Prabowo Subianto Akhirnya Bisa Masuk Amerika Serikat Lagi, Mendapat Undangan Khusus, Ada Apa?
Pemerintahan Presiden Donald Trump menyambut Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo Subianto ke Pentagon pada hari Jumat.
Tapi kali ini Menteri Pertahanan RI itu diundang mengunjungi negeri Paman Sam.
Undangan datang langsung dari Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper.
Dalam surat undangan itu Prabowo Subianto diminta berkunjung ke Amerika Serikat pada 15 Oktober-19 Oktober 2020.
Undangan itu diterima Prabowo setelah Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dilaporkan memutuskan untuk mengeluarkan visa kepada Prabowo Subianto.
Dilansir Tribunnews.com, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, melihat undangan Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper kepada Menhan Prabowo ke AS sebagai bagian dari strategi menghadapi Cina.
Menhan AS undang Prabowo berkunjung ke Negeri Paman Sam pada 15-19 Oktober 2020.
Baca juga: Ramalan Zodiak Sabtu 17 Oktober 2020, Leo: Persahabatanmu Akan Timbul Sedikit Gesekan
Baca juga: Nikita Mirzani Blak-blakan, Ini yang Dilakukan Gofar Hilman Saat Lihat Dia Telanjang
Menurut Buku Putih Departemen Pertahanan AS disebutkan, China berniat untuk membangun pangkalan militer di Indonesia.
"AS melihat hal ini karena kedekatan ekonomi Indonesia terhadap China. Dikhawatirkan ketergantungan ekomomi Indonesia terhadap China akan melemahkan prinsip Kebijakan Luar Negeri Indonesia yang bebas aktif," ujar Rektor Universitas Jenderal A. Yani kepada Tribunnews.com, Minggu (11/10/2020).
"Indonesia diprediksi oleh AS akan jatuh ke tangan Cina dengan ketergantungan ekonominya dan mudah dikendalikan oleh Cina," jelas Hikmahanto.
Padahal, lanjut dia, Indonesia adalah negara strategis dan memiliki peran yang sentral di kawasan Asia Pasifik, baik untuk AS maupun Cina.
Oleh karenanya, kata dia, Menhan AS mengundang Menhan Indonesia untuk memperkuat kerja sama pertahanan kedua negara.
Namun dibalik kerjasama itu, dia menjelaskan, AS ingin agar Indonesia tidak jatuh dalam perangkap Cina.
"AS juga ingin memberi pesan kepada Cina bahwa Indonesia berpihak kepada AS, utamanya dalam ketegangan AS-Cina di Laut Cina Selatan," paparnya.
Dalam konteks ini, imbuh dia, Menhan Indonesia harus tetap berangkat ke AS untuk menghadiri undangan Menhan AS.
"Keberangkatannya untuk menegaskan Indonesia bersahabat dengan siapapun negara," ucapnya.