperoleh vaksin, nanti komposisinya di mana di mananya, tentu akan kita informasikan. Tapi yang pasti didahulukan kepada mereka yang berada di garis depan, tenaga kesehatan. Kedua didahulukan di zona merah, di daerah-daerah yang paling parah," katanya.

Terkait dengan jumlah vaksin yang akan didapatkan masyarakat, saat ini masih dalam pembahasan. Saat ini Emil sedang menunggu secara detail kabar tersebut.

"Mungkin dalam minggu-minggu ini ada kabar detail yang diberi secara langsung untuk masyarakat Indonesia khususnya Jawa Barat. Saya jadi relawan sudah dites suntik dua kali, Desember akan dicek. Apakah darah saya imun atau tidak. Kalau imun maka bisa diproduksi berjuta-juta untuk semua orang," tuturnya.

Lebih lanjut, dia menilai, ada dua hal yang akan mengakhiri pandemi, yakni orang sakit yang sembuh oleh obat dan orang sehat yang imun oleh vaksin. Karena itu, dia berharap dengan adanya kabar bahwa vaksin sudah datang ke Indonesia, dapat menjadi cerita akhir dari pandemi yang melelahkan ini.

"Maka kita harus berikhtiar supaya jumlahnya sesuai dengan yang membutuhkan. Karena vaksin itu juga disuntikkan harus dua kali. Jadi jumlah penduduk Indonesia itu banyak, juga harus di kali dua. Itu sebuah tantangan yang luar biasa, tapi berita baik itu sudah dekat Insya Allah," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved