Tak Tepat Jika Guru Terus-terusan Beri Tugas untuk Siswa selama KBM Jarak Jauh, Ini Pandangan Pakar

Guru dinilai tidak tepat jika menyampaikan pelajaran kepada peserta didik selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) hanya dengan melalui tugas.

Editor: Ravianto
TikTok/nyas_
Viral curahan hati (curhat) seorang siswi yang mengaku mendapat banyak tugas sekolah hingga menumpuk. 

"Kemudian jumlahkanlah berapa meter selama satu minggu," ungkap Imam.

Ketika harus mengalikan, lanjut Imam, siswa bisa diberikan harga 1 kilowatt listrik untuk dikalikan dengan total nilai meteran selama seminggu.

"Sehingga uang yang dikeluarkan bapak ibu di rumah itu berapa bisa terlihat," ungkap Imam.

"Jadi kita tidak menuntut murid berhitung yang banyak, tapi konteks bagaimana literasi numerik dipunyai."

"Bagaimana bilangan digunakan untuk menyelesaikan masalah," ungkap Imam.

Tidak hanya sebatas menghitung biaya, Imam menyebut siswa bisa diminta untuk mengamati angka harian dalam seminggu.

"Bisa ditanyakan kapan listrik paling banyak digunakan, sehingga mungkin bisa didapatkan penyebabnya, o karena AC lupa dimatikan atau sebagainya," terang Imam.

"Guru perlu kreativitas untuk mengembangkan isi pembelajaran, pembelajaran berbasis kompetensi bukan berbasis pada materi," tandasnya.

Ingatkan Orang Tua untuk Ajarkan Kejujuran

Selain mengingatkan guru, Imam juga mengingatkan pentingnya mendidik nilai kejujuran.

Imam menyebut mengerjakan tugas sekolah anak selama PJJ dinilai mengajarkan nilai ketidakjujuran.

Hal itu diungkapkan pakar pendidikan dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Imam Sujadi.

Imam menyebut peserta didik sebisa mungkin mengerjakan tugasnya sendiri.

"Orang tua saat ini jangan mem-back up tugas sekolah anak, pekerjaan anaknya dikerjakan oleh ibunya, ibunya yang mengumpulkan, itu mendidik tidak jujur," ungkap Imam.

Imam mengatakan anak harus diminta untuk mengerjakan sebisanya.

"Coba mereka mengerjakan sejauh mana sebisanya, andaikan tidak bisa, tugas orangtua itu mengomunikasikan kepada guru."

"Sampaikan jika anak-anak itu tidak bisa mengerjakan, supaya guru punya inovasi atau strategi lain cara membelajarkannya seperti apa," jelas Imam.

Menurut Imam, hal demikian sangat jarang ditemui di masa PJJ saat ini.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved