Breaking News

Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UBK Berikan Penyuluhan dan Pembinaan Wanita Pasangan Usia Subur

Kebijakan beraktivitas dari rumah selama pandemi Covid-19 tidak hanya memicu meningkatnya kasus perceraian.

Penulis: Cipta Permana | Editor: Giri
Tribun Jabar/Cipta Permana
Tim pengabdian masyarakat UBK berfoto bersama dengan bidan Yanyan Mulyani dan para peserta penyuluhan dan pembinaan program Pendampingan Wanita Pasangan Usia Subur Dalam Penggunaan Kontrasepsi Sebagai Upaya Menekan Baby Booms di Masa Pandemi Covid-19" di Klinik Bidan Yanyan Mulyani, Jalan Sayati Hilir, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Senin (19/10/2020). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kebijakan beraktivitas dari rumah selama pandemi Covid-19 tidak hanya memicu meningkatnya kasus perceraian, tapi juga ancaman ledakan angka kelahiran yang tidak terkendali atau baby booms.

Fenomena yang tengah menjadi satu isu hangat saat ini tersebut dipicu oleh beberapa faktor. Faktor itu mulai dari keterbatasan akses menuju fasilitas kesehatan, hingga kurangnya tingkat kesadaran pasangan usia subur (PUS) untuk memahami pentingnya keikutsertaan program keluarga berencana (KB).

Hal ini pun berdampak pada menurunya penggunaan alat kontrasepsi hingga 40 persen pada PUS, berdasarkan data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Kondisi ini pun kemudian direspons oleh para dosen Prodi D-III Kebidanan, Kesehatan Masyarakat, dan D-IV Keperawatan Anastesi, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bhakti Kencana (UBK), dengan menggelar program pengabdian masyarakat. Kegiatan itu bertema "Pendampingan Wanita Pasangan Usia Subur Dalam Penggunaan Kontrasepsi Sebagai Upaya Menekan Baby Booms di Masa Pandemic Covid-19" di Klinik Bidan Yanyan Mulyani, Jalan Sayati Hilir, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung.

Kegiatan penyuluhan dan pendampingan yang dilaksanakan oleh tim program pengabdian masyarakat UBK yaitu, Intan Yusita SST., M.Keb (Prodi D-III Kebidanan); Dr. Ratna Dian Kurniawati, M.Kes (Kesehatan Masyarakat); Linda Rofiasari, SST., M.Keb (Prodi D-III Kebidanan); Antri Anriani, SST., M.Kes (D-III Kebidanan); dan Richa Noprianty, S.Kep., Ners., MPH (D-IV Keperawatan Anestesi) tersebut, telah dilaksanakan sejak awal September. Mereka memanfaatkan metode komunikasi persuasif yang dikemas dalam media interaktif berbasis IT yang diperkaya oleh tampilan audio visual yang menarik.

"Dampak dari pembatasan aktivitas di masa pandemi ini, turut mempengaruhi peningkatan terjadinya kasus perceraian, tindak aborsi, hingga ledakan angka kelahiran yang tidak terkendali atau baby booms. Maka, melalui kegiatan penyuluhan dan pendampingan secara daring bagi PUS ini, menjadi salah satu upaya kami dalam membatasi jumlah kelahiran anak dan menurunkan dampak terjadinya baby booms," ujar ketua pelaksana, Intan Yusita, di sela pelaksanaan program pengabdian masyarakat di Klinik Bidan Yanyan Mulyani, Senin (19/10/2020).

Intan menuturkan, dalam program pengabdian masyarakat tersebut, pihaknya pun melakukan edukasi dan sosialisasi terkait penggunaan aplikasi "Klik KB" yang sudah diluncurkan oleh BKKBN tahun 2020, sebagai sarana informatif dan komunikanikatif serta pembelajaran interkatif, yang dapat diakses para PUS dimana pun dan kapan pun melalui Android masing-masing.

"Melalui pola edukasi dan pendampingan terhadap penggunaan kontrasepsi, termasuk sosialisasi pemanfaatan aplikasi "Klik KB" bagi para wanita pasangan usia subur, dapat berdampak pada meningkatnya pelayanan bidan dalam mendukung program KB, sekaligus meningkatkan jumlah sasaran akseptor KB yang datang mengakses layanan fasilitas kesehatan tersebut," ucapnya.

Intan menambahkan, berdasarkan hasil dari upaya edukasi dan pendampingan selama satu bulan lebih tersebut, tercatat terjadinya peningkatan pemahaman.

Sebelum penyuluhan dilakukan, dari 30 orang wanita PUS yang ikut serta dalam program tersebut, terdapat 17 orang atau 51 persen orang memiliki pemahaman yang kurang terhadap pentingnya penggunaan kontrasepsi.

Namun setelah program tersebut diberikan, terjadi peningkatan presentase pemahaman menjadi 78 persen.

"Sebagaimana esensi dari meningkatnya pengetahuan yaitu, dapat mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih baik. Maka kami berharap, hasil dari upaya ini dapat terus menumbuhkan pemahaman yang lebih luas bagi wanita PUS untuk dapat lebih menerima informasi positif, khususnya terkait penggunaan kontrasepsi, serta menumbuhkan keinginan untuk ikut serta dalam program KB yang telah di canangkan oleh pemerintah, dalam upaya mengantisipasi terjadinya Baby Booms di Indonesia, khususnya di Kabupaten Bandung," katanya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved