Balai Rehabilitasi Wyataguna Ditutup Sementara, Ada Warga Binaan yang Positif Corona
Meskipun, Ia menjelaskan, bahwa yang terpapar virus korona di Wyataguna adalah orang tanpa gejala (OTG).
Penulis: Cipta Permana | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Sensorik Netra (BRSPDSN) Wyataguna Bandung menghentikan seluruh aktivitas kegiatannya sementara waktu, menyusul ditemukannya sejumlah warga binaan terkonfirmasi positif covid-19.
Dengan adanya temuan tersebut, tempat yang berlokasi di Jalan Padjajaran, Kota Bandung itu pun telah ditutup rapat sejak tanggal 7-21 Oktober 2020.
Saat dikonfirmasi Kepala BRSPDSN Wyata Guna Darsono membenarkan hal tersebut, dan mengatakan temuan kasus, bermula saat mendapati hasil tes usap (swab test) warga binaan pada tanggal 6 Oktober lalu.
Di mana, sebagian besar orang dinyatakan terkonfirmasi covid-19.
Bahkan, dengan adanya hasil tersebut, dirinya mengaku sangat terkejut, pasalnya satu pekan sebelumnya seluruh peserta tes mengikuti rapid tes, dan hasilnya non reaktif.
Meskipun, Ia menjelaskan, bahwa yang terpapar virus korona di Wyataguna adalah orang tanpa gejala (OTG).
"Jadi kita seminggu sebelumnya melakukan rapid test, hasil rapid test non-reaktif. Tapi kita ingin benar-benar aman agar terhindar, oleh karena itu tanggal 5 Oktober diswab semua, peserta tesnya hampir 100 orang."
"Ketika hasilnya keluar besoknya, (6 Oktober), saya sangat kaget, karena jumlah yang terpapar covid-19 cukup banyak."
"Karena kami tidak ingin kasus ini terus meluas, maka kami langsung mengambil langkah-langkah seperti, menghentikan seluruh aktivitas, menerapkan WFH, dan melakukan isolasi mandiri bagi yang terpapar, ada yang di rumah dan sebagian besar di balai," ujarnya melalui telepon, Jumat (16/10/2020).
Darsono menuturkan, setelah beberapa hari menjalani isolasi, tes usap lanjutan pun dilakukan dan hasilnya sebagian besar telah dinyatakan negatif atau sembuh, dan yang masih positif kembali diminta untuk melakukan isolasi mandiri.
"Sekarang tinggal satu orang yang masih harus melanjutkan isolasi mandiri, karena masih positif karena baru menjalani isolasi mandiri selama 10 hari," ucapnya.
Darsono menjelaskan, sejak ditutup, kompleks Wyata Guna terus dilakukan sterilisasi dengan menggunakan cairan disinfektan.
Terlebih, selama ini kegiatan penyemprotan disinfektan telah menjadi agenda rutin selama selama pandemi ini berlangsung.
"Insya Allah kita akan buka kembali dengan protokol yang sangat ketat, karena ada yang masih harus diisolasi. Penelusuran pun terus dilakukan, dan hasilnya, meski ada anggota keluarganya yang telah turut terpapar, namun sebagian besar anggota keluarga dinyatakan negatif," ujar Darsono.
Kejadian ini, ujar Darsono, memberikan pelajaran yang berharga mengenai penanganan COVID-19.
Ia pun menekankan agar warga pada umumnya tidak minder atau takut untuk memeriksakan diri dari COVID-19 ke lembaga yang berkompeten.
"Setidaknya setelah diketahui akan lebih cepat ditangani, kita tidak tahu siapa OTG dan darimana dia terpapar, nah dengan pemeriksaan kita bisa memetakan, begitu sembuh pun akan terbentuk imunitas yang alami," katanya.(Cipta Permana).