WAWANCARA KHUSUS KETUA KADIN JABAR: Program yang Jadi Skala Prioritas hingga 2024
Kepada Tribun Jabar, Cucu Sutara membeberkan sejumlah program Kadin Jabar yang menjadi skala prioritas hingga 2024 di bawah nakhodanya.
Penulis: Kemal Setia Permana | Editor: Seli Andina Miranti
T: Bagaimana program 100 hari kerja Anda?
C: Ada sembilan program 100 hari yaitu; 1) Pemulihan ekonomi; 2) Peningkatan Investasi dalam dan luar negeri; 3) Pertumbuhan produk ekspor dan pengembangan produk substitusi impor; 4) Penguatan dan pertumbuhan UKM, ekonomi desa, dan ekonomi pesantren; 5) Pemerkayaan industri dan ekonomi keeatif; 6) Pengembangan SDM unggul, produktivitas dan transformasi teknologi terapan dan digitalisasi; 7) Peningkatan pengusaha kecil menjadi kelas menengah; 8) Pengembangan kemitraan strategis dengan berbagai pemangku kepentingan; serta terakhir, 9) Pemberdayaan kadinda dan asosiasi, dan pembangunan kantor Kadinda secara bertahap.
T: Bagi mereka (pengusaha) yang belum tersentuh digital, apa program dan strategi Anda?
C: Saya membuat program bernama Pojok Digitalisasi Marketing di setiap daerah, tahap awal ini saya akan membuat di setiap kota kabupaten Jabar, kemudian bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk membuat pojok digital di setiap kecamatan, itu sangat memungkinkan, apalagi Tribun Jabar bisa bantu, saya sangat senang hati.
Saat ini kalau kita kehilangan informasi, peluang kita selesai. Habis. Makanya program digital ini sangat penting. Misal, sekarang program pengadaan di pemerintah sudah pakai sistem digital. Semua serba e-katalog. Sadar tidak sadar, mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus melek digital, tanpa kecuali. Siapapun.
T: Salah satu program strategis Kadin Jabar adalah melakukan kolaborasi dengan pemerintah daerah. Apakah ada hambatan dari teman-teman pengusaha di daerah selama ini?
C: Bicara soal kondisi saat ini, di tengah pandemi Covid-19, kami dengan pemerintah punya tiga kegiatan yang harus dilakukan bersama.
Pertama adalah penyelamatan, kedua adalah pemulihan dan ketiga adalah normalisasi. Saat-saat inilah (di tengah pandemi) yang penting dilakukan karena hampir semua sektor usaha terdampak.
Itu akan berdampak kepada kebijakan rasionalisasi perusahaan, mau tidak mau, karena kita tahu ketika perusahaan menggaji mereka, itu dari perputaran (operasional bisnis). Bayangkan sekarang banyak perusahaan WFH (work from home), banyak perusahaan tutup produksi, banyak pembayaran di-hold, pengiriman di-pending. Tidak ada perputaran. Berat sekali kondisi ini.
Saya apresiasi tim Gugas ekonomi yang memberikan kebijakan-kebijakan di dalam rangka penyelematanan ekonomi. Harapan saya, mulai Oktober ini sudah harus dimulai langkah penyelematan. Contoh, relaksasi perbankan, serta sektorbyang sangat berkaitan dan dibutuhkan masyarakat, yaitu pangan.
Pangan banyak sekali dibutuhkan UMKM. Ini berkaitan dengan penguatan pertumbuhan ekonomi, termasuk di pedesaan. UMKM adalah sektor usaha yang ping bisa bertahan saat ini, makanya harus tetap diberdayakan, sementara sektor usaha besar bisa diupayakan dengan relaksasi.
T: Kira-kira regulasi apa yang harus didorong untuk pengusaha agar tidak berbenturan dengan aturan dan memudahkan tetap bertahan dalam kondisibsaat ini?
C: Pemerintah sebagai regulator harus memahami kondisi objektif perusahaan. Para regulator juga harus memiliki jiwa entrepreneur, bukan berarti harus berbisnis, tapi merasakan apa yang dirasakan pengusaha.
Dari sisi regulasi tentunya harus memberikan kemudahan-kemudahan, misalnya kemudahan bayar pajak, listrik, PBB dan lain-lain. Harus ada regulasi yang mempermudah pengusaha untuk bangkit kembali. Ini saatnya pemerintah mengeluarkan kebijakan yang berpihak kepada pemerintah.
T: Selain membuka Rumah Kadin yang bisa diakses siapapun, apakah teman-teman di Kadin akan melakukan road show ke daerah?